Rabu, 24 Juli 2019

Konsep Dasar Penjualan Angsuran

Oleh: Winarto, S.Pd.M.Pd.
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap. Tujuan: meningkatkan omset penjualan, sehingga diharapkan profit perusahaan akan mengalami peningkatan. Resiko: terdapat Ketidakpastian dalam Pembayaran pada penjualan angsuran.
Pendapat Para Ahli:
Menurut Fischer, Taylor & Leer (1986) : suatu jenis penjualan yang cara pembayarannya dapat dilakukan secara bertahap dlm jumlah tertentu selama jangka waktu tertentu.
Allan R Drebin : Penjualan angsuran barang dagangan adalah penjualan barang dagangan yang pembayarannya dilakukan  secara bertahab  dalam jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Menurutnya dalam penjualan angsuran ini ada Pembayaran uang muka dan Pembayaran angsuran.
Kesimpulan:
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana pembayaran akan dilakukan secara bertahab, dimana penjual akan menerima down paymen (DP) dan sisanya akan diterima penjual dalam beberapa kali angsuran berikutnya.
Masalah yang timbul :
masalah pembagian laba yg harus dilaporkan penjual setiap tahunnya dalam laporan keuangan, krn penjualan angsuran mencakup periode waktu lebih atau bahkan beberapa periode akuntansi.
Perbedaan Penj Angsuran dengan Penjualan Kredit
PENJUALAN ANGSURAN
PENJUALAN KREDIT
o  Periode Leih LAMA ( 5 bln s.d. 5 thn)
o   Periode lbh Pendek ( 1 s.d. 2 bln)
o  Perpindahan hak milik stlh Angsuran selesai
o  Perpindahan hak milik pada saat terjadi transaksi
o  Resiko tidak tertagih dan biaya  penagihan lebih tinggi
o   Resiko tidak tertagih dan biaya  penagihan lebih RENDAH
o  Selalu dibuat Surat Perjanjian
o   Tidak selamanya dibuat surat perjanjian.

Masalah dalam Penjualan Angsuran
Masalah NON Akuntansi: adalah bagaimana cara untuk menekan resiko terjadinya kerugian karena adanya pembeli yang tidak memenuhi kewajibannya dapat menjadi seminimal mungkin. Masalah AKUNTANSI: yang masalah yang timbul dalam hal: pengakuan laba kotor, Perhitungan bunga&angsuran, tukar tambah, dan masalah pembatalan penjualan angsuran.
Masalah Non Akuntansi
Untuk mengurangi masalah NON Akuntansi, dapat dilakukan dengan TIGA jenis tindakan:
1.   Mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran. Caranya dengan melakukan beberapa antisipasi, diantaranya: Selektif dalam memilih Pembeli, Proses pembelian dilakukan dengan sepengetahuan ATASAN Pembeli, Diusahakan dengan melalui POTONG GAJI
2.   Menyediakan perlindungan hukum kepada penjual. Hal yang dapat dilakukan perusahaan yaitu: Perjanjian Penjualan Bersyarat, Memakai Agunan/Jaminan Kredit, Menjaminkan pada Pihak Ketiga dan Perjanjian Beli Sewa
3.   Menyediakan Perlindungan Ekonomi kepada Penjual, dengan cara : Uang Muka dibuat Cukup Besar
Jangka waktu angsuran jangan terlalu lama, dan Besar angsuran yang cukup besar

Masalah Akuntansi Dalam Penjualan Angsuran
Yaitu masalah yang berkaitan dengan pengakuan laba kotor. Sesuai prinsip akuntansi maka pendapatan baru akan diakui apabila 2 kriteria berikut sudah di penuhi yaitu : Earning process telah selesai dan telah terjadi pertukaran. Apabila kedua syarat tersebut sudah terpenuhi berarti pendapatan sudah direalisir dan pendapatan akan diakui. Sesuai denga terpenuhinya kriteria relisasi maka ada 4 dasar pengakuan pendapatan:
1.   Dasar penjualan
2.   Dasar penerimaan kas / tunai
3.   Dasar produk selesai
4.   Dasar presentase produk

Dasar Penetapan Laba Kotor.
Untuk mengetahui berapa besar laba kotor dalam penjualan angsuran, maka ditentukn dengan beberapa dsar. Perhatikan gambar berikut ini :


Laba Kotor atas Dasar Penjualan
Yaitu: laba kotor atas penjualan angsuran diakui dalam periode penjualan angsuran terjadi, tanpa memperhatikan pembayaran sudah diterima atau belum. (=penjualan kredit biasa). TIGA syarat pemakaian dasar pengakuan laba kotor ini :
1.   Jangka waktu pembayaran relatif pendek
2.   dapat dilakukan penaksiran secara teliti terhadap biaya-biaya yg berhubungan dgn penjualan angsuran.
3.   kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran sangat kecil.
Hal yang harus diperhatikan, bahwa biaya penagihan & biaya lain-lain yang berhubungan dengan penjualan angsuran  harus “dicadangkan” agar Laporan RL mencerminkan “Propper Matching Revenue with Expenses

Selamat belajar...semoga sukses!!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar