Sabtu, 31 Agustus 2019

Pembelajaran Berorientasi HOTS (Ranah Kognisi)

Oleh: Winarto.
Keterampilan  berpikir  tingkat  tinggi  yang  dalam  bahasa  umum  dikenal  sebagai  Higher Order Thinking Skill (HOTS) dipicu oleh empat kondisi.
    1. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya.
    2. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi dan kesadaran dalam belajar.
 3.  Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.
4.   Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

Menurut  beberapa  ahli,  definisi  keterampilan  berpikir  tingkat  tinggi  salah  satunya  dari Resnick  (1987)  adalah  proses  berpikir  kompleks  dalam  menguraikan  materi,  membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan  aktivitas  mental  yang  paling  dasar.  Keterampilan  ini  juga  digunakan  untuk menggarisbawahi  berbagai  proses  tingkat  tinggi  menurut  jenjang  taksonomi  Bloom.
Menurut Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu mengingat (remembering), memahami  (understanding),  dan  menerapkan  (applying),  dan  kedua  adalah  yang diklasifikasikan  ke  dalam  keterampilan  berpikir  tingkat  tinggi  berupa  keterampilan menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating). Berikut ini tabel Proses Kognitif sesuai Level Kognitif Bloom:

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Transfer of Knowledge
Keterampilan berpikir tingkat tinggi erat kaitannya dengan keterampilan berpikir sesuai dengan  ranah  kognitif,  afektif,  dan  psikomotor  yang  menjadi  satu  kesatuan  dalam proses belajar dan mengajar.
Ranah Kognitif
Ranah  kognitif  meliputi  kemampuan  dari  peserta  didik  dalam  mengulang  atau menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran yang  telah  didapatnya.  Proses  ini  berkenaan  dengan  kemampuan  dalam  berpikir, kompetensi  dalam  mengembangkan  pengetahuan,  pengenalan,  pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran pada ranah kognitif menurut Bloom merupakan segala aktivitas pembelajaran menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi
Anderson dan  Krathwoll melalui taksonomi yang direvisi memiliki rangkaian proses-proses  yang  menunjukkan  kompleksitas  kognitif  dengan  menambahkan  dimensi pengetahuan, seperti:
1.   Pengetahuan faktual, Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui para peserta didik  jika  mereka  akan  dikenalkan dengan  suatu disiplin atau untuk memecahkan masalah apapun di dalamnya. Elemen-elemen biasanya merupakan simbol - simbol yang berkaitan dengan beberapa referensi konkret, atau  "benang-benang  simbol"  yang menyampaikan  informasi  penting. Sebagian terbesar, pengetahuan faktual muncul pada level abstraksi yang relatif rendah. Dua bagian jenis pengetahuan faktual adalah 
a. Pengetahuan terminologi meliputi nama-nama dan simbol-simbol verbal dan non-verbal  tertentu  (contohnya  kata-kata,  angka-angka,  tanda-tanda,  dan  gambar-gambar). 
b.  Pengetahuan  yang  detail  dan  elemen-elemen  yang  spesifik  mengacu  pada pengetahuan  peristiwa-peristiwa,  tempat-tempat,  orang-orang,  tanggal, sumber informasi, dan semacamnya. 
2. Pengetahuan konseptual, Pengetahuan konseptual meliputi skema-skema, model-model mental, atau teori-teori eksplisit dan implisit dalam model -model psikologi kognitif yang berbeda. Pengetahuan konseptual meliputi tiga jenis: 
a.  Pengetahuan klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan yang berbeda. 
b.  Prinsip dan generalisasi cenderung mendominasi suatu disiplin ilmu akademis dan  digunakan  untuk  mempelajari  fenomena  atau  memecahkan  masalah-masalah dalam disiplin ilmu. 
c. Pengetahuan  teori,  model,  dan  struktur  meliputi  pengetahuan  mengenai prinsip-prinsip  dan  generalisasi-generalisasi  bersama  dengan  hubungan-hubungan diantara mereka yang menyajikan pandangan sistemis, jelas, dan bulat  mengenai  suatu  fenomena,  masalah,  atau  pokok  bahasan  yang kompleks.
3.  Pengetahuan  prosedural,  "pengetahuan  mengenai  bagaimana"  melakukan sesuatu. Hal ini dapat berkisar dari melengkapi latihan-latihan yang cukup rutin hingga  memecahkan  masalah-masalah  baru.  Pengetahuan  prosedural  sering mengambil bentuk dari suatu rangkaian langkah-langkah yang akan diikuti. Hal ini meliputi pengetahuan keahlian-keahlian, algoritma-algoritma, tehnik-tehnik, dan metode-metode secara kolektif disebut sebagai prosedur-prosedur.
a.     Pengetahuan keahlian dan algoritma spesifik suatu subjek
Pengetahuan prosedural dapat diungkapkan sebagai suatu rangkaian langkah- langkah, yang secara kolektif dikenal sebagai prosedur. Kadangkala langkah-langkah tersebut diikuti perintah yang pasti; di waktu yang lain keputusan-keputusan harus dibuat mengenai langkah mana yang dilakukan selanjutmya. Dengan cara yang sama, kadang- kadang hasil akhirnya pasti; dalam kasus lain hasilnya tidak pasti. Meskipun proses tersebut bisa pasti atau lebih terbuka, hasil  akhir  tersebut  secara  umum  dianggap  pasti  dalam  bagian  jenis pengetahuan. 
b.    Pengetahuan tehnik dan metode spesifik suatu subjek 
Pengetahuan tehnik dan metode spesifik suatu subjek meliputi pengetahuan yang  secara  luas  merupakan  hasil  dari konsesus,  persetujuan,  atau  norma-norma disipliner daripada pengetahuan yang lebih langsung merupakan suatu hasil  observasi,  eksperimen,  atau  penemuan.  Bagian  jenis  pengetahuan  ini secara umum menggambarkan bagaimana para ahli dalam bidang atau disiplin ilmu tersebut berpikir dan menyelesai kan masalah-masalah daripada hasil-hasil dari pemikiran atau pemecahan masalah tersebut. 
c.     Pengetahuan  kriteria  untuk  menentukan  kapan  menggunakan  prosedur- prosedur yang tepat
Sebelum  terlibat  dalam  suau  penyelidikan,  para  peserta  didik  dapat diharapkan  mengetahui  metode-metode  dan  tehnik-tehnik  yang  telah digunakan dalam penyelidikan-penyelidikan yang sama. Pada suatu tingkatan nanti  dalam  penyelidikan  tersebut,  mereka  dapat  diharapkan  untuk menunjukkan hubungan-hubungan antara metode-meode dan teknik-teknik yang mereka benar-benar lakukan dan metode-metode yang dilakukan oleh peserta didik lain.

4.   Pengetahuan  Metakognitif,  Pengetahuan  metakognitif  adalah  pengetahuan mengenai  kesadaran  secara  umum  sama  halnya  dengan  kewaspadaan  dan pengetahuan  tentang  kesadaran  pribadi  seseorang.  Penekanan  kepada  peserta didik untuk lebih sadar dan bertanggung jawab untuk pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri. Perkembangan para peserta didik akan menjadi lebih sadar dengan pemikiran mereka sendiri sama halnya dengan lebih banyak mereka mengetahui kesadaran secara  umum, dan ketika  mereka bertindak  dalam  kewaspadaan  ini, mereka akan cenderung belajar lebih baik.
a.     Pengetahuan strategi
Pengetahuan strategis adalah pengetahuan mengenai strategi-strategi umum untuk pembelajaran, berpikir, dan pemecahan masalah. 
b.    Pengetahuan  mengenai  tugas  kognitif,  termasuk  pengetahuan  kontekstual dan kondisional 
Para peserta didik mengembangkan pengetahuan mengenai strategi-strategi pembelajaran  dan  berpikir,  pengetahuan  ini  mencerminkan  baik  strategi-strategi umum apa yang digunakan dan bagaimana menggunakan mereka. 
c.     Pengetahuan diri
Kewaspadaan-diri mengenai kaluasan dan kelebaran dari dasar pengetahuan dirinya merupakan aspek penting pengetahuan-diri. Para peserta didik perlu memperhatikan terhadap jenis strategi yang berbeda. Kesadaran seseorang cenderung  terlalu  bergantung  pada  strategi  tertentu,  dimana  terdapat strategi-strategi  yang  lain  yang  lebih  tepat  untuk  tugas  tersebut,  dapat mendorong ke arah suatu perubahan dalam penggunaan strategi.

Sumber: Dirjen GTK Kemendikbud 2018

Related Post:

  1. Metode Pembelajaran STEAM 
  2. Pembelajaran Berorientasi HOTS (ranah Kognitif&Afektif)
  3. Model-Model Pembelajaran
  4. Pendekatan dan Model Pembelajaran di SMK
  5. Proses Pembelajaran di SMK
  6. Desain Pembelajaran Berorientasi HOTS
  7. Taksonomi BLOOM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar