Pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga penilaian. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik,
antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya
pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta
didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Bagaimana dengan pendidikan
kejuruan atau di SMK. Beberapa pakar memberikan definisi tersebut. Diantaranya berikut
ini:
“pendidikan kejuruan akan menjadi
efisien bila pembelajarannya (peserta didik dilatih) dengan cara
mengimitasi/mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan yang terjadi di
tempat pekerjaan yang sebenarnya” Charles A. Prosser (1950:217).
“Pembelajaran pada pendidikan
kejuruan dapat efektif jika pelatihan dilakukan dengan cara yang sama seperti
di dunia kerja termasuk penggunaan peralatan dan mesin” Konsep ke dua dari
Charles A.Prosser (1950:218).
“Pembelajaran pada pendidikan
kejuruan akan efektif sesuai proporsinya jika pembelajaran dilatihkan secara
langsung dan secara individu pada peserta didik dalam kebiasaan berfikir dan
diperlukan habit memanipulasinya dalam kompetensi keahlian itu sendiri” Konsep
ke tiga dari Charles A.Prosser (1950:220).
Untuk meningkatkan efektifitas
dalam proses pembelajaran, maka perlu pendekatan pembelajaran dan pemilihan
model pembelajaran yang tepat. Guru sebagai pendidik harus memahami hal
tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan scientifik. Pendekatan
saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, prosedur,
hukum atau prinsip, melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,
menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan.
Secara umum proses pembelajaran dengan pedekatan scientifik adalah sebagai
berikut:
1. Mengamati, yaitu kegiatan siswa
mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau,
pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun
tanpa alat bantu, siswa dapat mengidentifikasi
masalah
2.
Menanya, yaitu kegiatan siswa
mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu
objek, peristiwa, suatu proses tertentu, siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis
3. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa mencari
informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan, siswa dapat menguji hipotesis.
4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah
data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan
peralatan tertentu, siswa dapat
menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.
5. Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa
mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan
kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan,
gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau
teknologi informasi dan komunikasi, siswa dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis
Lalu bagaimana dengan penggunaan
model pembelajaran?? Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara
sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem
sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice & Wells). Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pengajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas.
Model pembelajaran memiliki lima
unsur dasar yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional
pembelajaran, (2) social
system, adalah suasana
dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction,
menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon
siswa, (4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan
belajar yang mendukung pembelajaran,
dan (5) instructional dan
nurturant effects yang
merupakan hasil belajar yang
diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang ditetapkan (nurturant
effects).
Untuk memperkuat pendekatan
saintifik serta pendekatan rekayasa dan teknologi serta mendorong kemampuan
peserta didik menghasilkan karya nyata, baik individual maupun kelompok, maka
diterapkan strategi pembelajaran menggunakan model model pembelajaran
penyingkapan (inquiry learning), pembelajaran penemuan (discovery learning) dan pendekatan
pembelajaran berbasis hasil karya yang meliputi pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) serta pelatihan berbasis produk (production based training)
dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) serta teaching
factory sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan
Sumber : kemendikbud.
Related Post:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar