Sabtu, 13 Juni 2020

Metode Penyusutan (Jumlah Angka Tahun)

Oleh: Winarto
sumber gmbr: accounting-simplified.com
Sobat web…Seperti telah dibahas pada periode sebelumnya, bahwa aktiva tetap (fixed asset) perusahaan akan mengalami penurunan nilai, karena asset tersebut digunakan dalam operasional perusahaan. Proses pengalokasian penurunan nilai aktiva tetap dalam setiap bulan atau tahun dinamakan dengan penyusutan aktiva tetap. Di dalam akuntansi, penyusutan aktiva tetap harus dicatat dalam bentuk penyesuaian penyusutan aktiva tetap dengan mendebet “Beban Penyusutan Aktiva Tetap” dan mengkredit “Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap”. Seberapa besar penurunan nilai penyusutan tersebut tentunya tergantung dengan metode yang digunakan oleh perusahaan. Pada dasarnya metode penurunan aktiva tetap perusahaan tersebut ada 4 jenis, yaitu:
      1.     Metode garis lurus (straight line method)
      2.     Metode saldo menurun (Declining Method)
  3. Metode satuan produksi (unit of production method)
  4.  Metode tariff kelompok (composite rate depreciation method)

Pada kesempatan ini kita akan membahas cara penghitungan penyusutan aktiva tetap dengan metode jumlah angka tahun atau dikenal dengan “sum of the year digits method”. saldo menurun. Metode ini merupakan salah satu dari bagian metode saldo menurun.
Mengapa dinamakan saldo menurun? Karena jumlah atau nilai penyusutan yang dihitung selalu menurun dalam setiap tahunnya. Bagaimana cara menghitung atau menentukan besarnya penyusutan dengan menggunakan metode jumlah angka tahun? Yang perlu kita pahami terlebih dahulu adalah tariff penyusutan, Harga perolehan (HP) aktiva tetap, umur ekonomis (UE) aktiva tetap dan nilai residu (NR) aktiva tetap. 
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai penyusutan adalah sebagai berikut:

Penyusutan = Tarif x (HP-NR)

Dalam menentukan tarif penyusutan aset tetap dalam bentuk pecahan yang diitung dengan cara:
1.     Pembilang (numerator) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke tahun terkecil.
2.     Penyebut (denumerator) adalah jumlah angka tahun.

Untuk menentukan angka pembilang tidaklah sulit, contoh jika umur ekonomis mesin 7 tahun, maka angka pembilang tahun pertama adalah angka 7, tahun kedua 6 dan seterusnya. Sedangkan untuk angka penyebut digunakan dengan rumus = n x ((n+1)/2). Sebagai contoh apabila umur ekonomis aktiva tetap adalah 7 tahun, maka angka penyebut yang digunakan adalah = 7 x ((7+1)/2)) = 28.
Dari contoh tersebut maka diperoleh tariff penyusutan sebagai berikut:
Tahun ke-1        =  7/28 x (HP-NR)
Tahun ke-2        =  6/28 x (HP-NR)
Tahun ke-3        =  5/28 x (HP-NR)
Dan seterusnya….
Untuk memberikan gambaran yang jelas bagaimana penerapan perhitungan penyusutan dengan saldo menurun ganda, maka berikut ini diberikan contoh kasus sederhana.
Pada tanggal 2 Januari 2019, CV Sidho Mumbul membeli peralatan pabrik dengan harga Rp 33.000.000,-. Peralatan ditaksir memiliki umur ekonomis (UE) selama 5 tahun, dengan nilai residu Rp 6.000.000,-  Apabila perusahaan menggunakan metode saldo jumlah angka tahun (sum of the year digits method) dalam menyusutkan aktiva tetapnya, diminta membuat table perhitungan penyusutan aktiva tetap selama 5 tahun!
Penyelesaian:
Diketahui Harga Perolehan = Rp 33.000.000,-
Umur ekonomis (UE) aktiva tetap = 5 tahun
Nilai residu (NR) aktiva tetap = Rp 6.000.000,-
Angka penyebut untuk tariff = 5x ((5+1)/2)) = 15.
Perhitungan nilai penyusutan dalam setiap tahunnya adalah sebagai berikut:
  > Penyusutan tahun 1 = 5/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 9.000,000,-
  > Penyusutan tahun 2 = 4/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 7.200,000,-
  > Penyusutan tahun 3 = 3/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 5.400,000,-
  > Penyusutan tahun 4 = 2/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 3.600,000,-
  > Penyusutan tahun 5 = 1/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 1.800,000,-

Maka table perhitungan penyusutan aktiva tetapdapat dibuat seperti berikut ini:
Thn Ke-
Penyusutan
Akm. Penyusutan
Nilai Buku
Peny./Bln
1
Rp  9.000.000
   Rp     9.000.000,-
 Rp   24.000.000,-
Rp  750.000,-
2
     7.200.000
      16.200.000,-
     16.800.000,-
   600.000,-
3
     5.400.000
      21.600.000,-
     11.400.000,-
   450.000,-
4
     3.600.000
      25.200.000,-
       7.800.000,-
   300.000,-
5
     1.800.000
      27.000.000,-
       6.000.000,-
   150.000,-

Perhatikan informasi dari table di atas. Besarnya penyusutan peralatan pada akhir tahun 2019 (tahun ke-1) adalah Rp 9.000.000,- dengan nilai buku aktiva tetap sebesar Rp 24.000.000,- (diperoleh dari Rp 33.000.000,- dikurangi Rp 9.000.000,-). Apabila pada tanggal 31 Desember 2019 dibuat jurnal, maka pencatatannya adalah sebagai berikut:
Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
31 Des 2019
Beban Peny. Peralatan

Rp 9.000.000,-


       Akm. Peny. Peralatan


Rp 9.000.000,-

(Penyusutan peralatan)




Kasus di atas adalah perhitungan penyusutan aktiva tetap apabila SAAT Pembelian dan pemakaian aktiva tetap dilakukan pada AWAL TAHUN. Sehingga antara tahun penyusutan dan tahun takwin adalah sama. Bagaimana perhitungan penyusutan apabila antara Tahun Takwin dan Tahun Penyusutan berbeda?. Seperti telah diketahui bahwa tahun takwin, dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember pada tahun yang sama. Sedangkan tahun penyusutan adalah tahun saat perhitungan penyusutan mulai diperhitungkan. Jumlahnya sama yakni 12 bulan dihitung mulai dari sejak pemakaian aktiva tetap sampai satu tahun berikutnya. Missal pemakaian aktiva tetap dilakukan pada tanggal 1 Mei 2019, maka penyusutan tahun pertama adalah dari tanggal 1 Mei 2019 sampai dengan tanggal 30 April 2020. Hal tersebut sangat berpengaruh pada BESARNYA NILAI perhitungan penyusutan pada akhir periode akuntansi.
Sebagai contoh pada kasus di atas, CV Sidho Mumbul membeli peralatan pabrik pada tanggal 1 Mei 2019 dan langsung dioperasionalkan pada bulan tersebut. Buat perhitungan dan jurnal penyusutan peralatan yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 2019!
Penyelesaian:
Penyusutan tahun 1 peralatan ( 1 Mei 2019 s.d 30 April 2020) adalah
= 5/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 9.000,000,-
Perhitungan besarnya penyusutan peralatan pada tanggal 31 Desember 2019 adalah:
Besarnya Penyusutan per bulan = Rp 9.000.000,- / 12 = Rp 750.000,-
Besarnya penyusutan per 31 Des. 2019 = 8 bln (1 Mei s.d 31 Des.) = Rp 750.000,- x 8 = Rp 6.000.000,-
Atau dengan cara = 8/12 x Rp 9.000.000,- = Rp 6.000.000,-
Jurnal yang harus dibuat per 31 Desember 2019 adalah sbb:

Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
31 Des 2019
Beban Peny. Peralatan

Rp 6.000.000,-


       Akm. Peny. Peralatan


Rp 6.000.000,-

(Penyusutan peralatan)




Lalu bagaimana dengan perhitungan dan pencatatan penyusutan aktiva tetap per 31 Desember 2020?
Berikut Penyelesaiannya:
   > Penyusutan tahun 1 = 5/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 9.000,000,-
   > Penyusutan tahun 2 = 4/15 x Rp 27.000.000,- = Rp 7.200,000,-
Perhitungan penyusutan aktiva tetap per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
   > Penyusutan tahun 1 masih ada 4 bln = 4/12 x Rp 9.000.000,- = Rp 3.000.000,-
   > Penyusutan tahun 2 baru ada  8 bln  = 8/12 x Rp 7.200.000,- =       4.800.000,-
Total Penyusutan                                                                   Rp 7.800.000,-
Jurnal yang harus dibuat per 31 Desember 2019 adalah sbb:

Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
31 Des 2020
Beban Peny. Peralatan

Rp 7.800.000,-


       Akm. Peny. Peralatan


Rp 7.800.000,-

(Penyusutan peralatan)




Sangaat mudaah bukaan….???
Selamat Belajar….Semoga Sukses…!!!!!!


Referensi:
Rudianto. Pengantar Akuntansi (2008). Penerbit Erlangga
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan. Jilid 2 (2000). Penerbit Salemba Empat
Slamet Sugiri, Sumiyana. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku 1 (2005). Penerbit AMP YKPN


Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN
Al. Haryono Jusup. Dasar-Dsar Akuntansi Jilid 2. (1995). Penerbit: BP STIE YKPN

      Related Post:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar