Jumat, 23 Agustus 2019

Metode HP Proses

Oleh: Winarto, S.Pd.M.Pd.
Akuntansi biaya adalah suatu proses pencatatan, pengukuran dan pelaporan tentang informasi biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan. Fungsi pokok dari penyelenggraan akuntansi biaya  adalah untuk penentuan harga pokok produk yang dihasilkan. Untuk menentukan harga pokok suatu produk, maka diperlukan suatu proses pengumpulan biaya produksi. Dalam perusahaan industri, proses pengumpulan ini dibedakan menjadi dua, yakni dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method) dan metode harga pokok proses (process cost method).

Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method) adalah metode penentuan HP Produk dengan cara mengumpulkan biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode, dan membagikan sama rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode bersangkutan. Contoh perusahaan yang biasa menerapkan metode proses: Perusahaan bahan kimia, minyak bumi, semen, pupuk, baja, karet dl
Perusahaan yang menggunakan metode ini memiliki ciri-ciri tertentu. Berdasarkan proses produksinya memiliki ciri sebagai berikut:
1.   proses produksi dilakukan secara terus menerus
2.   produk yang dihasilkan merupakan produk standar, artinya mempunyai bentuk, ukuran dan kualitas yang sama
3.   tujuan produksi untuk mengisi persediaan di gudang bukan karena pesanan

Selain hal tersebut di atas, maka berdasarkan proses pengumpulan biaya, memiliki ciri sebagai berikut:
1.   biaya produksi dikumpulkan pada setiap periode tertentu dan dicatat pada rekening barang dalam proses
2.   harga pokok produk per satuan dihitung pada setiap akhir periode tertentu
3.   bila produk diolah melalui lebih dari satu departemen, maka harga pokok produk pada departemen sebelumnya akan menambah harga produk pada departemen berikutnya sampai menjadi produk jadi
4.   laporan harga pokok produksi dipakai untuk menghitung biaya produksi per satuan
5.   Pencatatan Penggolongan Biaya pada Metode Harga Pokok Prose

Perbedaan Metode Hp Proses Dengan Metode Hp Pesanan
Perbedaan tersebut terletak pada dua hal pokok :Karakteristik pengumpulan biaya produksi dan Penggolongan Biaya Produksi

METODE HP PROSES
METODE HP PESANAN
1.     Biaya Produksi dikumpulkan untuk tiap periode tertentu
2.     HP Produk dihitung pada akhir periode
3.     HP Produk / satuan dihitung : Total Biaya Prod. / Juml Sat. Produk
1.     Biaya Produksi dikumpulkan untuk tiap produk tertentu
2.     HP Produk dihitung setelah produk ybs selesai dikerjakan
3.     HP Produk / satuan dihitung atas dasar data dalam Kartu Biaya Prod.

Dalam penggolongan biaya produksi, perbedaan tersebut terlihat sebagai berikut :
METODE HP PROSES
METODE HP PESANAN
1.     Biaya Bahan
2.     Biaya Tenaga Kerja
3.     Biaya Overhead Pabrik
1.     Biaya Bahan Langsung
2.     Biaya Tenaga Kerja Langsung
3.     Biaya Overhead Pabrik

Biaya Produksi dan Pencatatan Biaya
Pada perusahaan yang menggunakan penentuan  harga pokok produk dengan metode proses, maka biaya produksi diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yakni :
1.   Biaya Bahan
Biaya bahan ini dibedakan menjadi dua, yakni biaya bahan baku dan biaya bahan penolong. Biaya bahan penolong tidak masuk dalam BOP, tapi merupakan kelompok biaya tersendiri, dikelompokkan bersama “Biaya Bahan Baku dan Biaya Bahan Penolong”.
2.   Biaya Tenaga Kerja
Tidak terdapat pemisahan biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung, hanya terdapat satu kelompok biaya yaitu “Biaya Tenaga Kerja”
3.   Biaya Overhead Pabrik
Yakni biaya tak langsung lainnya selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja tak langsung yang terjadi selama proses produksi. Biaya yang dibebankan adalah biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.

Sedangkan aliran biaya produksi dalam metode harga pokok proses dapat digambarkan sebagai berikut:

Prosedur pencatatan biaya produksi yang terjadi pada perusahaan manufaktur proses, adalah sebagai berikut:
1.   Pembelian bahan baku dan bahan penolong
Sebagai ilustrasi misalnya CV Maju mandiri, pada bulan April 2019 membeli bahan baku produksi sebesar Rp 23.500.000,- dan bahan penolong senilai Rp 2.700.000,- dilakukan secara kredit. Pencatatan ke dalam jurnal dengan metode Fisik/Periodik:
TGL
Keterangan
Ref
Jumlah
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
2019




April 05
Pembelian bahan baku

23.500.000


Pembelian bhn penolong

2.700.000


         Utang Usaha


26.200.000

(Pembelian bahan baku)




Pencatatan ke dalam jurnal dengan metode Perpetual atau Permanen
TGL
Keterangan
Ref
Jumlah
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
2019




April 05
Persediaan Bahan

23.500.000


Persd. Bhn Penolong

2.700.000


         Utang Usaha


26.200.000

(Pembelian bahan baku)





Pada saat pemakaian bahan baku dan bahan penolong dibuat jurnal sebagai berikut;
TGL
Keterangan
Ref
Jumlah
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
2019




April 06
BDP- BBB

 23.500.000


BDP –BBP

2.700.000


         Persediaan bahan


26.200.000

(Pemakaian  bahan)




2.     Pemakaian Biaya Tenaga Kerja (BTK)
Besarnya biaya tenaga kerja yang terserap dalam proses produksi dapat dilihat dari tabel gaji dan upah, dari bagian personalia. Sebagai ilustrasi, misalnya gaji bagian produksi pada bulan April 2019 sebesar Rp 15.000.000,- PPh 10%. Maka pencatatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut;
Pada saat timbulnya biaya gaji maka akan dicatat sebagai berikut:
TGL
Keterangan
Ref
Jumlah
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
2019




April 30
Beban Gaji & Upah

15.000.000
-

       Utang PPh

-
1.500.000

       Utang Gaji

-
13.500.000

(jurnal timbulnya gaji & upah)




Pada saat pengalokasian gaji dan upah akan dicatat sebagai berikut:
TGL
Keterangan
Ref
Jumlah
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
2019




April 30
Beban Gaji Produksi

15.000.000
-

         Beban Gaji dan Upah

-
15.000.000

(jurnal alokasi  gaji & upah)




Pada saat pembebenan biaya produksi (BTKTL) ke produk pesanan, maka akan dibuat jurnal sebagai berikut:
TGL
Keterangan
Ref
Jumlah
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
2019




April 30
BDP BTK

15.000.000
-

       Beban Gaji Produksi

-
15.000.000

(jurnal pembebanan BTK)




3.     Pemakaian Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Pencatatan BOP pada perusahaan manufaktur proses adalah mencatat terjadinya BOP sesungguhnya dan mencatat pembebanan BOP. Sebagai ilustrasi, misalnya BOP sesungguhnya yang terjadi pada CV Maju jaya berjumlah Rp 8.500.000,-. Maka berikut ini jurnal yang harus dibuat:
Jurnal saat pencatatan  BOP sesungguhnya:
TGL
Keterangan
Ref
Jumlah
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
2019




April 30
BOP Sesungguhnya

16.500.000
-

       Berbagai Rekening Dikredit

-
16.500.000

(jurnal BOP sesungguhnya)




Jurnal saat pembebanan BOP pada produk :
TGL
Keterangan
Ref
Jumlah
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
2019




April 30
BDP BOP

8.500.000
-

       BOP Sesungguhnya

-
8.500.000

(jurnal penutupan BOP dibebkn)




4.     Pencatatan Produk jadi
Produk Jadi adalah produk selesai yang sudah siap digunakan. Besarnya produk jadi dihitung melalui perhitungan unit ekuivalen (UE). UE adalah jumlah unit produk yang telah menyerap biaya produksi. Untuk mencatat produk jadi maka dibuat jurnal seperti berikut ini.
TGL
Keterangan
Ref
Jumlah
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
2019




April 30
Persediaan Produk Jadi

xxxx
-

       BDP-BBB

-
xxx

       BDP-BBP

-
xxx

       BDP-BTK

-
xxx

       BDP-BOP

-
xxx

(jurnal produk jadi)




5.     Pencatatan Barang Dalam Proses (BDP)
Seperti halnya produk jadi, dalam BDP besarnya ditentukan melalui Unit Ekuivalen (UE) BDP. Jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut.
TGL
Keterangan
Ref
Jumlah
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
2019




April 30
Persediaan BDP

xxxx
-

       BDP-BBB

-
xxx

       BDP-BBP

-
xxx

       BDP-BTK

-
xxx

       BDP-BOP

-
xxx

(jurnal produk jadi)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar