Akuntansi
biaya adalah suatu proses pencatatan, pengukuran dan pelaporan tentang
informasi biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan. Fungsi pokok dari
penyelenggraan akuntansi biaya adalah
untuk penentuan harga pokok produk yang dihasilkan. Untuk menentukan harga
pokok suatu produk, maka diperlukan suatu proses pengumpulan biaya produksi.
Dalam perusahaan industri, proses pengumpulan ini dibedakan menjadi dua, yakni
dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method) dan metode harga pokok proses (process cost method).
Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method) adalah metode penentuan HP Produk dengan cara
mengumpulkan biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode, dan membagikan
sama rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode bersangkutan. Contoh perusahaan
yang biasa menerapkan metode proses: Perusahaan bahan kimia, minyak bumi,
semen, pupuk, baja, karet dl
Perusahaan yang menggunakan metode ini memiliki
ciri-ciri tertentu. Berdasarkan proses produksinya memiliki ciri sebagai
berikut:
1.
proses produksi
dilakukan secara terus menerus
2.
produk yang
dihasilkan merupakan produk standar, artinya mempunyai bentuk, ukuran dan
kualitas yang sama
3.
tujuan produksi
untuk mengisi persediaan di gudang bukan karena pesanan
Selain hal tersebut di atas, maka berdasarkan proses
pengumpulan biaya, memiliki ciri sebagai berikut:
1.
biaya produksi
dikumpulkan pada setiap periode tertentu dan dicatat pada rekening barang dalam
proses
2.
harga pokok produk
per satuan dihitung pada setiap akhir periode tertentu
3.
bila produk diolah
melalui lebih dari satu departemen, maka harga pokok produk pada departemen
sebelumnya akan menambah harga produk pada departemen berikutnya sampai menjadi
produk jadi
4.
laporan harga pokok
produksi dipakai untuk menghitung biaya produksi per satuan
5.
Pencatatan
Penggolongan Biaya pada Metode Harga Pokok Prose
Perbedaan Metode Hp Proses Dengan Metode
Hp Pesanan
Perbedaan
tersebut terletak pada dua hal pokok :Karakteristik pengumpulan biaya produksi
dan Penggolongan Biaya Produksi
METODE
HP PROSES
|
METODE
HP PESANAN
|
1. Biaya Produksi dikumpulkan untuk tiap periode
tertentu
2. HP Produk dihitung pada akhir periode
3. HP Produk / satuan dihitung : Total Biaya Prod. /
Juml Sat. Produk
|
1. Biaya Produksi dikumpulkan untuk tiap produk
tertentu
2. HP Produk dihitung setelah produk ybs selesai
dikerjakan
3. HP Produk / satuan dihitung atas dasar data dalam
Kartu Biaya Prod.
|
Dalam
penggolongan biaya produksi, perbedaan tersebut terlihat sebagai berikut :
METODE
HP PROSES
|
METODE
HP PESANAN
|
1. Biaya
Bahan
2. Biaya
Tenaga Kerja
3. Biaya
Overhead Pabrik
|
1. Biaya
Bahan Langsung
2. Biaya
Tenaga Kerja Langsung
3. Biaya
Overhead Pabrik
|
Biaya Produksi dan Pencatatan Biaya
Pada
perusahaan yang menggunakan penentuan harga pokok produk dengan metode proses, maka biaya
produksi diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yakni :
1. Biaya
Bahan
Biaya bahan ini dibedakan
menjadi dua, yakni biaya bahan baku dan biaya bahan penolong. Biaya bahan penolong
tidak masuk dalam BOP, tapi merupakan kelompok biaya tersendiri, dikelompokkan
bersama “Biaya Bahan Baku dan Biaya Bahan Penolong”.
2. Biaya
Tenaga Kerja
Tidak terdapat pemisahan
biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung, hanya
terdapat satu kelompok biaya yaitu “Biaya Tenaga Kerja”
3. Biaya
Overhead Pabrik
Yakni biaya tak langsung
lainnya selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja tak langsung yang terjadi
selama proses produksi. Biaya yang dibebankan adalah biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi.
Sedangkan
aliran biaya produksi dalam metode harga pokok proses dapat digambarkan sebagai
berikut:
Prosedur
pencatatan biaya produksi yang terjadi pada perusahaan manufaktur proses, adalah
sebagai berikut:
1. Pembelian
bahan baku dan bahan penolong
Sebagai
ilustrasi misalnya CV Maju mandiri, pada bulan April 2019 membeli bahan baku
produksi sebesar Rp 23.500.000,- dan bahan penolong senilai Rp 2.700.000,-
dilakukan secara kredit. Pencatatan ke dalam jurnal dengan metode
Fisik/Periodik:
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
|||
2019
|
||||
April
05
|
Pembelian
bahan baku
|
23.500.000
|
||
Pembelian
bhn penolong
|
2.700.000
|
|||
Utang Usaha
|
26.200.000
|
|||
(Pembelian bahan baku)
|
Pencatatan ke dalam jurnal dengan metode Perpetual
atau Permanen
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
|||
2019
|
||||
April
05
|
Persediaan
Bahan
|
23.500.000
|
||
Persd.
Bhn Penolong
|
2.700.000
|
|||
Utang Usaha
|
26.200.000
|
|||
(Pembelian bahan baku)
|
Pada saat pemakaian bahan baku dan bahan
penolong dibuat jurnal sebagai berikut;
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
|||
2019
|
||||
April
06
|
BDP-
BBB
|
23.500.000
|
||
BDP
–BBP
|
2.700.000
|
|||
Persediaan bahan
|
26.200.000
|
|||
(Pemakaian bahan)
|
2. Pemakaian
Biaya Tenaga Kerja (BTK)
Besarnya biaya tenaga kerja yang
terserap dalam proses produksi dapat dilihat dari tabel gaji dan upah, dari
bagian personalia. Sebagai ilustrasi, misalnya gaji bagian produksi pada bulan
April 2019 sebesar Rp 15.000.000,- PPh 10%. Maka pencatatan yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut;
Pada saat timbulnya biaya gaji maka akan
dicatat sebagai berikut:
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
|||
2019
|
||||
April 30
|
Beban Gaji & Upah
|
15.000.000
|
-
|
|
Utang PPh
|
-
|
1.500.000
|
||
Utang Gaji
|
-
|
13.500.000
|
||
(jurnal timbulnya gaji & upah)
|
Pada saat pengalokasian gaji dan upah akan
dicatat sebagai berikut:
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
|||
2019
|
||||
April 30
|
Beban Gaji Produksi
|
15.000.000
|
-
|
|
Beban Gaji dan Upah
|
-
|
15.000.000
|
||
(jurnal alokasi gaji & upah)
|
Pada saat pembebenan biaya produksi (BTKTL) ke
produk pesanan, maka akan dibuat jurnal sebagai berikut:
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
|||
2019
|
||||
April 30
|
BDP BTK
|
15.000.000
|
-
|
|
Beban Gaji Produksi
|
-
|
15.000.000
|
||
(jurnal pembebanan BTK)
|
3. Pemakaian
Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Pencatatan BOP pada perusahaan manufaktur proses adalah mencatat
terjadinya BOP sesungguhnya dan mencatat pembebanan BOP. Sebagai ilustrasi,
misalnya BOP sesungguhnya yang terjadi pada CV Maju jaya berjumlah Rp
8.500.000,-. Maka berikut ini jurnal yang harus dibuat:
Jurnal
saat pencatatan BOP sesungguhnya:
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
|||
2019
|
||||
April 30
|
BOP Sesungguhnya
|
16.500.000
|
-
|
|
Berbagai Rekening Dikredit
|
-
|
16.500.000
|
||
(jurnal BOP sesungguhnya)
|
Jurnal saat pembebanan BOP pada produk :
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
|||
2019
|
||||
April 30
|
BDP BOP
|
8.500.000
|
-
|
|
BOP Sesungguhnya
|
-
|
8.500.000
|
||
(jurnal penutupan BOP dibebkn)
|
4. Pencatatan
Produk jadi
Produk Jadi adalah produk selesai yang
sudah siap digunakan. Besarnya produk jadi dihitung melalui perhitungan unit
ekuivalen (UE). UE adalah jumlah unit produk yang telah menyerap biaya
produksi. Untuk mencatat produk jadi maka dibuat jurnal seperti berikut ini.
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
|||
2019
|
||||
April 30
|
Persediaan Produk Jadi
|
xxxx
|
-
|
|
BDP-BBB
|
-
|
xxx
|
||
BDP-BBP
|
-
|
xxx
|
||
BDP-BTK
|
-
|
xxx
|
||
BDP-BOP
|
-
|
xxx
|
||
(jurnal produk jadi)
|
5. Pencatatan
Barang Dalam Proses (BDP)
Seperti halnya produk jadi, dalam BDP
besarnya ditentukan melalui Unit Ekuivalen (UE) BDP. Jurnal yang harus dibuat
adalah sebagai berikut.
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
|
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
|||
2019
|
||||
April 30
|
Persediaan BDP
|
xxxx
|
-
|
|
BDP-BBB
|
-
|
xxx
|
||
BDP-BBP
|
-
|
xxx
|
||
BDP-BTK
|
-
|
xxx
|
||
BDP-BOP
|
-
|
xxx
|
||
(jurnal produk jadi)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar