Rabu, 16 Oktober 2019

Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Oleh: Winarto
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya adalah mengolah bahan baku (raw material) menjadi produk jadi yang siap untuk dijual atau digunakan. Untuk memudahkan pengelolaan kegiatan maka perlu diselenggarakan akuntansi yang tepat yang dalam hal ini adalah akuntansi perusahaan manufaktur. Seperti telah diketahui bahwa salah satu tujuan akhir dari proses akuntansi adalah tersedianya informasi akuntansi berupa laporan keuangan yang tepat dan akurat yang dapat digunakan sebagai dasar dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 
Demikian pula dengan perusahaan industry atau manufaktur, proses akuntansi yang diselenggaran juga untuk menghasilkan informasi akuntansi yang tepat dan akurat. Laporan akuntansi pada perusahaan industry ini tidak jauh beda dengan perusahaan jasa dan dagang, hanya terdapat tambahan laporan yakni laporan harga pokok produksi atau laporan biaya produksi. Akuntansi pada perusahaan industri didasarkan pada kegiatan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Untuk lebih mengenal dan memahami bagaimana kegiatan perusahaan industry terjadi, maka berikut ini dapat kita ringkas kegiatan utama perusahan industry, yaitu:
1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku merupakan bahan dasar atau bahan utama untuk pembuatan sebuah produk. Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk mendukung bahan dasar dapam proses pembuatan produk. Dalam peencatatan akuntansi bahan baku merupakan bahan pokok yang berdiri sendiri yang dicatat dalam Biaya Bahan Baku (BBB) sedangkan bahan penolong masuk dalam biaya tidak langsung atau Biaya Overhead pabrik (BOP).
2. Pemakaian biaya tenaga kerja dalam proses produksi. proses produksi. Biaya tenaga kerja yang dipakai dalam perusahaan industry dibedakan ke dalam dua jenis, yakni biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya tenaga kerja tidak langsung (BTKTL). BTKL menjadi unsur utama karena bersentuhan langsung denga pengolahan barang yang diproduksi, sehingga dalam pencatatan berdiri sendiri menjadi BTKL. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya tenaga kerja yang TIDAK secara langsung bersentuhan dengan proses produksi. Biaya ini masuk dalam biaya overhead pabrik.
3. Penggunaan Biaya Overhead Pabrik (BOP). Yang dimaksud  dengan biaya overhead pabrik (BOP)  adalah seluruh biaya yang timbul saat proses produksi, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku (BBB) atau biaya tenaga kerja langsung (BTKL). Setidaknya terdapat 3 jenis biaya yang termasuk kedalam biaya overhead. Ketiga jenis biaya tersebut adalah sebagai berikut:
a. Biaya bahan penolong merupakan jenis biaya yang sangat kecil kuantitasnya yang dipergunakan untuk proses pengolahan, dan tidak bisa ditelusuri keberadaannya pada barang jadi.
b. Biaya kerja tidak langsung, seperti contohnya upah pengawas, mekanik, mandor, dan bagian reparasi.
c.  Biaya penyusutan gedung pabrik, seperti misalnya penyusutan mesin.
4. Penyimpanan sementara produk jadi. Produk yang telah selesai diproses, untuk selanjutnya disimpan sementara, sebelum dijual pada konsumen.
5. Penjualan produk jadi.

Apabila digambarkan dalam bagan, maka proses kegiatan perusahaan Industri dapat dilihat sebagai berikut :

Pencatatan apa saja yang harus dilakukan dalam perusahaan industry? Pencatatan atau akuntansi yang diperlukan dalam perusahaan industry dipengaruhi dari system pencatatan yang pilih perusahaan. Pada dasarnya terdapat dua system pencatatan, yakni system pencatatan periodic/ phisik dan system pencatatan permanen atau perpectual.
Pada bagian ini akan diberikan contoh dan ilustrasi pencatatan perusahaan industry dengan menggunakan system pencatatan secara pisik atau periodic. Secara garis besar berikut ini jenis dan contoh pencatatannya:
1.  Pencatatan pembelian bahan baku dan bahan penolong
PT Havara untuk keperluan proses produksi pada tanggal 5 Desember 2018 membeli bahan baku sebanyak 250 kg @ Rp 60.000,- dan bahan penolong sejumlah Rp 2.500.000,- dengan syarat 2/10, n/30.  Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
TGL
Keterangan
Debt (Rp)
Credt (Rp)
2018



Des. 5
Pembelian Bahan Baku
17.500.000
-

Pembelian Bahan Penolong
2.500.000
-

        Utang Usaha
-
20.000.000

2.  Pencatatan pemakaian bahan baku dan bahan penolong
Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dapat diketahui pada akhir periode setelah melalui perhitungan pisik. Sebagai contoh pada akhir Desember 2018, perusahaan telah menggunakan bahan baku 230 kg (30 kg dari persediaan awal dan 200kg dari pembelian bulan ini) dan bahan penolong sebesar Rp 800.000,-. Jurnal yang harus dibuat atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
TGL
Keterangan
Debt (Rp)
Credt (Rp)
2018



Des. 31
Ikhtisar Produksi
13.800.000
-

        Persediaan awal bahan baku
-
1.800.000

        Pembelian bahan baku
-
12.000.000

3.  Pencatatan timbulnya BTKL dan pemakaian BTKL
Pencatatan yang diperlukan pada biaya tenaga kerja langsung adalah pencatatan saat timbulnya BTKL dan pembebanan BTKL. Missal untuk menyelesaikan produk yang dihasilkan perusahaan  telah mengeluarkan biaya tenaga kerja sebesar Rp 16.500.000,- (termasuk PPh karyawan). Jurnal saat timbulnya BTKL adalah sebagai berikut:
TGL
Keterangan
Debt (Rp)
Credt (Rp)
2018



Des. 31
BTKL
16.500.000
-

        Utang Gaji
-
15.000.000

        Utang PPh
-
1.500.000
Jurnal saat pembebanan BTKL pada produk adalah sebagai berikut:
TGL
Keterangan
Debt (Rp)
Credt (Rp)
2018



Des. 31
Ikhtisar Produksi
16.500.000
-

        BTKL
-
16.500.000

4.  Pencatatan timbulnya Biaya Overhead pabrik (BOP) dan Pemakaian BOP
Pencatatan yang diperlukan pada BOP adalah pencatatan saat timbulnya BOP dan pembebanan BOP pada produk yang dihasilkan. Missal untuk menyelesaikan produk yang dihasilkan perusahaan  telah mengeluarkan BOP sebesar Rp 9.500.000,-.  Jurnal saat timbulnya BOP adalah sebagai berikut:
TGL
Keterangan
Debt (Rp)
Credt (Rp)
2018



Des. 31
BOP
9.500.000
-

        Berbagai Rek. Dikredit
-
9.500.000
Jurnal saat pembebanan BOP pada produk adalah sebagai berikut:
TGL
Keterangan
Debt (Rp)
Credt (Rp)
2018



Des. 31
Ikhtisar Produksi
9.500.000
-

        BOP
-
9.500.000

5.  Penyesuaian persediaan bahan baku
Bahan baku yang telah dibeli perusahaan, tentunya tidak seluhnya dipakai dalam proses produksi. Missal perusahaan memiliki bahan baku sebesar Rp 5.500.000,-.  Bahan baku yang belum dipakai tersebut , pada akhir periode akuntansi dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
TGL
Keterangan
Debt (Rp)
Credt (Rp)
2018



Des. 31
Persediaan Bahan Baku
5.500.000
-

        Ikhtisar Produksi
-
5.500.000

6.  Pencatatan produk jadi dan produk dalam proses (BDP)
Hasil akhir dari proses produksi ada dua jenis, yaitu produk jadi dan barang dalam proses. Produk jadi adalah produk yang siap digunakan, sedangkan barang dalam proses adalah produk setengah jadi, artinya produk tersebut masih perlu tambahan biaya untuk dapat digunakan. Sebagai contoh pada PT Havara pada akhir periode terdapat Produk jadi  sebesar Rp 32.000.000,- dengan rincian BBB Rp 10.000.000,- BTKL Rp 14.000.000 dan BOP Rp 8.000.000,-.  Jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
TGL
Keterangan
Debt (Rp)
Credt (Rp)
2018



Des. 31
Persediaan Produk Jadi
32.000.000
-

        BDP BBB
-
10.000.000

        BDP BTKL
-
14.000.000

        BDP BOP
-
8.000.000

Sebagai contoh pada PT Havara pada akhir periode terdapat BDP sebesar Rp 7.800.000,- dengan rincian BBB Rp 3.800.000,- BTKL Rp 2.500.000 dan BOP Rp 1.500.000,-.. Jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
TGL
Keterangan
Debt (Rp)
Credt (Rp)
2018



Des. 31
Persediaan BDP
7.800.000
-

        BDP BBB
-
3.800.000

        BDP BTKL
-
2.500.000

        BDP BOP
-
1.500.000

7.  Pencatatan penjualan produk jadi
Pencatatan penjualan produk jadi sangat ditentukan dari harga jual produk tersebut. Misalnya dari kasus soal sperti tersebut di atas, produk jadi sebesar Rp 32.000.000,- dijual dengan harga Rp 40.000.000,-. Jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
TGL
Keterangan
Debt (Rp)
Credt (Rp)
2018



Des. 31
Piutang Dagang
40.000.000
-

        Penjualan
-
40.000.000





Selamat belajar...semoga bermanfaat...!!!

    Referensi:
    Bastian Bustami. Nurlela. Akuntansi Biaya. Teori dan Aplikasi. (2006) Penerbit : Graha Ilmu
    Mulyadi. Akuntansi Biaya.(2005). Penerbit: UPP STIM YKPN.

1 komentar: