Senin, 19 Oktober 2020

Pencatatan Data pada Buku Jurnal

 Oleh: Winarto

Salah satu tugas tenaga pembukuan atau akuntan adalah mampu menghasilkan laporan keuangan perusahaan secara tepat, akurat dan akuntable. Pada dasarnya laporan keuangan dapat dilakukan dengan dua metode, yakni secara manual dan secara komputerisasi. Dalam perkembangan bisnis yang semakin ketat dan berkembang secara kompleks ini, kebutuhan informasi menjadi sangat penting. Baik secara manual maupun secara computer masih sangat dibutuhkan dan diperlukan. 

Penyusunan laporan keuangan secara manual dilakukan meliputi beberapa tahab kegiatan. Secara umum tahab-tahappenyelesaian laporan keuangan secara manual adalah sebagai berikut:
1.   Pencatatan Dalam Jurnal
2.   Posting ke Dalam Buku Besar 
3.   Menyelesaikan Siklus Akuntansi

Dalam mengelola buku jurnal terdapat beberapa catatan penting yang harus dilakukan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1.   Menyiapkan perangkat yang diperlukan, yang meliputi paket soal praktik dan lembar jawab atau lembar kerja pengelolaan buku jurnal.
2.   Melakukan analisis dokumen transaksi. Analisis ini meliputi penentuan kebenaran transaksi dan keabsahan dokumen transaksi yang ada. Pastikan dokumen transaksi memenuhi unsur-unsur keabsahan, sehngga pada akhirnya dokumen yang dientry dapat dipertanggungjawabkan dan tidak mengalami permasalahan. Selain hal tersebut dalam analisis tersebut juga harus ditentukan pengaruh debet dan kredit yang terjadi pada akun apa saja.
3.   Melakukan pencatatan ke dalam buku jurnal yang sesuai. Dalam waktu bersamaan transaksi harus dicatat ke dalam buku besar pembantu yang sesuai. Dalam perusahaan dagang terdapat tiga jenis buku pembantu, yakni buku pembantu piutang, buku pembantu utang dan buku pembantu persediaan.
4.   Mencatat data pengeluaran kas kecil secara cermat ke dalam buku kas kecil.

Pada saat melakukan entry ke dalam buku pembantu, terdapat hal penting yang harus dilakukan yaitu mengentry saldo awal akun buku besar pada format yang telah disediakan. Tidak semua transaksi harus dientri ke dalam buku jurnal dan buku besar pembantu. Transaksi yang dientry ke dalam buku jurnal dan buku besar pembantu adalah adalah transaksi yang ada kaitannya dengan perubahan utang, piutang dan persediaan barang. Contoh pembelian barang dagnagan, penerimaan piutang, pelunasan utang, timbulnya utang dan piutang perusahaan.

Selain hal tersebut, pada transaksi lain khususnya pada pengeluaran kas, berupa dokumen berupa vocher kas kecil, maka teliti dan dan dicermati kebijakan yang diambil perusahaan. Pada prinsipnya pengeluaran kas kecil akan dicatat di dalam jurnal dan buku kas kecil. Hanya waktu pencatatannya saja sangat tergantung dari system pencatatan kas kecil yang dipilih perusahaan, imprest fund system atau fluctuation fund system.

Transaksi lain yang harus diperhatikan adlah transaksi penjualan barang dagangan. Perlu digaris bawahi bahwa perusahaan menggunakan system pencatatan perpetual atau permanen. Maka terdapat dua harga yang harus diperhatikan, yakni harga beli barang dagangan dan harga jual barang dagangan. Apabila perusahan menjual barang daganganan secara kredit maka akan dibuat jurnal sebagai berikut:

TGL

Keterangan

Ref

Debet

Kredit

 

Piutang

 

xxx

 

 

         VAT Out

 

 

xx

 

          Penjualan

 

 

xxx

 

HPP

 

xxx

 

 

          Persediaan Barang

 

 

xxx

Apabila perusahaan menyelenggarakan jurnal khusus, maka transaksi tersebut segera dientry ke dalam jurnal penjualan dengan akun-akun seperti yang telah disebutkan di atas.

Dalam waktu yang bersamaan, maka data tersebut di entry di dalam buku pembantu piutang dan buku pembantu persediaan. Bagaimana dengan entry buku bantu persediaan? Ya…harga yang digunakan adalah harga beli barang tersebut.

Semoga bermanfaat….!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar