Rabu, 13 April 2022

Pengeluaran Kas Manufaktur (2)

Oleh: Winarto
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memiliki tugas pokok mengolah bahan baku (raw material) menjadi produk jadi atau produk setengah jadi yang siap untuk dijual kepada konsumen atau pelanggan. Pada kesempatan kali ini kit akan membahas tentang pengelolaan pengeluaran kas pada perusahaan manufaktur, khususnya berkaitan dengan pembayaran biaya tenaga kerja. Pembayaran biaya tenaga kerja dibedakan menjadi dua, yakni biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya tenaga kerja TIDAK langsung. Biaya tenaga kerja langsung masuk ke dalam unsur pokok biaya produksi, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung masuk ke dalam unsur Biaya Overhead Pabrik (BOP).
Secara umum Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses pembuatan produk. Alur pencatatan terjadinya BTKL adalah sebagai berikut:
  1. Saat timbulnya biaya tenaga kerja langsung, akan dicatat pada akun Beban Gaji dan Upah di bagian Debet (D) dan akun Utang gaji dan Upah pada bagian Kredit (K).
  2. Selanjutnya saat pembayaran gaji dan upah akan dicatat pada akun Utang Gaji dan Upah bagian Debet (D) dan akun Kas pada bagian Kredit (K)
  3. Pada saat pengalokasian biaya tenaga kerja langsung akan dicatat pada akun BDP-BTKL pada bagian Debet (D) dan akun Beban Gaji dan Upah di bagian Kredit (K)
Untuk mempertajam pemahaman tersebut berikut ini diberikan contoh soal kasus sederhana.
PT Sidho Mapan adalah sebuah perusahaan industri di bidang tekstil. Pada tanggal 11 September 2021, membayar biaya tenaga kerja langsung minggu kedua sebesar Rp 15.000.000,00. PPh sebesar 15% ditanggung oleh karyawan. Bukti transaksi berupa cek no CSM09_020. Atas dasar transaksi tersebut diminta analisis data transaksi, perhitungan dan pencatatan ke dalam buku jurnal khusus.
Penyelesaian:
Analisis data transaksi: utang gaji dan Upah berkurang (D), Kas berkurang (K),
Perhitungan:
Utang gaji dan upah                  Rp 15.000.000,00
PPh 15%                                  Rp   2.250.000,00
Kas yang dibayarkan                 Rp 12.750.000,00

Jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:

Jurnal Pengeluaran Kas
September 2021

Tgl

No Bukti

Keterangan

Ref

Debet

Kredit

Utang Dag.

Nama Akun

Ref

Jumlah

Kas

Pot. Pemb

11/09

CSM09_20

Pembayaran Gaji dan Upah

 

 

Utang Gaji dan Upah

 

12.750

12.750

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
Apabila PPh ditanggung perusahaan bukan karyawan, maka dalam pencatatannya nominal utang gaji dan kas adalah sebesar Rp 15.000.000,00. Sehingga apabila dicatat ke dalam jurnal akan tampak seperti berikut ini:

PT Sidho Mukti
Jurnal Pengeluaran Kas
September 2021

Tgl

No Bukti

Keterangan

Ref

Debet

Kredit

Utang Dag.

Nama Akun

Ref

Jumlah

Kas

Pot. Pemb

11/09

CSM09_20

Pembayaran Gaji dan Upah

 

 

Utang Gaji dan Upah

 

15.000

15.000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengeluaran Kas Untuk Pembayaraan BOP
BOP atau Biaya Overhead Pabrik merupakan biaya tidak langsung yang dikelluarkan oleh perusahaan untuk menunjang proses produksi barang. Biaya ini secara tidak langsung ikut membantu proses pembuatan produk. BOP ini digolongkan menjadi 3 jenis, yakni BOP menurut sifatnya, BOP menurut perilaku dalam hubungannya dengan volume produksi dan BOP dalam hubungannya dengan departemen produksi.
Menurut perilaku dalam hubungannya dengan volume produksi, BOP digolongkan menjadi tiga jenis, yakni BOP Tetap, BOP variable dan BOP semi variabel. Sedangkan menurut departemen produksi yang maka BOP dikelompokkan menjadi BOP langsung departemen dan BOP Tidak Langsung departemen.
Untuk selanjutnya dalam materi ini kita akan membahas lebih dalam tentang BOP perusahaan manufaktur berdasarkan pada sifat produksinya. Menurut sifat produksinya BOP manufaktur ini terdiri atas:

  1. Biaya Bahan Penolong. Biaya ini merupakan biaya bahan pembantu untuk terbentuknya sebuah produk. Misal di dalam perusahaan furniture, yang termasuk ke dalam biaya bahan penolong ini adalah paku, cat, dan lain sebagainya.
  2. Biaya Reparasi dan Biaya Pemeliharaan. Biaya ini meliputi reparasi dan pemeliharaan yang berkaitan dengan pabrik, seperti gedung pabrik, mesin pabrik dan lain-lain. Sedangkan yang berkaitan dengan kantor tidak dapat digolongkan ke dalam biaya ini.
  3. Biaya Tenaga kerja tidak langsung (BTKTL). Yakni biaya tenaga kerja yang dikeluarkan secara tidak langsung ikut membantu terbentuknya produk. Misal gaji mandor pabrik, gaji bagian keamanan pabrik, gaji montir mesin pabrik dan lain sebagainya.
  4. Biaya Penyusutan Asset tetap. Yakni asset tetap yang berkaitan langsung dengan pabrik, misal mesin pabrik, gedung pabrik, peralatan pabrik dan lain sebagainya. Gedung kantor, peralatan kantor tidak termasuk ke dalam kelompok ini.
  5. Biaya akibat berlalunya waktu, seperti biaya asuransi. Biaya ini pun juga yang berkaitan dengan proses produksi seperti asuransi gedung pabrik, asuransi tenaga kerja bagian produksi dan lain sebagainya.
  6. BOP lainnya: biaya listrik pabrik, biaya perawatan gedung pabrik dll.

Untuk mempertajam pemahaman materi tersebut berikut ini diberikan contoh kasus sederhana.
PT Maju Bangun pada bulan Oktober 2021 melakukan beberapa transaksi seperti berikut ini:

  • Tanggal 2 Oktober 2021: perusahaan membayar biaya gaji karyawan (biaya tenaga kerja tidak langsung) untuk untuk bulan September sebesar Rp 25.200.000,00 dibayar tunai. Bukti berupa check no MB10_01
  • Tanggal 6 Oktober 2021: perusahaan membeli bahan penolong untuk proses produksi sebesar Rp 3.400.000,00 dibayar tunai. Bukti berupa check no MB10_02
  • Tanggal 7 Oktober 2021: perusahaan membayar biaya asuransi pabrik untuk masa 1 tahun sebesar Rp 4.500.000,00 dibayar tunai. Bukti berupa check no MB10_03

Atas dasar data tersebut diminta analisis, perhitungan dan pencatatan data transaksi ke dalam format yang sesuai!!
Penyelesaian:
Analisis data transaksi:

  • Transaksi tanggal 2 Oktober 2021: Utang gaji berkurang dicatat di sebelah Debet (D) dan Kas berkurang dicatat di sebelah Kredit (K)
  • Transaksi tanggal 6 Oktober 2021: persedian bahan penolong bertambah dicatat di sebelah Debet (D) dan Kas berkurang dicatat di sebelah Kredit (K)
  • Transaksi tanggal 7 Oktober 2021: Biaya Asuransi bertambah dicatat di sebelah Debet (D) dan Kas berkurang dicatat di sebelah Kredit (K)

Selanjutnya hasil analisis data akan dicatat ke dalam jurnal khusus sebagai berikut:

Jurnal Pengeluaran Kas
Oktober 2021

Tgl

No Bukti

Keterangan

Ref

Debet

Kredit

Utang Dag.

Nama Akun

Ref

Jumlah

Kas

Pot. Pemb

02/10

MB10_01

Pembayaran Gaji dan Upah (BTKL)

 

 

Utang Gaji dan Upah

 

25.200

25.200

 

06/10

MB10_02

Pembelian Bahan Penolong

 

 

Persediaan Bahan Penolong

 

3.400

3.400

 

07/10

MB10_03

Pembayaran Biaya Asuransi

 

 

Biaya Asuransi

 

4.500

4.500

 

Semoga bermanfaat....
Selamat belajar semoga sukses selalu...!!!!! 


Related Post:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar