Ditemukan bahwa dalam kurun waktu
20 tahun terakhir telah terjadi
pergeseran pembangunan pendidikan
ke arah ICT sebagai
salah satu strategi
manajemen pendidikan abad
21 yang di dalamnya
meliputi tata keloladan
sumber daya manusia (Soderstrom,
From, Lovqvist, &
Tornquist, 2011).
Abad ini
memerlukan transformasi pendidikan
secara menyeluruh sehingga terbangun
kualitas guru yang
mampu memajukan pengetahuan, pelatihan,
ekuitas siswa dan prestasi siswa. Ciri abad
21 menurut Hernawan
(2006) adalah meningkatnya interaksi
antar warga dunia
baik secara langsung maupun
tidak langsung, semakin
banyaknya informasi yang tersedia
dan dapat diperoleh,
meluasnya cakrawala
intelektual, munculnya arus
keterbukaan dan demokkratisasi baik
dalam politik maupun
ekonomi, memanjangnya jarak budaya antara generasi tua dan generasi
muda, meningkatnya kepedulian
akan perlunya dijaga keseimbangan dunia,
meningkatnya kesadaran akan
saling ketergantungan
ekonomis, dan mengaburnya
batas kedaulatan budaya tertentu
karena tidak terbendungnya informasi.
Dalam konteks
pendidikan yang mengimplementasikan visi pembelajaran
abad 21, UNESCO
telah membuat 4 (empat)
pilar pendidikan, yaitu:
1) Learning to
how(belajar untuk
mengetahui), 2) Learning
to do(belajar untuk melakukan), 3)
Learning to be(belajar
untuk mengaktualisasikan
diri sebagai individu
mandiri yang
berkepribadian), 4) Learning
to live together(belajar untuk hidup
bersama). Pendidikan yang
membangun kompetensi “partnership 21st
Century Learning” yaitu
framework pembelajaran abad 21
yang menuntut peserta
didik memiliki keterampilan, pengetahuan,
dan kemampuan dibidang teknologi, media
dan informasi, keterampilan
pembelajaran, inovasi, dan keterampilan hidup.
Perkembangan teknologi
informasi yang sangat
pesat pada abad ini
membawa dampak yang
sangat signifikan terhadap dunia
pendidikan.
Tabel 2.1.
Pergeseran Paradigma
Belajar Abad 21
Ciri Abad
21
|
Model
Pembelajaran
|
INFORMASI
Tersedia di mana saja, kapan saja
|
Pembelajaran
diarahkan untuk mendorong peserta
didik mencari tahu dan
berbagi dan berbagi sumber observasi bukan diberi tahu
|
KOMPUTASI
Lebih cepat
memakai mesin
|
Pembelajaran
diarahkan untuk mampu merumuskan
masalah (bertanya), bukan hanya
menyelesaikan masalah
(menjawab)
|
OTOMASI
Menjangkau semua pekerjaan rutin
|
Pembelajaran
diarahkan untuk melatih
berfikir analitis (pengambilan
keputusan) bukan berfikir mekanistis (rutin)
|
KOMUNIKASI
Dari mana saja, kemana saja
|
Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama
/kolaborasi dalam menyelesaikan
masalah.
|
(Litbang Kemdikbud: 2013)
Proses peralihan
dari abad industrialisasi ke
abad pengetahuan menuntut setiap
bidang dalam kehidupan berubah sangat
cepat dan harus
dapat beradaptasi dengan cepat,begitu pula
dengan pendidikan,karakteristik umum model
pembelajaran abad pengetahuan
berbeda dengan karakteristik
pembelajaran abad industrialisasi. Banyak praktik pendidikan yang
dianggap menguntungkan pada
abad industrial, seperti belajar
fakta, drill dan
praktik, kaidah dan prosedur digantikan belajar dalam konteks
dunia nyata, otentik melalui
problem dan proyek,
inkuiri, discovery, dan
invensi dalam praktik abad pengetahuan.
Pola belajar yang diterapkan pada
masa industrialisasi sudah dianggap
tidak cocok lagi di abad pengetahuan, dimana perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi berkembang begitu
pesat,dan teknologi tersebut
merupakan katalis penting untuk gerakan menuju metode belajar di abad
pengetahuan. Diakui dalam
perkembangan kehidupan dan
ilmu pengetahuan abad 21, kini
memang telah terjadi
pergeseran baik ciri maupun model
pembelajaran.Inilah yang diantisipasi pada
kurikulum 2013. Tabel
2.2 menunjukkan pergeseran paradigma belajar abad21 yang
berdasarkan ciri abad 21 dan model
pembelajaran yang harus
dilakukan. Pergeseran paradigma
pendidikan abad 21. Informasi, komputasi, otomasi, dan komunikasi
merupakan empat komponen
yang disampaikan Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan sebagai ciri
dari pendidikan abad
21 yang menyebabkan terjadinya pergeseran
paradigma dalam pembelajaran.
Alih literasi informasi, keterampilan
komputer, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam proses komunikasi
serta keterampilan komunikasi
menjadi sejumlah keterampilan yang
harus dikuasaioleh seorang
guru saat ini.
Tema pengembangan kurikulum 2013
dapat menghasilkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif,
dan efektif melalui penguatan sikap
(tahu mengapa), keterampilan
(tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi.
Tabel 2.2. Belajar Abad
Pengetahuan versus Abad Industrial
menurut Trilling & Hood
Industrial
Age
|
Knowledge Age
|
Teacher-as-Director
|
Teacher-as-Facilitator, Guide, Consultant
|
Teacher-as-Knowledge Source
|
Teacher-as-Co-learner
|
Curriculum-directed Learning
|
Student-directed Learning
|
Time-slotted, Rigidly Scheduled Learning
|
Open, Flexible, On-demand Learning
|
Primarily Fact-based
|
Primarily Project-& Problem-based
|
Theoretical, Abstract
|
Real-world, concrete
|
Principles & Survey
|
Actions & Reflections
|
Drill & Practice
|
Inquiry & Design
|
Rules & Procedures
|
Discovery & Invention
|
Competitive
|
Collaborative
|
Classroom-focused
|
Community-focused
|
Prescribed Results
|
Open-ended Results
|
Conform to Norm
|
Creative Diversity
|
Computers-as-Subject of Study Learning
|
Computers-as-Tool for all
|
Static Media Presentations
|
Dynamic Multimedia
|
Interactions Classroom- bounded Communication
|
Communication Worldwide-unbounded
|
Test-assessed by Norms
|
Performance-assessed by Expert, Mentors, Peers & Self
|
(Trilling
& Hood, 1999).
Perubahan paradigma
dari Teacher-as-Director menjadi Teacher-as-Facilitator, Guide, dan
Consultant, merupakan hal yang wajar, karena sumber belajar dan bahan ajar
tidak hanya mengadalkan dari satu sumber saja. Perkembangan teknologi
informasi, telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana prinsip
kolaborasi, antar komponen; manusia, proses dan
teknologi menjadi lebih
fleksibel, dengan teknologi
ini batasan untuk mendapatkan
informasi yang sesuai
dengan kebutuhan hampir tidak
ada batasan.
Perubahan paling mendasar dari
teknologi ini ada
pada interface yang
ramah terhadap pengguna (userfriendly) tidak
jauh dari tampilan komputer yang
dipakai sehari-hari. Dampak
positif dari teknologi ini
dapat juga diterapkan
dalam proses pembelajaran, namun
harus menggunakan desain
formula atau model pembelajaran
yang tepat, agar
hasil yang ingin dicapai dapat sesuai dengan tujuan dari
proses pembelajaran di abad pengetahuan ini.
Sumber: Dirjen Dikdasmen.
Kemendikbud (2018)
Related Post;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar