Minggu, 20 Oktober 2019

Berpikir Positif (Positive Thinking)


"Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya apabila ia memohon kepada- Ku." (HR Muslim). Hadis ini menganjurkan kepada kita semua untuk terus berpikir positif (husnuzan). Bahkan, motivator Muslim dunia Dr Ibrahim Elfiky (2009) menulis buku fenomenal berjudul Terapi Berpikir Positif. Ya, husnuzan atau berpikir positif ternyata bisa menyembuhkan, bisa menjadi obat bagi mereka yang ingin hidupnya bahagia, dan juga bisa menjadi solusi praktis bagi mereka yang saat ini hidupnya dipenuhi kesulitan demi kesulitan.
Harus diakui, hidup di zaman sulit seperti saat ini, membutuhkan energi besar agar tetap bisa bertahan. Masalah demi masalah kita baca dan dengar setiap hari di media sosial maupun di media massa. Antara yang salah dan yang benar terasa absurd. Antara pelaku dan korban juga sulit dibedakan. Akibatnya, muncul adagium "maling teriak maling", seperti judul bukunya Noam Chomsky (2001).
Bagaimana cara mengaktifkan pikiran agar kita bisa selalu berpikir positif (positive thinking)? Menurut sebuah riset, manusia setiap harinya kurang lebih berpikir 60 ribu kali. Bahkan, riset dari Fakultas Kedokteran Universitas San Fransisco (1986) menyebutkan, 80 persen dari pikiran manusia cenderung menyuruh pada hal-hal yang negatif. Dari pikiran-pikiran negatif ini akan mengarahkan untuk berperilaku buruk dan menyimpang. Jika tidak dikendalikan sejak awal, perilaku negatif ini akan membentuk watak dan karakter buruk seseorang. Ini yang harus kita hindari bersama.
Agama pun telah mengajarkan pada kita resep sederhana, yaitu dengan riyadhah (latihan) berpikir positif bahwa segala sesuatu itu terjadi tidak lepas dari takdir Allah. Nah, kita diminta untuk selalu husnuzan kepada takdir Allah. Apa pun itu! Karena, sesuai dengan firman-Nya yang artinya: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui", (QS al-Baqarah: 216).
Ini bukti bahwa Allah itu selalu bersama kita (muraqabah). Apa pun yang terjadi, ketika kita merasa dekat dengan Allah, kita akan terus mampu berpikir positif. Lalu, bagaiaman agar kita selalu dapat berpikir positif??
1.   Berbuatlah untuk selalu bersyukur. Bersyukur merupakan kunci pokok seseorang berpikiran positif. Hanya kebanyakan manusia belum bisa bersyukur dengan kondisi yang ada. Kebanyakan melupakan sesuatu yang telah dimiliki, dan selalu memikirkan apa yang belum dimiliki. Akibatnya ketamakan dan kerakusan yang terjadi, yang berimbas pada pola piker mereka.
2.   Jangan mudah tertekan atau putus asa oleh tantangan atau cobaan. Di zaman di mana persaingan semakin ketat, tekan dan cobaan juga semakin ketat. Bagi setiap orang yang tidak terbiasa dengan kondisi tersebut tentunya akan menjadi stress dan berpengaruh besar terhap pikiran kita. Solusinya adalah hadapi setiap cobaan dan tantangan dengan tenang, jangan panic. Yang paling penting adalah focus, niscaya solusi akan muncul.
3.   Jangan mudah tenggelam dan terlalu menyesali kesalahan yang telah kita perbuat. Tidak ada manusia yang sempurna, yang paling penting adalah menyadari akan kesalahan yang telah kita perbuat dan kita jadikan hal tersebut sebagai pelajaran hidup. Ambil sisi positif dari setiap perisatiwa yang terjadi.
4.   Berkumpulah dengan orang-orang yang positif. Rekan kerja atas sahabat akan berpengaruh besar terhadap pikiran dan tindakan kita, jadi sudah selayaknya kita harus menentukan rekan dan sahabat yang memiliki pikiran positif, yang dapat membawa dampak pada kemajuan hidup.

Jadi, menjaga pikiran agar tidak masuk dalam polarisasi masalah agar hati dan pikiran kita tetap jernih dan tidak terkontaminasi prokontra itu sangat penting. Alhasil, pikiran kita tidak terbawa pada hal-hal negatif.
Dari berbagai sumber



Tidak ada komentar:

Posting Komentar