Rekonsiliasi bank adalah catatan informasi yang
menjelaskan tentang perbedaan-perbedaan kas antara catatan yang
dilakukan oleh bank dengan catatan yang dilakukan oleh perusahaan. Rekonsiliasi ini terjadi
karena perusahaan sebagai nasabah dari sebuah bank melakukan aktivitas transaksi
yang melibatkan oleh pihak bank. Transaksi ini meliputi
penerimaan atau pengeluaran kas yang melibatkan pihak ketiga (konsumen)
Mengapa perlu dilakukan rekonsiliasi? Karena terjadi
perbedaan saldo antara catatan kas yang dilkukan oleh perusahaan dengan oleh
pihak bank. Perbedaan disebabkan terdapat beberpa transaksi yang telah
dilakukan namun belum dicatat oleh pihak perusahaan atau bank. Pihak perusahaan
akan melakukan jurnal penyesuaian atas trasnaksi yang belum dicatat tersebut
agar menunjukan saldo kas yang sebenarnya.
Fungsi Rekonsiliasi Bank
Secara umum rekonsiliasi bank memiliki fungsi untuk
mengetahui penyebab terjadinya perbedaan catatan saldo kas perusahaan dengan catatan
saldo kas di bank. Berikut ini merupakan fungsi khusus dari rekonsiliasi bank:
- Untuk mengetahui Jumlah nominal yang tepat antara catatan perusahaan dengan catatan kas di bank
- Untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih antara catatan kas di bank dengan catatan kas di perusahaan
- Untuk mengetahui dan menemukan kemungkinan terjadinya kecurangan atau kesalahan pencatatan akuntansi
- Bahan pemeriksa kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh pegawai keuangan perusahaan
- Sebagai pengawasan terhadap pengelolaan kas perusahaan
Komponen Rekonsiliasi Bank
Berikut ini merupakan beberpa komponen dalam rekonsiliasi
bank, yaitu:
1. Setoran dalam perjalanan (Deposit In Transit)
Deposit in Transit merupakan uang tunai yang sudah
diterima oleh perusahaan dan disetorkan ke bank namun pihak BANK belum
melakukan pencatatan karena sudah tutup buku. Kejadian seperti ini biasanya
pada saat di akhir bulan, sehingga pihak bank akan mengentry setoran tersebut pada
periode berikutnya. Dalam kondisi inni bukan berarti bank tidak menerima
setoran kas perusahaan, tetap bank menerima setoran hanya informasi pelaporan
akan ditulis pada periode berikutnya. Sehingga dalam proses rekonsiliasi,
komponen ini akan menambah saldo kas perusahaan di BANK.
2. Cek Dalam Peredaran (Outstanding Cek)
Komponen rekonsiliasi bank yang kedua adalah Out standing
Cek. Komponen ini disebut juga dengan cekmasih dalam peredaran. Maksudnya
adalah cek yang sudah dituliskan dan dikeluarakan oleh perusahaan tetapi oleh
pemegang cek belum mencairkan dananya. Akibatnya posisi kas perusahaan di bank
masih tetap (belum dikurangi oleh cek), sedangkan catatan kas perusahaan sudah
berkurang. Untuk mengatasinya maka saldo kas di perusahaan harus dikurangi
dengan sejumlah cek yang masih dalam peredaran.
3. Cek Tidak Cukup Dana (Non-Sufficient Fund Check)
Non-Sufficient Fund Check disebut juga cek kosong. Mengapa
kondisi tersebut bisa terjadi? Ya karena cek yang dikeluarakan perusahaan lebih
besar dari saldo kas yang ada di bank, akibatnya bank akan menolak cek
tersebut. Bagaimana pengaruh cek kosong tersebut dalam rekonsiliasi? Ya cek
kosong akan mengurangi saldo kas perusahaan.
Prosedur Rekonsiliasi Bank
1. Melakukan Perbandingan Saldo Kas Perusahaan dan
Rekening dari Bank
Pertama yang harus dilakukan adalah
membandingkan antara saldo kas perusahaan dengan rekening bank. Caranya adalah
dengan menganalisis rekening koran bank yang didapatkan setiap bulan. Biasanya
jika perusahaan membuka cek giro di Bank, maka akan mendapatkan rekening koran
setiap akhir bulan. Di dalamnya berisi berbagai macam transaksi seperti cek,
setoran, biaya layanan dan selainnya. Bahkan saldo kas perusahaan juga ada di
sana. Nah rekening koran inilah yang dibandingkan dengan kas yang dicatat di
perusahaan. Terjadi persamaan atau malah sebaliknya.
2. Mencatat Transaksi Yang Dilakukan
Oleh Bank
Dari laporan rekonsiliasi bank, maka
pihak perusahaan harus melakukan pencermatan terhadap seluruh transaksi yang
terjadi selama periode tersebut. Pastikan dan temukan trasnaksi yang telah
dilakukan bank dan belum dilakukan pencatatan oleh perusahaan. Selanjutnya catat
transaksi tersebut dalam bentuk jurnal penyesuaian.
3. Penelusuran Transaksi
Masih Proses
Seperti telah diketahui, penyebab
perbedaan catatan saldo kas perusahaan dengan catatan kas perusahaan adalah
adanya transaksi yang masih dalam proses. Seperti cek dalam peredaran. Lakukan pencermatan
dan perhitungan yang tepat atas transaksi dalam proses tersebut sehingga dapat
digunakan sebagai bahan untuk proses rekonsiliasi.
4. Membuat Lembar Rekonsiliasi
Prosedur yang selanjutnya adalah
membuat lembar kerja untuk proses rekonsiliasi bank. Lembar kerja ini digunakan
untuk membantu proses perhitungan dan hasil rekonsiliasi. Pastikan nominal
hasil penghitungan menjelaskan tentang selisih yang sebenarnya. Sehingga ada
ketuntasan terkait masalah ketidaksesuaian data tersebut. Jika ini memang
berhasil dilakukan berarti rekonsiliasi bank sudah selesai.
5. Penelusuran dan Pengecekan Ulang
Pengecekan ulang terhadap perhitungan dan
pencatatan dalam rekonsiliasi penting dilakukan. Hal ini untuk memastikan bahwa
data yang dihasilkan akurat.
Semoga bermanfaat..!!!
- Pembagian Laba Persekutuan
- Mengenal Firma
- Mencatat Pendirian Firma
- Menghitung dan Mencatat Persediaan
- Penilaian Persediaan Barang Dagangan
- Penilaian Persediaan Metode Nilai Pengganti
- Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran
- Penilaian Persediaan Dengan Sistem Fisik
- Rekonsiliasi Bank
- Mengenal Rekonsiliasi Bank
- Mengelola Kas Bank
Tidak ada komentar:
Posting Komentar