Oleh: Winarto
Supervisi akademik
memiliki 3 tahaban utama, yaitu tahap pertemuan awal, tahab observasi
pembelajaran dan tahap pertemuan balikan. Ketiga tahap tersebut merupakan upaya
untuk memotret kondisi sesungguhnya guru yang akan disupervisi yang selanjutnya
diharpakan dapat ditemukan solusi efektif untuk membentu guru yang bersangkutan
dalam upaya meneingkatkan kompetensi guru. Berikut ini uraian singkat tentang
ketiga tahab supervisi akademik tersebut:
Tahap Pertemuan Awal
Pertemuan awal, disebut
juga dengan pre observation conference atau planning conference, yang bertujuan
agar kepala sekolah dan guru bersamasamamengembangkan kerangka kerja observasi
kelas yang akan dilaksanakan.
Guru yang akan disupervisi menyiapkan RPP, dan
kepala sekolah sebagai supervisor mempelajari dan memahami tujuan pembelajaran
yang akan dicapai (Quiroz, 2015), menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan
supervisi proses pelaksanaan pembelajaran, dan menentukan aspek-aspek yang akan
diobservasi dan cara mengobservasinya.
Hasil akhir pertemuan
awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja antara kepala sekolah dan guru.
Tujuan supervisi klinis dapat dicapai apabila dalam pertemuan awal tercipta
kerja sama, hubungan kemanusiaan dan komunikasi yang baik antara kepala sekolah
sebagai supervisor dengan guru yang akan disupervisi. Kualitas hubungan yang
baik antara kepala sekolah dan guru akan berdampak secara signifikan terhadap
kesuksesan tahap berikutnya dalam proses supervisi klinis. Ada tujuh kegiatan
teknis yang penting diperhatikan dan dilaksanakan dalam pertemuan awal ini,
yaitu:
1. menciptakan hubungan
yang akrab dan terbuka antara kepala sekolah dan guru.
2. mengidentifikasi hal
yang perlu dikembangkan guru dalam proses pembelajaran.
3. menerjemahkan
permasalahan guru dalam perilaku yang bisa diobservasi,
4. menentukan
langkah-langkah untuk memperbaiki proses pembelajaran guru,
5. membantu guru menentukan
tujuan perbaikannya sendiri,
6. menentukan waktu
pelaksanaan dan instrumen observasi kelas,
7. memperjelas konteks
proses pembelajaran dengan menentukan data apa yang akan peroleh.
Tahap Observasi
Pembelajaran
Tahap kedua dalam proses
supervisi klinis adalah mengamati proses pembelajaran secara sistematis dan
objektif, di mana kepala sekolah atau pengawas sekolah mengamati guru mengajar
sebagaimana digariskan dalam RPP (Quiroz, 2015). Aspek-aspek yang akan
diobservasi harus sesuai dengan hasil diskusi antara kepala sekolah dan guru pada
pertemuan awal.
Tahap Pertemuan Balikan
Pertemuan balikan atau
pertemuan pemberian umpan balik dilakukan segera setelah melaksanakan observasi
proses pembelajaran, dengan ketentuan bahwa hasil observasi sudah dianalisis
terlebih dahulu. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah bersama-sama
membahas hasil pengamatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh kepala
sekolah. Inti pembicaraan dalam pertemuan balikan ini difokuskan pada
identifikasi dan analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan
murid yang diharapkan dengan perilaku aktual guru dan murid, serta membuat
keputusan tentang apa dan bagaimana langkah yang seharusnya diambil untuk
menindaklanjuti perbedaan tersebut. Ada lima manfaat
pertemuan balikan bagi guru (Goldhammer, Anderson, & Krajewski, 1981),
yaitu:
- guru bisa termotivasi dalam pekerjaannya dengan diberikannya penguatan dan kepuasan;
- kepala sekolah dan guru dapat bersama-sama mendefinisikan secara tepat isu-isu dalam pengajaran;
- bila perlu dan memungkinkan, kepala sekolah dapat mengintervensi secara langsung untuk memberikan bantuan didaktis dan bimbingan bagi guru;
- guru bisa dilatih untuk melakukan supervisi terhadap dirinya sendiri; dan
- guru bisa diberi pengetahuan tambahan untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan analisis diri secara profesional pada masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar