Oleh: Winarto
Anak merupakan salah satu aset bangsa, yang sangat menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Bertepatan dengan peringatan hari anak nasional tanggal 23 Juli 2023, maka marilah kita menyadari kembali akan arti pentingnya perlindungan terhadap anak. Perlindungan yang dimaksud adalah perlindungan hakiki dimana dapat menyelamatkan masa depan anak, apapun latar belakang dan kondisi mereka. Salah satu perlindungan terhadap anak ini tentunya dengan memastikan bahwa mendapatkan hak-haknya dan terhindar dari berbagai bentuk kekerasan yang dapat mengganggu tumbuh dan berkembangnya anak. Untuk hal tersebut maka kita perlu memberikan pendidikan yang terbaik terhadap anak, selaku genarasi penerus bangsa.
Salah satu filosofi pendidikan terhadap anak adalah mendidik
dengan pola asah, asih asuh. ASAH berarti mengasah, memperuncing atau bermakna
mempertajam tentang sesuatu hal. Dalam konteks ini bermakna mempertajam
pengetahuan dan ketrampilan. Di jaman yang semakin maju dengan pesat ini konsep
asah menjadi suatu hal yang wajib bagi setiap insan manusia tanpa kecuali.
Proses mempertajam pengetahuan dan ketrampilan ini dapat dilakukan dimanapun
kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Tujuannya apa? Agar kita menjadi generasi yang cerdas, kuat, dan mandiri,
artinya generasi yang siap dan mampu menghadapi segala kemungkinan dan
tantangan yang terjadi di masa mendatang.
Selanjunya kata ASIH, mengandung makna mengasihi,
memberi, artinya orang memiliki ilmu dan pengetahun tidaklah cukup dimiliki
saja, namun wajib untuk diamalkan. Ada pepatah yang mengatakan bahwa berilmu
tetapi tidak beramal, maka ibarat pohon yang besar tetapi tidak berbuah. Kondisi
tersebut tentunya TIDAK kita inginkan. Oleh karena itu maka kita perlu untuk
mengamalkan ilmu dan pengetahuan yang kita miliki semampu kita untuk menunjang
kemaslahatan ummat. Kita harus mampu menjadi bagian yang menjadi pemberi solusi
terhadap berbagai permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, BUKAN
malah sebaliknya. Berikan kontribusi yang terbaik apapun posisi dan kondisi
kita saat ini.
Filosofi ketiga dalam proses pendidikan adalah ASUH.
Makna dari asuh adalah melindungi, mengayomi, artinya kita sebagai warga negara
yang baik harus mampu mengembangkan sikap melindungi, mengayomi dan menghormati
harga diri dan martabat orang lain. Dalam kurun waktu masa yang akan datang
sikap seperti ini perlu kita tumbuh kembangkan agar persatuan dan kesatuan
bangsa semakin kuat. Kuncinya adalah menumbuhkan kesadaran akan sikap
toleransi, saling menghormati dan saling menghargai diantara sesama.
Problematika Anak Bangsa
Melihat dan mencermati dari kondisi generasi penerus
bangsa, khususnya di bidang pendidikan tentunya masih banyak yang perlu kita
benahi. Kita akan melihat problematika dari sisi diri anak itu sendiri. Point utamanya adalah masalah SOFT SKILL. Dari
sikapnya bisa dikatakan semangat belajar sebagian besar generasi penerus bangsa
kita masih kurang. Semangat juangnya juga masih lemah. Hal ini dapat kita lihat
dari sebagian besar anak bangsa belum sepenuhnya menunjukkan sikap dan perilaku
yang produktif, yang dapat mengatasi permasalahan dan probllematika pokok dalam
kehidupannya. Contoh sederhananya saja misalnya tentang kebodohan,
keterbelakangan kemiskinan ataupun daya saing yang masih lemah, anak-anak kita masih
belum bisa lepas dari probematika tersebut. Inilah problematika mendasar yang harus
dicari benang kusutnya, agar dapat dipecahkan dengan segera, karena menyangkut nasib
masa depan bangsa.
Selanjutnya kita juga menyadari bahwa generasi penerus
bangsa idealnya adalah generasi yang berkarakter dan kompeten di bidangnya.
Namun dalam kenyatanya karakter yang dimiliki anak bangsa masih lemah,
sementara kompetensinya juga masih belum bisa diandalkan, sehingga memberikan
dampak yang tidak kita inginkan, dalam setiap persaingan atau kompetisi. Karakter
anak merupakan kunci pokok kemajuan bangsa. Lalu, karakter yang seperti apa
yang dibutuhkan dan diperlukan?
Pertama Sikap DISIPLIN. Disiplin merupakan sikap taat dan patuh pada
aturan dan tata nilai yang berlaku. Aturan dan tata nilai yang berlaku tentunya
disusun BUKAN tanpa sebab dan tujuan, namun telah dirancang secara matang untuk
menggapai visi dan misi yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Untuk hal
tersebut, maka kita harus menyadari akan arti pentinganya mengembangkan sikap
disiplin. Sikap disiplin harus kita biasakan dan selanjutnya akan menjadi
budaya di lingkungan di mana kita berada.
Kedua, Sikap INTEGRITAS. Ntegritas atau integrity merupakan sikap berkomitment,
bersungguh-sungguh dalam memegang dan menjalankan aturan, norma dan nilai yang
berlaku. Sikap ini penting dan perlu dibudayakan khususnya dalam lingkingan
dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja (DUDIKA).
Ketiga, Sikap TANGGUNG JAWAB. Tanggung jawab merupakan sikap bersunggung-sungguh
dalam mengemban atau melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Pribadi yang
bertanggung jawab akan mengoptimalkan potensinya dalam menjalankan tugasnya. Sikap
seperti ini menjadi sangat penting khususnya dalam menunjang kinerja suatu
institusi.
Keep Spirit....
Semoga bermanfaat...!!!
Related Post:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar