Kebijakan piutang bagi perusahaan merupakan
salah satu strategi untuk meningkatkan omset penjulan. Mengapa demikian? Dengan
piutang konsumen atau pelanggan dapat menikmati jasa yang ditawarkan atau dapat
membawa barang tanpa harus membayar pada hari terjadinya transaksi. Namun demikian
perusahaan harus memperhatikan dan mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi
dengan adanya piutang. Apa resikonya? Tidak tertagihnya piutang.
Bagaimana piutang dicatat? Transaksi piutang
dagang dalam persamaan dasar akuntansi akan berpengaruh pada harta dan
pendapatan atau penjualan. Artinya ketika terjadinya penjualan kredit maka akun
piutang pada harta akan bertambah (debet), sebaliknya di sisi kredit akun
penjualan juga akan mengalami pertambahan, sebanding dengan pertambahan
piutang. Pencatatan piutang sangat dipengaruhi oleh sistem pencatatan yang
digunakan oleh perusahaan. Perhatikan tabel berikut:
Transaksi
|
Sistem Phisik/Periodik
|
Sistem Permanen atau Perpetual
|
Penjualan Kredit
|
Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
|
Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan xxx
|
Retur Penjualan
|
Retur Penjualan xxx
Piutang Dagang xxx
|
Retur Penjualan xxx
Piutang Dagang xxx
Persediaan xxx
HPP
xxx
|
Penerimaan Piutang
|
Kas xxx
Potongan (jika ada) xx
Piutang Dagang xxx
|
Kas xxx
Potongan (jika ada) xx
Piutang Dagang xxx
|
Perhatikan contoh kasus berikut ini!!
CV Maju Makmur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
perdagangan. Berikut ini sebagian transaksi yang terjadi dalam bulan Spetember
2019.
Sept 04 :
|
Dijual barang dagangan kepada Toko Pojok
seharga Rp 4.500.000,- dengan syarat 5/10, n/30
|
Sept 05 :
|
dikirimkan noto kredit kepada Toko Pojok
seharga Rp 500.000,- karena barang yang telah dibel pada tgl 4 Sept. 2019
tidak sesuai dengan pesanan.
|
Sept 14 :
|
diterima pelunasan dari Toko Pojok atas
transaksi tanggal 04 September 2019.
|
Dari data tersebut di atas, buat jurnal yang
harus dibuat oleh CV Maju Makmur, baik dengan sistem Periodik atau Sitem
Perpetual!
Jawab:
Jika Perusahaan Penggunakan sistem pencatatan
Periodik akan dicatat sebagai berikut:
TGL
|
KETERANGAN
|
Ref
|
D
|
K
|
04/09/19
|
Piutang Dagang
Penjualan
|
4.500.000
-
|
-
4.500.000
|
|
05/09/19
|
Retur Penjualan
Piutang dagang
|
500.000
-
|
-
500.000
|
|
14/09/19
|
Kas
Potongan Penjualan
Piutang Dagang
|
3.800.000
200.000
-
|
-
-
4.000.000
|
Jika Perusahaan Penggunakan sistem pencatatan Perpetual
akan dicatat sebagai berikut:
TGL
|
KETERANGAN
|
Ref
|
D
|
K
|
04/09/19
|
Piutang Dagang
Penjualan
HPP
Persediaan Barang
|
4.500.000
-
4.500.000
-
|
-
4.500.000
-
4.500.000
|
|
05/09/19
|
Retur Penjualan
Piutang dagang
Persediaan Barang
HPP
|
500.000
-
500.000
-
|
-
500.000
-
500.000
|
|
14/09/19
|
Kas
Potongan Penjualan
Piutang Dagang
|
3.800.000
200.000
-
|
-
-
4.000.000
|
Catatan: pada saat terjadinya pengembalian
barang (retur penjualan), apabila barang yang dikembalikan adalah barang yang
rusak, maka pada saat pencatatan (khusus sistem periodik) Tidak Dapat
dimasukkan kembali pada persediaan, namun dicatat sebagai Beban Persediaan.
Mengapa demikian, karena barang yang dikembalikan adalah barang yang telah
rusak, sehingga bagi perusahaan menjadi beban (produk rusak).
Semoga bermanfaat!!!
Related Post:
- Pembagian Laba Persekutuan
- Mengenal Firma
- Mencatat Pendirian Firma
- Menghitung dan Mencatat Persediaan
- Penilaian Persediaan Barang Dagangan
- Penilaian Persediaan Metode Nilai Pengganti
- Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran
- Penilaian Persediaan Dengan Sistem Fisik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar