Sabtu, 27 April 2019

Pendekatan dan Model Pembelajaran di SMK

Pendekatan dan Model Pembelajaran di SMK
Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Bagaimana dengan pendidikan kejuruan atau di SMK. Beberapa pakar memberikan definisi tersebut. Diantaranya berikut ini:
“pendidikan kejuruan akan menjadi efisien bila pembelajarannya (peserta didik dilatih) dengan cara mengimitasi/mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan yang terjadi di tempat pekerjaan yang sebenarnya” Charles A. Prosser (1950:217).
“Pembelajaran pada pendidikan kejuruan dapat efektif jika pelatihan dilakukan dengan cara yang sama seperti di dunia kerja termasuk penggunaan peralatan dan mesin” Konsep ke dua dari Charles A.Prosser (1950:218).
“Pembelajaran pada pendidikan kejuruan akan efektif sesuai proporsinya jika pembelajaran dilatihkan secara langsung dan secara individu pada peserta didik dalam kebiasaan berfikir dan diperlukan habit memanipulasinya dalam kompetensi keahlian itu sendiri” Konsep ke tiga dari Charles A.Prosser (1950:220).
Untuk meningkatkan efektifitas dalam proses pembelajaran, maka perlu pendekatan pembelajaran dan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Guru sebagai pendidik harus memahami hal tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan scientifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, prosedur, hukum atau prinsip, melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan. Secara umum proses pembelajaran dengan pedekatan scientifik adalah sebagai berikut:
1.   Mengamati, yaitu kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa alat bantu, siswa dapat mengidentifikasi masalah
2.     Menanya, yaitu kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu, siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis
3.  Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan, siswa dapat menguji hipotesis.
4.    Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu, siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.
5.   Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi, siswa dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis

Lalu bagaimana dengan penggunaan model pembelajaran?? Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice & Wells). Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah  operasional  pembelajaran,  (2)  social  system,  adalah  suasana  dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran,  dan  (5)  instructional  dan  nurturant  effects  yang  merupakan  hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang ditetapkan (nurturant effects).

Untuk memperkuat pendekatan saintifik serta pendekatan rekayasa dan teknologi serta mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya nyata, baik individual maupun kelompok, maka diterapkan strategi pembelajaran menggunakan model model pembelajaran penyingkapan (inquiry learning), pembelajaran penemuan (discovery learning) dan pendekatan pembelajaran berbasis hasil karya yang meliputi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) serta pelatihan berbasis produk (production based training) dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) serta teaching factory sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan
Sumber : kemendikbud.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar