Oleh: Winarto
Sikap rendah hati merupakan sikap pembentuk karakter manusia yang sifatnya sangat terpuji, Sikap ini pada dasarnya merupakan salah satu sifat yang dianjurkan oleh ajaran agama. Sikap rendah hati akan membentuk karakter seseorang, menjadi insan yang berkualitas. Hakekat dari sifat rendah hati adalah bersikap dan bertindak sewajarnya, berperilaku secara proporsional dengan apa yang dimilikinya. Artinya bersikap dan berperilaku tidak terlalu tinggi dengan kelebihan yang dimiliki. Orang yang merasa lebih hanyalah akan menghasilkan manusia-manisia yang sombong, angkuh, tinggi hati. Demikian pula sebaliknya juga jangan merasa terlalu merasa rendah dengan segala kekurangan yang dimiliki, sehingga menjadikan diri kita mnusia yang rendah diri. Intinya, tidak ada satu manusia yang sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekuragan masing-masing.
Apakah sama antara sikap rendah
hati dengan sikap rendah diri? Tentu saja sangat berbeda jauh. Sikap rendah diri merupakan sikap yang menganggap
dirinya TIDAK MAMPU berbuat apa-apa, kurang percaya pada potensi yang dimilikinya dan akhirnya menimbulkan rasa minder pada dirinya. Sikap rendah diri tentunya
harus dihindari, karena akan menjadikan seseorang menjadi generasi yang lemah,
karena potensi yang dimiliki tidak berkembang secara optimal. So…jadilah manusia yang rendah hati…dan jauhi
sikap rendah diri.
Lantas, bagaimana cara membentuk sikap rendah hati? Pada intinya semua kembali pada
diri kita masing-masing, ada tidak kemauan untuk menjadi manusia yang rendah
hati, menjadi insan yang bersikap dan berperilaku secara wajar dan proporsional
dalam segala situasi dan kondisi. Untuk itu dibutuhkan kesadaran dan dorongan
yang kuat dari setiap diri akan arti pentingnya sikap rendah hati. Sikap rendah hati tidaklah
cukup dimengerti atau dipahami saja, tapi yang lebih penting adalah
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selajutnya dengan pembiasaaan sikap dan perilaku dalam kehidupan kita. Berikut terdapat beberapa
langkah yang dapat dilakukan untuk
memperkuat sikap dan perilaku kita, sehingga mampu membentuk manusia yang rendah hati, manusia yang berkarakter.
1. Hindari Sikap Anti Kritik
Sikap rendah hati dapat dimulai
dari sikap terbuka atas kritik yang diberikan dari orang lain. Apa maknanya? Belajar menerima setiap kritik dengan sikap lapang
dada. Dengarkan kritiknya, pahami
maknanya dan mulailah evaluasi diri dengan kritik yang kita terima. Menerima kritik, masukan dan
saran tidaklah mudah untuk dilakukan oleh sebagaian orang, kebanyakan manusia melihat kritik sebagi sesuatu yang
merendahkan atau kurang menghargai yang pada akhirnya akan membuat diri kita menjadi emosi. Kondisi ini tentunya harus kita hindari. Justru sebaliknya…belajar menerima kritik masukan
dan saran sebagai untuk penentu keberhasilan masa depan, walaupun memang sulit.
Untuk itu maka tidak ada jeleknya menjadikan pemberi kritik sebagai partner untuk membangun hal yang lebih baik. Dari kritikan dan saran yang masuk kita akan dapat
materi bagaimana seharusnya
kita bersikap dan bertindak. Hindari berargumen yang tidak
produktif. Ini merupakan langkah awal yang perlu dilakukan jika ingin
memiliki sifat rendah hati. Dengan
demikian ide, gagasan
maupun tindakan kita akan
semakin baik dan berkualitas. Ingaaat…tidak ada sesuatu yang
sempuurna dalam hidup ini…ya termasuk diri kita.
2. Tumbuhkan Kepekaan Kepada
Orang Lain
Kepekaan merupakan sikap memahami dan merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain, terutama bagi mereka yang memiliki
keterbatasan, sehingga menimbulkan sikap empati. Sikap Empati
merupakan pondasi
utama pembentuk sikap rendah hati.
Salah satu dampak negatif dari
perkemabnagn dan kemajuan jaman adalah bergesarnya sikap dan perilaku manusia
dari dari dahulunya simpati penuh empati menjadi apatis dan tidak peduli dengan
sesama. Oleh karena itu menenanmkan kesadaran dan kepekaan kepada pihak lain
yang dapat memperkuat rasa empati seseorang, menjadi sangat penting dan perlu,
khususnya kepada para generasi penerus bangsa. Dengan membangun rasa empati, di saat yang sama
sifat rendah hati akan terbentuk. Untuk itulah kita senantiasa berlatih untuk
memposisikan diri sebagai orang lain. Dengan demikian sikap dan tindakan kita
akan terbentuk bahwa kita bukanlah apa-apa, dan tidak pantas untuk bersikap tinggi hati.
3. Tetap Menjadi INSAN
Pembelajar
Insan pembelajar adalah sosok manusia yang mencintai ilmu pengetahuan.
Ciri insan pmbelajar adalah selalu memanfaatkan waktunya untuk mnasah
potensi dirinya melalui belajar
dan berlatih tanpa
terbatas oleh ruang dan waktu demi
terwujudnya apa yang
menjadi cita-citanya. Sosok insan pembelajar dapat dikategorikan
sebagai insan yang rendah hati karena sikapnya yang merasa
belum sempurna dengan apa yang ada pada dirinya, sehingga tetap berproses untuk
tidak segan memposisikan diri
sebagai orang yang perlu belajar lebih banyak hal. Oleh karena itu orang yang memiliki sikap
rendah hati memiliki rasa ingin tahu yang kuat akan suatu hal, tidak segan untuk bertanya demi terwujudnya kejelasan tentang suatu hal. Paradigma lama yang beranggapan bahwa banyak bertanya menunjukkan
dirinya menjadi tampak bodoh harus dsingkiran jauh-jauh. Justru
sebaliknya, melalui bertanya akan memberikan
ruang yang luas bagi orang lain untuk berpartisipasi aktif sehingga pada akhirnya
dapat memberikan kontribusi yang lebih baik. Selain hal tersebut, tidak menutup kemungkinan dengan satu pertanyaan sederhana dapat membawa
dampak atau perubahan yang lebih besar. Ini adalah bagian dari sifat rendah hati karena dengan selalu belajar dan
belajar menunjukkan bahwa kita masih membutuhkan banyak hal, tidak merasa serba tahu tentang suatu hal.
4. Menjadi Pendengar yang Baik
Belajar menjadi PENDENGAR yang baik merupakan faktor yang sangat
penting dalam upaya membentuk
sikap rendah hati. Mengapa demikian? Mendengarkan dan memperhatikan apa yang menjadi
masukan dari pihak lain berarti ada upaya dari dalam diri untuk memperhatikan
kembali apa yang telah kita lakukan. Kesadaraan akan ketidaksempurnaan dirilah
yang melandasi sikap tersebut. Oleh karena itu refleksi kembali terhadap karya
yang telah kita kerjakan menjadi penting dan perlu untuk dilakukan. Sebagian besar orang
menganggap bahwa apa yang dilakukan adalah
sesuatu yang terbaik atau
THE BEST…namun setelah diteliti atau dirview
oleh pihak lain ternyata masih banyak kekurangan, dan perlu untuk dibenahi. Inilah pentingnya menjadi pendengar yang baik, dan untuk hal tersebut
kita harus berani membuka diri dan lapang dada untuk dapat menjadi pendengar
yang baik Untuk menjadi pendengar yang baik pastikan kita harus fokus dan
kosentrasi ketika terjadi masukan dan saran yang masuk. Pastikan kita memiliki
konsep yang jelas dan tegas tentang ide dan gagasan yang ingin diwujudkan,
sehingga kita dapat mengembangkan sikap rasa ingin yang tinggi untuk membangun
sebuah masukan yang lebih baik
5. Jangan Mengharap Pujian
Mengharap pujian karena
prestasi adalah sesuatu yang manusiawi. Pujian sejatinya untuk meningkatkan
diri, namun ketika pujian yang didapat membuat seseorang menjadi sombong, tentunya
ini akan menjadi racun yang mematikan bagi dirinya. Pujian pada dasarnya disampaikan
karena yang bersangkutan memiliki perbuatan atau prestasi yang baik. Oleh
karena itu kelebihan yang dimiliki yang ada pada diri kita, jangan sampai membuat kita terlena dengan
pujian yang membuat diri kita masuk dalam jurang kehancuran.
Pujian ini lawan dari kritikan. Apabila diperhatikan sebagian
besar orang senang dan berharap untuk mendapat pujian, dan sebaliknya akan alergi ketika menerima kritikan. Kondisi tersebut tentunya
wajar, namun satu hal yang harus
diperhatikan adalah mensikapi
pujian dan kritikan secara prorsional. Jadikan pujian yang masuk
sebagai motivasi diri untuk berbuat yang lebih baik dan hindari sikap
berlebihan dalam menerima pujian. Sikap berlebihan terhadap pujian akan menghasilkan sikap yang sombong, sikap yang
merasa dirinya paling baik. Sementara itu terhadap kritik, saran dan masukan harus mampu sebagai
faktor pemacu dan pemicu diri kita untuk berkarya yang lebih baik. Sikap
seperti itulah yang akan membantu diri kita menjadi pribadi yang rendah hati,
pribadi yang berkarakter kuatTidak sombong dan berbangga diri dengan pujian dan
sebaliknya tidak patah semangat atau kendor dengan kritikan yang masuk.
Semuanya disikapi dengan proporsional dalam upaya menghasilakan karya yang
lebih baik
Semoga bermanfaat
Related Post:
- Membangun Karier
- Mengenal Penghambat Kesuksesan
- Membentuk Karakter Anak
- 7 Kebiasaan yang Membuat Efektif
- Membentuk Mental Juara
- Pernyataan yang bikin gagal dalam wawancara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar