sumber gmbr: accounting-simplified.com |
Sobat
web…Seperti telah dibahas pada periode sebelumnya, bahwa aktiva tetap (fixed
asset) perusahaan akan mengalami penurunan nilai, karena asset
tersebut digunakan dalam operasional perusahaan. Proses pengalokasian penurunan
nilai aktiva tetap dalam setiap bulan atau tahun dinamakan dengan penyusutan
aktiva tetap. Di dalam akuntansi, penyusutan aktiva tetap harus dicatat dalam bentuk penyesuaian penyusutan aktiva tetap dengan mendebet “Beban Penyusutan Aktiva Tetap” dan mengkredit
“Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap”. Seberapa besar penurunan nilai penyusutan tersebut
tentunya tergantung dengan metode yang digunakan oleh perusahaan.
Pada dasarnya metode penurunan aktiva tetap perusahaan
tersebut ada 4 jenis, yaitu:
1.
Metode
garis lurus (straight line method)
2.
Metode
saldo menurun (Declining Method)
3. Metode
satuan produksi (unit of production
method)
4. Metode
tariff kelompok (composite rate
depreciation method)
Pada kesempatan ini kita akan membahas cara penghitungan penyusutan aktiva tetap dengan metode jumlah angka tahun atau dikenal dengan “sum of the year digits method”. saldo menurun. Metode ini merupakan salah satu dari bagian metode saldo menurun.
Mengapa dinamakan saldo menurun? Karena jumlah atau nilai penyusutan yang dihitung selalu menurun dalam setiap tahunnya. Bagaimana cara menghitung atau menentukan besarnya penyusutan dengan menggunakan metode jumlah angka tahun? Yang perlu kita pahami terlebih dahulu adalah tariff penyusutan, Harga perolehan (HP) aktiva tetap, umur ekonomis (UE) aktiva tetap dan nilai residu (NR) aktiva tetap.
Rumus
yang digunakan untuk menghitung nilai penyusutan adalah sebagai berikut:
Penyusutan = Tarif x (HP-NR)
|
1.
Pembilang
(numerator) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke tahun
terkecil.
2.
Penyebut
(denumerator) adalah jumlah angka tahun.
Untuk menentukan angka pembilang tidaklah sulit, contoh jika umur ekonomis mesin 7 tahun, maka angka pembilang tahun pertama adalah angka 7, tahun kedua 6 dan seterusnya. Sedangkan untuk angka penyebut digunakan dengan rumus = n x ((n+1)/2). Sebagai contoh apabila umur ekonomis aktiva tetap adalah 7 tahun, maka angka penyebut yang digunakan adalah = 7 x ((7+1)/2)) = 28.
Dari contoh
tersebut maka diperoleh tariff penyusutan sebagai berikut:
Tahun ke-1 = 7/28 x (HP-NR)
Tahun ke-2 = 6/28 x (HP-NR)
Tahun ke-3 = 5/28 x (HP-NR)
Dan seterusnya….
Untuk
memberikan gambaran yang jelas bagaimana penerapan perhitungan penyusutan
dengan saldo menurun ganda, maka berikut ini diberikan contoh kasus sederhana.
Pada
tanggal 2 Januari 2019, CV Sidho Mumbul membeli peralatan pabrik dengan
harga Rp 33.000.000,-. Peralatan ditaksir memiliki umur ekonomis (UE) selama 5
tahun, dengan nilai residu Rp 6.000.000,- Apabila perusahaan menggunakan metode saldo jumlah
angka tahun (sum of the year digits method) dalam menyusutkan aktiva tetapnya,
diminta membuat table perhitungan penyusutan aktiva tetap selama 5 tahun!
Penyelesaian:
Diketahui
Harga Perolehan = Rp 33.000.000,-
Umur
ekonomis (UE) aktiva tetap = 5 tahun
Nilai
residu (NR) aktiva tetap = Rp 6.000.000,-
Angka penyebut
untuk tariff = 5x ((5+1)/2)) = 15.
Perhitungan
nilai penyusutan dalam setiap tahunnya adalah sebagai berikut:
> Penyusutan
tahun 1 = 5/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 9.000,000,-
> Penyusutan
tahun 2 = 4/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 7.200,000,-
> Penyusutan
tahun 3 = 3/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 5.400,000,-
> Penyusutan
tahun 4 = 2/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 3.600,000,-
> Penyusutan
tahun 5 = 1/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 1.800,000,-
Maka
table perhitungan penyusutan aktiva tetapdapat dibuat seperti berikut ini:
Thn Ke-
|
Penyusutan
|
Akm. Penyusutan
|
Nilai Buku
|
Peny./Bln
|
1
|
Rp 9.000.000
|
Rp 9.000.000,-
|
Rp 24.000.000,-
|
Rp 750.000,-
|
2
|
7.200.000
|
16.200.000,-
|
16.800.000,-
|
600.000,-
|
3
|
5.400.000
|
21.600.000,-
|
11.400.000,-
|
450.000,-
|
4
|
3.600.000
|
25.200.000,-
|
7.800.000,-
|
300.000,-
|
5
|
1.800.000
|
27.000.000,-
|
6.000.000,-
|
150.000,-
|
Perhatikan informasi dari table di atas. Besarnya penyusutan peralatan pada akhir tahun 2019 (tahun ke-1) adalah Rp 9.000.000,- dengan nilai buku aktiva tetap sebesar Rp 24.000.000,- (diperoleh dari Rp 33.000.000,- dikurangi Rp 9.000.000,-). Apabila pada tanggal 31 Desember 2019 dibuat jurnal, maka pencatatannya adalah sebagai berikut:
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
31
Des 2019
|
Beban
Peny. Peralatan
|
Rp 9.000.000,-
|
||
Akm. Peny. Peralatan
|
Rp 9.000.000,-
|
|||
(Penyusutan
peralatan)
|
Kasus
di atas adalah perhitungan penyusutan aktiva tetap apabila SAAT Pembelian dan
pemakaian aktiva tetap dilakukan pada AWAL TAHUN. Sehingga antara tahun
penyusutan dan tahun takwin adalah sama. Bagaimana perhitungan penyusutan
apabila antara Tahun Takwin dan Tahun Penyusutan berbeda?. Seperti telah
diketahui bahwa tahun takwin, dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember pada tahun yang sama. Sedangkan tahun penyusutan adalah tahun saat
perhitungan penyusutan mulai diperhitungkan. Jumlahnya sama yakni 12 bulan dihitung
mulai dari sejak pemakaian aktiva tetap sampai satu tahun berikutnya. Missal
pemakaian aktiva tetap dilakukan pada tanggal 1 Mei 2019, maka penyusutan tahun
pertama adalah dari tanggal 1 Mei 2019 sampai dengan tanggal 30 April 2020. Hal
tersebut sangat berpengaruh pada BESARNYA NILAI perhitungan penyusutan pada
akhir periode akuntansi.
Sebagai
contoh pada kasus di atas, CV Sidho Mumbul membeli peralatan pabrik pada
tanggal 1 Mei 2019 dan langsung dioperasionalkan pada bulan tersebut. Buat
perhitungan dan jurnal penyusutan peralatan yang diperlukan pada tanggal 31 Desember
2019!
Penyelesaian:
Penyusutan
tahun 1 peralatan ( 1 Mei 2019 s.d 30 April 2020) adalah
= 5/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 9.000,000,-
= 5/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 9.000,000,-
Perhitungan
besarnya penyusutan peralatan pada tanggal 31 Desember 2019 adalah:
Besarnya
Penyusutan per bulan = Rp 9.000.000,- / 12 = Rp 750.000,-
Besarnya
penyusutan per 31 Des. 2019 = 8 bln (1 Mei s.d 31 Des.) = Rp 750.000,-
x 8 = Rp 6.000.000,-
Atau dengan
cara = 8/12 x Rp 9.000.000,- = Rp 6.000.000,-
Jurnal
yang harus dibuat per 31 Desember 2019 adalah sbb:
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
31
Des 2019
|
Beban
Peny. Peralatan
|
Rp 6.000.000,-
|
||
Akm. Peny. Peralatan
|
Rp 6.000.000,-
|
|||
(Penyusutan
peralatan)
|
Lalu
bagaimana dengan perhitungan dan pencatatan penyusutan aktiva tetap per 31 Desember
2020?
Berikut
Penyelesaiannya:
> Penyusutan
tahun 1 = 5/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 9.000,000,-
> Penyusutan
tahun 2 = 4/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 7.200,000,-
Perhitungan
penyusutan aktiva tetap per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
> Penyusutan
tahun 1 masih ada 4 bln = 4/12 x Rp 9.000.000,- = Rp 3.000.000,-
> Penyusutan
tahun 2 baru ada 8 bln = 8/12 x Rp 7.200.000,- = 4.800.000,-
Total Penyusutan Rp 7.800.000,-
Jurnal
yang harus dibuat per 31 Desember 2019 adalah sbb:
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
31
Des 2020
|
Beban
Peny. Peralatan
|
Rp 7.800.000,-
|
||
Akm. Peny. Peralatan
|
Rp 7.800.000,-
|
|||
(Penyusutan
peralatan)
|
Sangaat
mudaah bukaan….???
Selamat
Belajar….Semoga Sukses…!!!!!!
Referensi:
Rudianto. Pengantar Akuntansi (2008). Penerbit Erlangga
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan. Jilid 2 (2000). Penerbit Salemba Empat
Slamet Sugiri, Sumiyana. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku 1 (2005). Penerbit AMP YKPN
Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN
Al. Haryono Jusup. Dasar-Dsar Akuntansi Jilid 2. (1995). Penerbit: BP STIE YKPN
Related Post:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar