Jumat, 22 Februari 2019

Paradigma Pendidikan Abad 21

Ciri abad 21 menurut Kemendikbud adalah tersedianya informasi  dimana  saja  dan  kapan  saja  (informasi),  adanya implementasi  penggunaan  mesin  (komputasi),  mampu menjangkau  segala  pekerjaan  rutin  (otomatisasi)  dan  bisa dilakukan  dari  mana  saja  dan  kemana  saja  (komunikasi).
Ditemukan bahwa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir telah terjadi  pergeseran  pembangunan  pendidikan  ke  arah  ICT sebagai  salah  satu  strategi  manajemen  pendidikan  abad  21 yang  di  dalamnya  meliputi  tata  keloladan  sumber  daya manusia  (Soderstrom,  From,  Lovqvist,  &  Tornquist,  2011).
Abad  ini  memerlukan  transformasi  pendidikan  secara menyeluruh  sehingga  terbangun  kualitas  guru  yang  mampu memajukan  pengetahuan,  pelatihan,  ekuitas  siswa  dan prestasi siswa. Ciri  abad  21  menurut  Hernawan  (2006)  adalah meningkatnya  interaksi  antar  warga  dunia  baik  secara langsung  maupun  tidak  langsung,  semakin  banyaknya informasi  yang  tersedia  dan  dapat  diperoleh,  meluasnya cakrawala  intelektual,  munculnya  arus  keterbukaan  dan demokkratisasi  baik  dalam  politik  maupun  ekonomi, memanjangnya jarak budaya antara generasi tua dan generasi muda,  meningkatnya  kepedulian  akan  perlunya  dijaga keseimbangan  dunia,  meningkatnya  kesadaran  akan  saling ketergantungan  ekonomis,  dan  mengaburnya   batas kedaulatan  budaya  tertentu  karena  tidak  terbendungnya informasi.

Dalam  konteks  pendidikan  yang  mengimplementasikan visi  pembelajaran  abad  21,  UNESCO  telah  membuat  4 (empat)  pilar  pendidikan,  yaitu:  1)  Learning  to  how(belajar untuk  mengetahui),  2)  Learning  to  do(belajar  untuk melakukan),  3)  Learning  to  be(belajar  untuk mengaktualisasikan  diri  sebagai  individu  mandiri  yang berkepribadian),  4)  Learning  to  live  together(belajar  untuk hidup  bersama).  Pendidikan  yang  membangun  kompetensi “partnership  21st  Century  Learning”  yaitu  framework pembelajaran  abad  21  yang  menuntut  peserta  didik  memiliki keterampilan,  pengetahuan,  dan  kemampuan  dibidang teknologi,  media  dan  informasi,  keterampilan  pembelajaran, inovasi, dan keterampilan hidup.
Perkembangan  teknologi  informasi  yang  sangat  pesat pada  abad  ini  membawa  dampak  yang  sangat  signifikan terhadap dunia pendidikan.
Tabel 2.1. 
Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21

Ciri Abad 21
Model Pembelajaran
INFORMASI 
Tersedia di mana saja, kapan saja
Pembelajaran  diarahkan  untuk mendorong  peserta  didik  mencari tahu  dan  berbagi  dan  berbagi sumber observasi bukan diberi tahu
KOMPUTASI 
Lebih cepat  memakai mesin 

Pembelajaran  diarahkan  untuk mampu  merumuskan  masalah (bertanya), bukan hanya  menyelesaikan  masalah (menjawab)
OTOMASI 
Menjangkau semua pekerjaan rutin
Pembelajaran  diarahkan  untuk melatih berfikir analitis (pengambilan  keputusan) bukan berfikir mekanistis (rutin)
KOMUNIKASI 
Dari mana saja, kemana saja
Pembelajaran menekankan pentingnya  kerjasama  /kolaborasi dalam  menyelesaikan masalah.
  (Litbang Kemdikbud: 2013) 

Proses  peralihan  dari  abad  industrialisasi  ke  abad pengetahuan  menuntut  setiap  bidang  dalam  kehidupan berubah  sangat  cepat  dan  harus  dapat  beradaptasi  dengan cepat,begitu  pula  dengan  pendidikan,karakteristik  umum model  pembelajaran  abad  pengetahuan  berbeda  dengan karakteristik pembelajaran abad industrialisasi. Banyak praktik pendidikan  yang  dianggap  menguntungkan  pada  abad industrial,  seperti  belajar  fakta,  drill  dan  praktik,  kaidah  dan prosedur digantikan belajar dalam konteks dunia nyata, otentik melalui  problem  dan  proyek,  inkuiri,  discovery,  dan  invensi dalam praktik abad pengetahuan.

Pola belajar yang diterapkan pada masa  industrialisasi sudah dianggap tidak cocok lagi di abad pengetahuan, dimana perkembangan  teknologi  informasi  dan  komunikasi berkembang  begitu  pesat,dan  teknologi  tersebut  merupakan katalis penting untuk gerakan menuju metode belajar di abad pengetahuan.  Diakui  dalam  perkembangan  kehidupan  dan  ilmu pengetahuan  abad 21,  kini  memang  telah  terjadi  pergeseran baik  ciri maupun model pembelajaran.Inilah yang diantisipasi pada  kurikulum  2013.  Tabel  2.2  menunjukkan  pergeseran paradigma belajar abad21 yang berdasarkan ciri abad 21 dan model  pembelajaran  yang  harus  dilakukan.  Pergeseran paradigma pendidikan abad 21. Informasi, komputasi, otomasi, dan  komunikasi  merupakan  empat  komponen  yang disampaikan  Kementrian  Pendidikan  dan  Kebudayaan sebagai  ciri  dari  pendidikan  abad  21  yang  menyebabkan terjadinya  pergeseran  paradigma  dalam  pembelajaran.  Alih literasi  informasi,  keterampilan  komputer,  pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses komunikasi
serta keterampilan komunikasi menjadi sejumlah keterampilan yang  harus  dikuasaioleh  seorang  guru  saat  ini.  Tema pengembangan  kurikulum  2013  dapat  menghasilkan  insan Indonesia  yang  produktif,  kreatif,  inovatif,  dan  efektif  melalui penguatan  sikap  (tahu  mengapa),  keterampilan  (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi.

Tabel 2.2. Belajar Abad Pengetahuan versus Abad Industrial  
menurut Trilling & Hood
Industrial Age
Knowledge Age
Teacher-as-Director 
Teacher-as-Facilitator, Guide, Consultant
Teacher-as-Knowledge Source
Teacher-as-Co-learner
Curriculum-directed Learning
Student-directed Learning
Time-slotted, Rigidly Scheduled Learning
Open, Flexible, On-demand Learning
Primarily Fact-based
Primarily Project-& Problem-based
Theoretical, Abstract
Real-world, concrete
Principles & Survey
Actions & Reflections
Drill & Practice
Inquiry & Design
Rules & Procedures
Discovery & Invention
Competitive
Collaborative
Classroom-focused
Community-focused
Prescribed Results
Open-ended Results
Conform to Norm
Creative Diversity
Computers-as-Subject of Study  Learning
Computers-as-Tool for all
Static Media Presentations
Dynamic Multimedia
Interactions Classroom- bounded Communication
Communication Worldwide-unbounded
Test-assessed by Norms
Performance-assessed by Expert, Mentors, Peers & Self
(Trilling & Hood, 1999).

Perubahan  paradigma  dari  Teacher-as-Director  menjadi Teacher-as-Facilitator, Guide, dan Consultant, merupakan hal yang wajar, karena sumber belajar dan bahan ajar tidak hanya mengadalkan dari satu sumber saja. Perkembangan teknologi informasi, telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana prinsip kolaborasi, antar komponen; manusia, proses dan  teknologi  menjadi  lebih  fleksibel,  dengan  teknologi  ini batasan  untuk  mendapatkan  informasi  yang  sesuai  dengan kebutuhan  hampir  tidak  ada  batasan. 
Perubahan  paling mendasar  dari  teknologi  ini  ada  pada  interface  yang  ramah terhadap  pengguna  (userfriendly)  tidak  jauh  dari  tampilan komputer  yang  dipakai  sehari-hari.  Dampak  positif  dari teknologi  ini  dapat  juga  diterapkan  dalam  proses pembelajaran,  namun  harus  menggunakan  desain  formula atau  model  pembelajaran  yang  tepat,  agar  hasil  yang  ingin dicapai dapat sesuai dengan tujuan dari proses pembelajaran di abad pengetahuan ini.
Sumber: Dirjen Dikdasmen. Kemendikbud (2018)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar