Seperti
telah diketahui, bahwa penilaian persediaan dengan system phisik menghendaki
perhitungan terhadap jumlah dan kondisi barang pada saat dilakukan penyusunan
laporan keuangan. Perhitungan phisik terhadap barang dagangan tersebut dikenal
dengan nama stock opname. Apa tujuannya? Yakni untuk menentukan jumlah barang
dagangan yang masih ada, sehingga dapat ditentukan nilai persediaan akhir
barang dagangan dan nilai harga pokok penjualan pada periode yang bersangkutan.
Penentuan
nilai persediaan dengan system phisik ini ada 5 metode yang digunakan, yaitu:
1. Metode tanda pengenal khusus
1. Metode tanda pengenal khusus
2.
Metode rata-rata
3.
Metode Masuk Pertama Keluar pertama
4.
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama
5.
Metode Persediaan dasar.
Pada
kesempatan kali ini kita akan melanjutkan pembahasan tentang metode penilaian
seperti yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Sebagai kelanjutan
berikut ini penjelasan secara singkat dan sederhana tentang metode penilaian
persediaan dengan system phisik/periodic:
#3.
Metode First In First Out (FIFO)
Metode ini sering disebut
metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP). Dalam metode ini, harga barang yang
lebih dulu masuk (dibeli) dianggap lebih dulu keluar atau dijual Jadi harga
pokok barang yang keluar (dijual) dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli
lebih dahulu, sesuai dengan jumlah pembeliannya. Untuk memberikan gambaran yang
lebih jelas, berikut ini diberikan ilustrasi sederhana pada soal kasus:
UD Sidho Mumbul adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan makanan ternak. Perusahaan
menggunakan system phisik metode LIFO dalam menentukan nilai persediaan akhir berikut
ini data yang dapat diperoleh pada bulan Juni 2020:
> Persediaan awal: 800 kg @ Rp 14.500,-
> Tanggal 03 Juni 2020 :
Pembelian 1.600 kg @ Rp 14.000,-
> Tanggal 11 Juni 2020 :
Pembelian 1.200 kg @ Rp 15.000,-
> Tanggal 18 Juni 2020 :
Pembelian 700 kg @ Rp 13.000,-
Berdasarkan perhitungan fisik
barang pada tanggal 30 Juni 2020 terdapat
1.300 kg.
Dari data tersebut diminta
perhitungan dan jurnal yang diperlukan berkaitan dengan nilai persediaan akhir
per 30 April 2020!
Penyelesaian:
Perhitungan nilai persediaan akhir
dengan metode FIFO.
Asusmsi: harga barang yang
pertama kali masuk digunakan sebagai dasar untuk menghitung barang yang keluar
atau dijual. Sehingga sisa barang yang ada (persediaan akhir) adalah harga
barang yang terakhir kali masuk. Jika jumlah persediaan akhir barang dagangan
adalah 1.300 kg, maka bila menggunakan metode FIFO dapat dihitung sebagai
berikut:
700 kg dari pembelian tanggal
18 Juni 2020 nilainya = 700 kg x Rp
13.000,- = Rp 9.100.000,-
600 kg berasal dari pembelian
tanggal 11 Juni = 600 kg x Rp 15.000,- = Rp 9.000.000,-
Total
Persediaan Akhir Rp 18.100.000,-
Jurnal Penyesuaian persediaan
akhir per 30 juni 2020:
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
30 Juni 2020
|
Persd. Barang Dagangan
|
Rp 18.100.000,-
|
-
|
|
Ikhtisar L/R
|
-
|
Rp 18.100.000,-
|
||
(Penyesuaian persediaan)
|
#4.
Metode Last In Firt Out ( LIFO )
Metode ini sering disebut
metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP). Dalam metode ini, harga barang
yang terakhir masuk diaggap lebih dulu keluar atau dijual Sehingga harga pokok barang yang terjual
dihitung berdasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir sesuai dengan
jumlah unitnya, Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini
diberikan ilustrasi sederhana pada soal kasus:
UD Sidho Mumbul
adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan makanan ternak. Perusahaan
menggunakan system phisik metode LIFO dalam menentukan nilai persediaan akhir. berikut
ini data yang dapat diperoleh pada bulan Juni 2020:
Persediaan awal: 800 kg @ Rp 14.500,-
> Tanggal 03 Juni 2020 :
Pembelian 1.600 kg @ Rp 14.000,-
> Tanggal 11 Juni 2020 :
Pembelian 1.200 kg @ Rp 15.000,-
> Tanggal 18 Juni 2020 :
Pembelian 700 kg @ Rp 13.000,-
Berdasarkan perhitungan fisik
barang pada tanggal 30 Juni 2020 terdapat
1.300 kg.
Dari data tersebut diminta
perhitungan dan jurnal yang diperlukan berkaitan dengan nilai persediaan akhir
per 30 April 2020!
Penyelesaian:
Perhitungan nilai persediaan akhir
dengan metode LIFO.
Asusmsi: harga barang yang terakhir
kali masuk digunakan sebagai dasar untuk menghitung barang yang keluar atau
dijual. Sehingga sisa barang yang ada (persediaan akhir) adalah harga barang
yang pertama kali masuk. Jika jumlah persediaan akhir barang dagangan adalah
1.300 kg, maka bila menggunakan metode LIFO dapat dihitung sebagai berikut:
800 kg dari persediaan awal
barang nilainya = 800 kg x Rp 14.500,- = Rp 11.600.000,-
500 kg berasal dari pembelian
tanggal 03 Juni = 500 kg x Rp 14.000,- = Rp 7.000.000,-
Total
Persediaan Akhir Rp 18.600.000,-
Jurnal Penyesuaian persediaan akhir per 30 juni 2020:
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
30 Juni 2020
|
Persd. Barang Dagangan
|
Rp 18.600.000,-
|
-
|
|
Ikhtisar L/R
|
-
|
Rp 18.600.000,-
|
||
(Penyesuaian persediaan)
|
#5.
Metode Persediaan Dasar ( Basic Stock
)
Disebut juga sebagai persediaan besi, yakni persediaan minimum
yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga likuiditas perusahaannya. Dengan
menggunakan metode ini keterlambatan masuknya barang yang disebabkan adanya
kemacetan atau sebab-sebab lain tidak mengganggu persediaan sehingga perusahaan
masih dapat melayani pelanggan atau pembeli. Dalam metode ini persediaan akhir
dihitung berdasarkan harga pokok yang ditetapkan. Adapun selisih antara
persediaan barang yang ada dengan persediaan dasar dinilai dengan harga menurut
metode yang dikehendaki (Metode rata-rata, MPKP, MTKP, harga pasar dll ).
Materi ini juga dapat diikuti di youtube channel winarto oche berikut ini:
Materi ini juga dapat diikuti di youtube channel winarto oche berikut ini:
Sangaat mudaah bukaan…..!!!!
Selamat belajar….semoga
sukses….!!!!!
Referensi:
Rudianto. Pengantar Akuntansi (2008). Penerbit Erlangga
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan. Jilid 2 (2000). Penerbit Salemba Empat
Slamet Sugiri, Sumiyana. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku 1 (2005). Penerbit AMP YKPN
Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN
Referensi:
Rudianto. Pengantar Akuntansi (2008). Penerbit Erlangga
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan. Jilid 2 (2000). Penerbit Salemba Empat
Slamet Sugiri, Sumiyana. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku 1 (2005). Penerbit AMP YKPN
Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN
Related Post:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar