Oleh; WInarto
Apakah yang disebut dengan biaya? Dalam arti sempit biaya adalah pengorbanan ekonomi untuk mendapatkan barang dan jasa untuk kepentingan perusahaan. Jumlah biaya yang dikorbankan tersebut secara tidak langsung disebut harga pokok dan dicatat pada neraca sebagai aktiva. Barang dan jasa tersebut memiliki manfaat dan memiliki sifat yang langka. Sebagai contoh dalam suatu perusahaan memiliki persediaan bahan baku produksi senilai Rp 5.000.000,-. Dari jumlah tersebut Rp 3.500.000,- digunakan untuk proses produksi. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa Rp 3.500.000,- merupakan pengorbanan ekonomi, yang disebut biaya bahan baku.
Sedangkan dalam arti luas biaya merupakan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya-biaya yang terjadi di dalam perusahan, terutama biaya produksi perlu dikelola dengan baik, hal ini untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi biaya secara tepat dan akurat. Dalam hal ini akuntansi biaya akan berperan dalam membantu pengelolaan biaya.
Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya-biaya pembuatan produk, penjualan produk atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadap hasilnya. Pengumpulan, penyajian laporan dan analisis biaya adalah untuk memenuhi kepentingan manajemen dalam hal :
- Perencanaan laba
- Pengawasan biaya
- Penilaian persediaan untuk penetapan laba tahunan
- Penetapan harga jual dan kebijaksanaan harga
- Penyediaan data biaya yang relevan untuk proses analisis bagi pengambilan keputusan.
Secara umum akuntansi biaya bertujuan menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen. Dalam kainyannya dengan kepentingan manajemen, maka tujuan akuntansi biaya dapat dirinci sebagai berikut :
- Menyediakan informasi harga pokok untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan akhir periode.
- Menyediakan informasi biaya untuk membantu manajemen dalam pembuatan anggaran dan perencanaan laba.
- Menyediakan informasi biaya untuk kepentingan pengawasan biaya. Dalam hal ini akuntansi biaya menyediakan informasi biaya sesungguhnya yang terjadi, yang dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat diketahui.
- Menyediakan informasi biaya untuk pengambilan keputusan yang khusus. Dalam hal ini akuntansi biaya membantu manajemen dalam hal pengambilan keputusan-keputusan dari beberapa alternatif.
Penggolongan Biaya
Data biaya merupakan alat dasar bagi manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengawasan, dan fungsi pengambilan keputusan. Oleh karena itu agar data biaya yang dihasilkan dari proses akuntansi relevan dengan kepentingan manajemen, biaya-biaya yang terjadi perlu digolongkan dalam golongan-golongan tertentu. Berikut ini jenis-jenis biaya berdasarkan pengolongan-penggolongan yang ada.
A. Penggolongan Biaya Berdasar Fungsi-Fungsi Pokok Perusahaan
Pada umumnya perusahaan mempunyai tiga fungsi pokok yakni fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Berdasarkan hal tersebut biaya juga digolongkan dalam tiga kelompok yakni :
- Biaya Produksi: Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini dikelompokkkan menjadi tiga, yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
- Biaya Pemasaran: Biaya peasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam kaitanya dengan penjualan dan pengenalan produk pada konsumen. Contoh : biaya iklan, gaji tenaga pemasar, gaji manajer pemasaran dan lain-lain.
- Biaya Administrasi dan Umum: Biaya Administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam kaitanya pengaturan dan koordinasi kegiatan yang ada dalam perusahaan (terutama kegiata produksi). Contoh gaji bagian administrasi dan umum.
B. Penggolongan Biaya berdasar Sesuatu yang Dibiayai
Biaya Produksi Langsung
Biaya ini merupakan biaya yang terjadi , penyebab satu-satunya karena ada sesuatu yang dibiayai. Biaya ini langsung diperhitungkan dalam Harga Pokok Produksi. Biaya Produksi langsung dibagi menjadi dua yakni biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
- Biaya bahan langsung adalah semua biaya yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari barang jadi dan dapat langsung diperhitungkan ke dalam harga pokok produk. Contoh : kayu untuk membuat mebel, baja untuk membuat kerangka mobil, kapas untuk membuat benang, minyak mentah untuk membuat bensin, tanah liat utuk membuat genting dan sebagainya.
- Biaya tenaga kerja langsung, yakni biaya/upah buruh yang secara fisik berhubungan langsung dengan pembuatan produk, dan jasanya dapat langsung diperhitungkan dalam harga pokok produk. Cotoh : upah pembuat meja, upah tukang jahit, upah perakit mobil, upah pembuat genting dan sebagainya.
Biaya Produksi Tak langsung
Biaya ini disebut juga dengan Biaya Overhead Pabrik (BOP), yakni biaya yang diperlukan untuk pembuatan produk, selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Termasuk dalam kelompok biaya tak langsung adalah :
- Biaya bahan penolong, yakni biaya bahan yang diperlukan untuk pembuatan produk, yang penggunaannya keciul atau terlalu sulit untuk memperlakukan sebagai bahan langsung.
- Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung, yakni biaya gaji dan upah yang secara fisik tidak berhubungan langsung dengan pembauatn produk. Misal gaji mandor, pengawas pabrik, penjaga pabrik dan sebagainya.
- Biaya produksi tak langsung lainnya, misalnya Biaya Listrik pabrik dan pembangkit tenaga, biaya penyusutan mesin dan peralatan pabrik, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya asuransi gedung dan mesin pabrik, Pajak Bumi dan Bangunan Pabrik dan sebagainya.
Biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung disebut biaya primer sedangkan biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya overhead pabrik disebut biaya konversi.
C. Penggolongan Biaya berdasar hubungannya dengan Volume Kegiatan
Atas dasar hubugannya dengan volume kegiatan, biaya digolongkan menjadi :
- Biaya Tetap (konstan), yakni biaya yang jumlahnya sampai tingkat tertentu relatif tetap, tak terpangaruh oleh perubahan volume kegiatan. Contoh : gaji pelaksana produksi, penyusutan aktiva tetap , pajak bumu da bangunan, amortisasi patent, biaya sewa, biaya asuransi dan lain-lain.
- Biaya Variabel, yakni biaya yang jumlahnya selalu berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya bahan langsung, BTKL, bahan bakar, listrik, uang lembur dan lain-lain.
- Biaya semi variabel, yakni biaya-biaya yang mempunyai unsur-unsur tetap dan variabel. Biaya ini sering disebut dengan biaya campuran (mix cost). Contoh : biaya pemeriksaan, pengawasan, jasa bagian penggajian, jasa bagian kalkulasi, biaya pemeliaharaan dan perbaikan mesin, biaya pemanasan dan penerangan.
D. Penggolongan Biaya berdasar Jangka Waktu Manfaatnya
Untuk penentuan laba rugi dan pentuan harga pokok produk secara teliti, maka biaya digolongkan atas dasar hubungan dengan pembebanannya dengan periode akuntansi tertentu. Untuk kepentingan tersebut, maka pengeluaran digolongkan menjadi :
- Pengeluaran Modal (capital expenditure) Yakni pengeluaran yang manfaatnya dinikmati selama lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal pada saat terjadinya dicatat sebagai aktiva dan dibebankan pada periode-periode akuntansi yang menikmati manfaatnya. Misalnya dengan cara mengalokasikan sebagian harga perolehannya sebagai beban penyusutan.
- Pengeluaran Penghasilan (revenue expenditure) Yakni pengeluaran yang manfaatnya hanya dinikmati dalam periode akuntansi saat terjadinya pengeluaran itu. Pengeluaran penghasilan pada periode terjadinya , merupakan beban yang dipertemukan dengan penghasilan yang diperoleh pada periode yang bersangkutan.
Untuk menentukan apakah suatu pengeluaran termasuk pengeluaran modal atau penghasilan juga dapat dilihat atas dasar nilainya. Jika nilainya relatif kecil maka digolongkan dalam pengeluaran penghasilan, misalnya beban pemeliharaan mesin, beban listrik dan telepon, gaji akuntan, komisi penjualan dan lain-lain
Selamat Belajar...semoga suksess...!!!
Related Post:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar