Menurut prinsip akuntansi, bahwa harta utang dan
modal harus disajikan dengan nilai yang sebenarnya pada saat laporan keuangan
tersebut dibuat. Demikian pula halnya dengan piutang. Piutang harus disajikan
sebesar nilai nominal yang dapat ditagih atau nilai bersih (netto). Artinya
dari saldo piutang yang ada dalam perusahaan dimungkinkan terdapat piutang yang
tidak dapat ditagih. Atas kondisi tersebut perusahaan harus mampu membuat
analisa berapa kira-kira jumlah piutang yang dimungkinkan tidak dapat ditagih.
Bagaimana caranya? Perusahaan dapat mempelajari dari peristiwa pada masa lampau
(periode sebelumnya) tentang piutang yang tidak dapat ditagih.
Bagaimana perlakuan piutang yang memang
benar-benar tidak dapat ditagih? Piutang yang tidak dapat ditagih dicatat
sebagai beban kerugian piutang. Untuk hal tersebut perusahaan dapat menggunakan
dua metode pencatatan penghapusan piutang, yakni metode langsung dan metode
tidak langsung atau metode cadangan. Terdapat perbedaan mendasar tentang
pencatatan kedua metode tersebut. Perhatikan tabel berikut ini: