Kamis, 25 Juni 2020

Nilai Persediaan, Sistem Phisik (Bag. 2)

Oleh: Winarto
Seperti telah diketahui, bahwa penilaian persediaan dengan system phisik menghendaki perhitungan terhadap jumlah dan kondisi barang pada saat dilakukan penyusunan laporan keuangan. Perhitungan phisik terhadap barang dagangan tersebut dikenal dengan nama stock opname. Apa tujuannya? Yakni untuk menentukan jumlah barang dagangan yang masih ada, sehingga dapat ditentukan nilai persediaan akhir barang dagangan dan nilai harga pokok penjualan pada periode yang bersangkutan.
Penentuan nilai persediaan dengan system phisik ini ada 5 metode yang digunakan, yaitu:

1.   Metode tanda pengenal khusus
2.   Metode rata-rata
3.   Metode Masuk Pertama Keluar pertama
4.   Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama
5.   Metode Persediaan dasar.
Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan pembahasan tentang metode penilaian seperti yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Sebagai kelanjutan berikut ini penjelasan secara singkat dan sederhana tentang metode penilaian persediaan dengan system phisik/periodic:
#3. Metode First In First Out (FIFO)
Metode ini sering disebut metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP). Dalam metode ini, harga barang yang lebih dulu masuk (dibeli) dianggap lebih dulu keluar atau dijual Jadi harga pokok barang yang keluar (dijual) dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli lebih dahulu, sesuai dengan jumlah pembeliannya. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini diberikan ilustrasi sederhana pada soal kasus:
UD Sidho Mumbul adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan makanan ternak. Perusahaan menggunakan system phisik metode LIFO dalam menentukan nilai persediaan akhir berikut ini data yang dapat diperoleh pada bulan Juni 2020:
    > Persediaan awal: 800 kg @ Rp 14.500,-
    > Tanggal 03 Juni 2020 : Pembelian 1.600 kg @ Rp 14.000,-
    > Tanggal 11 Juni 2020 : Pembelian 1.200 kg @ Rp 15.000,-
    > Tanggal 18 Juni 2020 : Pembelian   700 kg @ Rp 13.000,-
Berdasarkan perhitungan fisik barang pada tanggal 30 Juni 2020 terdapat  1.300 kg.
Dari data tersebut diminta perhitungan dan jurnal yang diperlukan berkaitan dengan nilai persediaan akhir per 30 April 2020!
Penyelesaian:
Perhitungan nilai persediaan akhir dengan metode FIFO.
Asusmsi: harga barang yang pertama kali masuk digunakan sebagai dasar untuk menghitung barang yang keluar atau dijual. Sehingga sisa barang yang ada (persediaan akhir) adalah harga barang yang terakhir kali masuk. Jika jumlah persediaan akhir barang dagangan adalah 1.300 kg, maka bila menggunakan metode FIFO dapat dihitung sebagai berikut:
700 kg dari pembelian tanggal 18 Juni 2020 nilainya      = 700 kg x Rp 13.000,- = Rp   9.100.000,-
600 kg berasal dari pembelian tanggal 11 Juni                = 600 kg x Rp 15.000,- = Rp   9.000.000,-
Total Persediaan Akhir                                                       Rp 18.100.000,-

Jurnal Penyesuaian persediaan akhir per 30 juni 2020:

Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
30 Juni 2020
Persd. Barang Dagangan

Rp 18.100.000,-
-

       Ikhtisar L/R

-
Rp 18.100.000,-

(Penyesuaian persediaan)




#4. Metode Last In Firt Out ( LIFO )
Metode ini sering disebut metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP). Dalam metode ini, harga barang yang terakhir masuk diaggap lebih dulu keluar atau dijual  Sehingga harga pokok barang yang terjual dihitung berdasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir sesuai dengan jumlah unitnya, Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini diberikan ilustrasi sederhana pada soal kasus:
UD Sidho Mumbul adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan makanan ternak. Perusahaan menggunakan system phisik metode LIFO dalam menentukan nilai persediaan akhir. berikut ini data yang dapat diperoleh pada bulan Juni 2020:
Persediaan awal: 800 kg @ Rp 14.500,-
    > Tanggal 03 Juni 2020 : Pembelian 1.600 kg @ Rp 14.000,-
    > Tanggal 11 Juni 2020 : Pembelian 1.200 kg @ Rp 15.000,-
    > Tanggal 18 Juni 2020 : Pembelian   700 kg @ Rp 13.000,-
Berdasarkan perhitungan fisik barang pada tanggal 30 Juni 2020 terdapat  1.300 kg.
Dari data tersebut diminta perhitungan dan jurnal yang diperlukan berkaitan dengan nilai persediaan akhir per 30 April 2020!
Penyelesaian:
Perhitungan nilai persediaan akhir dengan metode LIFO.
Asusmsi: harga barang yang terakhir kali masuk digunakan sebagai dasar untuk menghitung barang yang keluar atau dijual. Sehingga sisa barang yang ada (persediaan akhir) adalah harga barang yang pertama kali masuk. Jika jumlah persediaan akhir barang dagangan adalah 1.300 kg, maka bila menggunakan metode LIFO dapat dihitung sebagai berikut:
800 kg dari persediaan awal barang nilainya          = 800 kg x Rp 14.500,- = Rp 11.600.000,-
500 kg berasal dari pembelian tanggal 03 Juni       = 500 kg x Rp 14.000,- = Rp   7.000.000,-
Total Persediaan Akhir                                              Rp 18.600.000,-

Jurnal Penyesuaian persediaan akhir per 30 juni 2020:

Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
30 Juni 2020
Persd. Barang Dagangan

Rp 18.600.000,-
-

       Ikhtisar L/R

-
Rp 18.600.000,-

(Penyesuaian persediaan)




#5. Metode Persediaan Dasar ( Basic Stock )
Disebut juga sebagai persediaan  besi, yakni persediaan minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga likuiditas perusahaannya. Dengan menggunakan metode ini keterlambatan masuknya barang yang disebabkan adanya kemacetan atau sebab-sebab lain tidak mengganggu persediaan sehingga perusahaan masih dapat melayani pelanggan atau pembeli. Dalam metode ini persediaan akhir dihitung berdasarkan harga pokok yang ditetapkan. Adapun selisih antara persediaan barang yang ada dengan persediaan dasar dinilai dengan harga menurut metode yang dikehendaki (Metode rata-rata, MPKP, MTKP, harga pasar dll ).

Materi ini juga dapat diikuti di youtube channel winarto oche berikut ini:

Sangaat mudaah bukaan…..!!!!
Selamat belajar….semoga sukses….!!!!!

Referensi:
Rudianto. Pengantar Akuntansi (2008). Penerbit Erlangga
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan. Jilid 2 (2000). Penerbit Salemba Empat
Slamet Sugiri, Sumiyana. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku 1 (2005). Penerbit AMP YKPN
Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN

Related Post:
  1. Nilai Persediaan dengan sistem Phisik (bag. 1)
  2. Menghitung dan Mencatat Persediaan
  3. Penilaian Persediaan Barang Dagangan
  4. Penilaian Persediaan Metode Nilai Pengganti
  5. Penilaian Persediaan Dengan Sistem Fisik
  6. Penyusutan Aktiva Tetap
  7. Akuntansi Aktiva Tetap
  8. Metode Penyusutan Saldo Menurun Ganda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar