Pajak yang terutang adalah pajak yang harus
disetorkan kepada kas negara baik itu orang pribadi atau badan. Besarnya pajak
yang terutang tentunya ditentukan oleh banyak faktor, seperti jumlah
penghasilan yang diterima dalam setiap bulannya, jumlah tanggungan yang
dipikulnya serta tarif pajak yang berlaku. Yang tidak kalah pentingnya adalah
besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang berlaku.
Terdapat tiga kategori PTKP yang berlaku pada
wajib pajak orang pribadi, dan setiap wajib pajak maksimal hanya bisa
menanggung sampai dengan 3 tanggungan. Ketiga kategori tersebut adalah sebagai
berikut: kategori Tidak Kawin atau TK, kategori Kawin atau K dan kategori Kawin
penghasilan suami istri digabung atau KI. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh kasus berikut ini:
Contoh Soal Kasus 1
Tn Budiman adalah seorang pegawai tetap
pada CV Barokah Jaya, menikah (istri tidak bekerja) dengan 1 anak (K/2)
Gaji pokok dalam satu bulan Rp 6.500.000,. Perusahaan memberikan
premi asuransi kecelakaan 0,4%, asuransi pendidikan 0,5% dan jaminan kematian
sebesar 0,3% dari gaji kotor. Selain hal tersebut pegawai juga dibebani biaya
jabatan 5% dari penghasilan bruto, iuran jaminan hari tua sebesar 2% dari gaji
pokok setiap bulan. Iuran pensiun setiap pegawai sebesar Rp 100.000,-. Hitung
Berapa pajak yang terutang Tn Budiman?
Jawab:
Penghasilan : 12 bln x rp 6.500.000,-
|
Rp 78.000.000,-
|
|
Premi Asuransi : 0,4% x Rp 78.000.000,-
|
312.000,-
|
|
Asuransi Pendidikan : 0,5% x Rp 78.000.000,-
|
390.000,-
|
|
Jaminan Kematian : 0,3% x Rp 78.000.000,-
|
234.000,-
|
|
Penghasilan Bruto
|
Rp 78.936.000,-
|
|
Biaya Jabatan 5% x Rp 78.936.000,-
|
Rp 3.946.800,-
|
|
Jamian Hari tua 2% x Rp 78.000.000,-
|
1.560.000,-
|
|
iuran pensiun : 12 bln x Rp 100.000,-
|
1.200.000,-
|
|
(Rp 6.706.800,-)
|
||
Penghasilan Netto
|
72.229.200,-
|
|
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) K-1
|
63.000.000,-
|
|
Penhasilan Kena Pajak (PKP)
|
9.229.200,-
|
|
Pajak Terutang (1 tahun): 5% x Rp 9.229.200,-
|
Rp 461.460,-
|
|
Pajak Terutang (per bulan): Rp 461.460,- / 12
|
Rp
38.455,-
|
Contoh Soal Kasus 2:
Tn Syamsudin adalah pegawai tetap
pada PT Mandiri Oche, menikah dengan 2 anak, memperoleh gaji pokok Rp
7.000.000. Perusahaan mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan, berupa premi
Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian yang dibayarkan oleh
pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,4% dan 0,5% dari gaji. Selain hal
tersebut Tn Syamsudin juga dibebani biaya jabatan 5% dari penghasilan bruto,
iuran jaminan hari tua sebesar 2% dari gaji setiap bulan. Iuran pensiun setiap
pegawai sebesar Rp 100.000. Istri bekerja sebagai pegawai swasta dengan
penghasilan netto Rp 6.000.000,-. Dari data tersebut buat Penghitungan PPh
Pasal 21 per bulan yang terutang!
Jawab:
Penghasilan : 12 bln x Rp 7.000.000,-
|
Rp 84.000.000,-
|
|
Jaminan Kecelakaan : 0,4% x Rp 78.000.000,-
|
336.000,-
|
|
Jaminan Kematian : 0,5% x Rp 78.000.000,-
|
420.000,-
|
|
Penghasilan Bruto
|
Rp 84.756.000,-
|
|
Biaya Jabatan 5% x Rp 84.756.000,-
|
Rp 4.237.800,-
|
|
Jamian Hari tua 2% x Rp 84.000.000,-
|
1.680.000,-
|
|
iuran pensiun : 12 bln x Rp 100.000,-
|
1.200.000,-
|
|
(Rp 7.117.800,-)
|
||
Penghasilan Netto
|
77.638.200,-
|
|
Penghasilan Netto
(Istri)
|
72.000.000,-
|
|
Total Penghasilan Netto
|
Rp 149.638.200,-
|
|
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) KI-2
|
121.500.000,-
|
|
Penhasilan Kena Pajak (PKP)
|
28.138.200,-
|
|
Pajak Terutang (1 tahun): 5% x Rp 28.138.200,-
|
Rp 1.406.910,-
|
|
Pajak Terutang (per bulan): Rp 1.406.910,- / 12
|
Rp 117.243,-
|
Selamat Belajar......!!!
Semoga Suksess.......
Ulasan yang bagus gan.
BalasHapusJangan lupa kunjungi situs akuntansi dan bisnis
https://akupecintaakuntansi.blogspot.com/