Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang
kegiatan utamanya adalah mengolah bahan baku (raw material) menjadi produk jadi
yang siap untuk dijual atau digunakan. Untuk memudahkan pengelolaan kegiatan
maka perlu diselenggarakan akuntansi yang tepat yang dalam hal ini adalah
akuntansi perusahaan manufaktur. Seperti telah diketahui bahwa salah satu
tujuan akhir dari proses akuntansi adalah tersedianya informasi akuntansi
berupa laporan keuangan yang tepat dan akurat yang dapat digunakan sebagai
dasar dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Demikian pula dengan perusahaan industry atau manufaktur, proses akuntansi yang diselenggaran juga untuk menghasilkan informasi akuntansi yang tepat dan akurat. Laporan akuntansi pada perusahaan industry ini tidak jauh beda dengan perusahaan jasa dan dagang, hanya terdapat tambahan laporan yakni laporan harga pokok produksi atau laporan biaya produksi. Akuntansi pada perusahaan industri didasarkan pada kegiatan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Untuk lebih mengenal dan memahami bagaimana kegiatan perusahaan industry terjadi, maka berikut ini dapat kita ringkas kegiatan utama perusahan industry, yaitu:
Demikian pula dengan perusahaan industry atau manufaktur, proses akuntansi yang diselenggaran juga untuk menghasilkan informasi akuntansi yang tepat dan akurat. Laporan akuntansi pada perusahaan industry ini tidak jauh beda dengan perusahaan jasa dan dagang, hanya terdapat tambahan laporan yakni laporan harga pokok produksi atau laporan biaya produksi. Akuntansi pada perusahaan industri didasarkan pada kegiatan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Untuk lebih mengenal dan memahami bagaimana kegiatan perusahaan industry terjadi, maka berikut ini dapat kita ringkas kegiatan utama perusahan industry, yaitu:
1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong. Bahan
baku merupakan bahan dasar atau bahan utama untuk pembuatan sebuah produk.
Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk mendukung bahan dasar dapam
proses pembuatan produk. Dalam peencatatan akuntansi bahan baku merupakan bahan
pokok yang berdiri sendiri yang dicatat dalam Biaya Bahan Baku (BBB) sedangkan
bahan penolong masuk dalam biaya tidak langsung atau Biaya Overhead pabrik
(BOP).
2.
Pemakaian biaya
tenaga kerja dalam proses produksi. proses produksi. Biaya tenaga kerja yang
dipakai dalam perusahaan industry dibedakan ke dalam dua jenis, yakni biaya
tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya tenaga kerja tidak langsung (BTKTL).
BTKL menjadi unsur utama karena bersentuhan langsung denga pengolahan barang
yang diproduksi, sehingga dalam pencatatan berdiri sendiri menjadi BTKL.
Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya tenaga kerja yang
TIDAK secara langsung bersentuhan dengan proses produksi. Biaya ini masuk dalam
biaya overhead pabrik.
3.
Penggunaan Biaya
Overhead Pabrik (BOP). Yang dimaksud dengan biaya
overhead pabrik (BOP) adalah seluruh
biaya yang timbul saat proses produksi, yang tidak dapat digolongkan dalam
biaya bahan baku (BBB) atau biaya tenaga kerja langsung (BTKL). Setidaknya
terdapat 3 jenis biaya yang termasuk kedalam biaya overhead. Ketiga jenis biaya
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Biaya bahan penolong merupakan jenis biaya yang sangat kecil
kuantitasnya yang dipergunakan untuk proses pengolahan, dan tidak bisa
ditelusuri keberadaannya pada barang jadi.
b. Biaya kerja tidak langsung, seperti contohnya upah pengawas,
mekanik, mandor, dan bagian reparasi.
c. Biaya penyusutan gedung pabrik, seperti misalnya penyusutan
mesin.
4. Penyimpanan sementara produk jadi. Produk yang
telah selesai diproses, untuk selanjutnya disimpan sementara, sebelum dijual
pada konsumen.
5. Penjualan produk jadi.
Apabila digambarkan dalam bagan, maka proses
kegiatan perusahaan Industri dapat dilihat sebagai berikut :
Pencatatan apa saja yang harus dilakukan dalam
perusahaan industry? Pencatatan atau akuntansi yang diperlukan dalam perusahaan
industry dipengaruhi dari system pencatatan yang pilih perusahaan. Pada dasarnya
terdapat dua system pencatatan, yakni system pencatatan periodic/ phisik dan system
pencatatan permanen atau perpectual.
Pada bagian ini akan diberikan contoh dan
ilustrasi pencatatan perusahaan industry dengan menggunakan system pencatatan
secara pisik atau periodic. Secara garis besar berikut ini jenis dan contoh
pencatatannya:
1. Pencatatan
pembelian bahan baku dan bahan penolong
PT Havara untuk keperluan proses produksi pada
tanggal 5 Desember 2018 membeli bahan baku sebanyak 250 kg @ Rp 60.000,- dan
bahan penolong sejumlah Rp 2.500.000,- dengan syarat 2/10, n/30. Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi
tersebut adalah sebagai berikut :
TGL
|
Keterangan
|
Debt (Rp)
|
Credt (Rp)
|
2018
|
|||
Des. 5
|
Pembelian Bahan
Baku
|
17.500.000
|
-
|
Pembelian Bahan Penolong
|
2.500.000
|
-
|
|
Utang Usaha
|
-
|
20.000.000
|
2. Pencatatan
pemakaian bahan baku dan bahan penolong
Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dapat
diketahui pada akhir periode setelah melalui perhitungan pisik. Sebagai contoh
pada akhir Desember 2018, perusahaan telah menggunakan bahan baku 230 kg (30 kg
dari persediaan awal dan 200kg dari pembelian bulan ini) dan bahan penolong
sebesar Rp 800.000,-. Jurnal yang harus dibuat atas transaksi tersebut adalah
sebagai berikut :
TGL
|
Keterangan
|
Debt (Rp)
|
Credt (Rp)
|
2018
|
|||
Des. 31
|
Ikhtisar Produksi
|
13.800.000
|
-
|
Persediaan awal bahan baku
|
-
|
1.800.000
|
|
Pembelian bahan baku
|
-
|
12.000.000
|
3. Pencatatan timbulnya
BTKL dan pemakaian BTKL
Pencatatan yang
diperlukan pada biaya tenaga kerja langsung adalah pencatatan saat timbulnya
BTKL dan pembebanan BTKL. Missal untuk menyelesaikan produk yang dihasilkan perusahaan
telah mengeluarkan biaya tenaga kerja
sebesar Rp 16.500.000,- (termasuk PPh karyawan). Jurnal saat timbulnya BTKL
adalah sebagai berikut:
TGL
|
Keterangan
|
Debt (Rp)
|
Credt (Rp)
|
2018
|
|||
Des. 31
|
BTKL
|
16.500.000
|
-
|
Utang Gaji
|
-
|
15.000.000
|
|
Utang PPh
|
-
|
1.500.000
|
Jurnal saat pembebanan
BTKL pada produk adalah sebagai berikut:
TGL
|
Keterangan
|
Debt (Rp)
|
Credt (Rp)
|
2018
|
|||
Des. 31
|
Ikhtisar Produksi
|
16.500.000
|
-
|
BTKL
|
-
|
16.500.000
|
4. Pencatatan timbulnya
Biaya Overhead pabrik (BOP) dan Pemakaian BOP
Pencatatan yang
diperlukan pada BOP adalah pencatatan saat timbulnya BOP dan pembebanan BOP
pada produk yang dihasilkan. Missal untuk menyelesaikan produk yang dihasilkan perusahaan
telah mengeluarkan BOP sebesar Rp 9.500.000,-.
Jurnal saat timbulnya BOP adalah sebagai
berikut:
TGL
|
Keterangan
|
Debt (Rp)
|
Credt (Rp)
|
2018
|
|||
Des. 31
|
BOP
|
9.500.000
|
-
|
Berbagai Rek. Dikredit
|
-
|
9.500.000
|
Jurnal saat pembebanan
BOP pada produk adalah sebagai berikut:
TGL
|
Keterangan
|
Debt (Rp)
|
Credt (Rp)
|
2018
|
|||
Des. 31
|
Ikhtisar Produksi
|
9.500.000
|
-
|
BOP
|
-
|
9.500.000
|
5. Penyesuaian
persediaan bahan baku
Bahan baku
yang telah dibeli perusahaan, tentunya tidak seluhnya dipakai dalam proses
produksi. Missal perusahaan memiliki bahan baku sebesar Rp 5.500.000,-. Bahan baku yang belum dipakai tersebut , pada
akhir periode akuntansi dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
TGL
|
Keterangan
|
Debt (Rp)
|
Credt (Rp)
|
2018
|
|||
Des. 31
|
Persediaan Bahan
Baku
|
5.500.000
|
-
|
Ikhtisar Produksi
|
-
|
5.500.000
|
6. Pencatatan
produk jadi dan produk dalam proses (BDP)
Hasil akhir
dari proses produksi ada dua jenis, yaitu produk jadi dan barang dalam proses.
Produk jadi adalah produk yang siap digunakan, sedangkan barang dalam proses
adalah produk setengah jadi, artinya produk tersebut masih perlu tambahan biaya
untuk dapat digunakan. Sebagai contoh pada PT Havara pada akhir periode
terdapat Produk jadi sebesar Rp 32.000.000,-
dengan rincian BBB Rp 10.000.000,- BTKL Rp 14.000.000 dan BOP Rp 8.000.000,-. Jurnal yang harus dibuat adalah sebagai
berikut:
TGL
|
Keterangan
|
Debt (Rp)
|
Credt (Rp)
|
2018
|
|||
Des. 31
|
Persediaan Produk
Jadi
|
32.000.000
|
-
|
BDP BBB
|
-
|
10.000.000
|
|
BDP BTKL
|
-
|
14.000.000
|
|
BDP BOP
|
-
|
8.000.000
|
Sebagai contoh
pada PT Havara pada akhir periode terdapat BDP sebesar Rp 7.800.000,- dengan
rincian BBB Rp 3.800.000,- BTKL Rp 2.500.000 dan BOP Rp 1.500.000,-.. Jurnal
yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
TGL
|
Keterangan
|
Debt (Rp)
|
Credt (Rp)
|
2018
|
|||
Des. 31
|
Persediaan BDP
|
7.800.000
|
-
|
BDP BBB
|
-
|
3.800.000
|
|
BDP BTKL
|
-
|
2.500.000
|
|
BDP BOP
|
-
|
1.500.000
|
7. Pencatatan penjualan produk jadi
Pencatatan
penjualan produk jadi sangat ditentukan dari harga jual produk tersebut. Misalnya
dari kasus soal sperti tersebut di atas, produk jadi sebesar Rp 32.000.000,-
dijual dengan harga Rp 40.000.000,-. Jurnal yang harus dibuat adalah sebagai
berikut:
TGL
|
Keterangan
|
Debt (Rp)
|
Credt (Rp)
|
2018
|
|||
Des. 31
|
Piutang Dagang
|
40.000.000
|
-
|
Penjualan
|
-
|
40.000.000
|
|
Referensi:
Bastian Bustami. Nurlela. Akuntansi Biaya. Teori dan Aplikasi. (2006) Penerbit : Graha Ilmu
Mulyadi. Akuntansi Biaya.(2005). Penerbit: UPP STIM YKPN.
Terimakasih membantu bangettt
BalasHapus