Bahan baku yang telah terserap dalam
suatu produk disebut dengan harga pokok bahan baku yang dipakai. Unsur harga pokok bahan baku meliputi
persedian bahan baku dan pembelian
bersih bahan baku. Sementara apabila dalam pembelian bahan baku timbul potongan
maka potongan tersebut sebagai pengurang harga pokok bahan baku.
Untuk mengetahui harga pokok
bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi tergantung dari sistem pencatatan dan metode penilaian persediaan
barang yang diterapkan oleh perusahaan. Terdapat dua sistem pencatatan yaitu
sistem pencatatan secara periodik/phisik dan sistem pencatatan secara permanen/
perpetual.
Jika perusahan menggunakan
sistem periodik/phisik (periodic
inventory system), maka harga pokok bahan baku yang dipakai dapat diketahui
setelah nilai persediaan akhir bahan baku diketahui. Untuk menentukan nilai
persediaan tersebut dapat diterapkan metode penilaian : FIFO, LIFO atau metode
rata-rata tertimbang.
Untuk menentukan harga pokok
bahan baku yang dipakai dalam proses produksi
dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini:
Persediaan bahan baku (awal
periode) Rp
..............
Pembelian Bahan Baku Rp ...........
Biaya Angkut Pembelian Rp ...........
Rp
...........
Retur dan pot. Harga ( Rp.............)
Pembelian bersih Rp.................
Bahan baku siap diproses Rp
...............
Persediaan akhir bahan baku (
Rp ............... )
Harga Pokok Bahan Baku Rp................
Contoh:
Selama bulan Juli 2018 PT Mandiri
Jaya memiliki data yang berkaitan dengan bahan baku untuk proses produksi
dalam bulan tersebut sebagai berikut:
Persediaaan bahan awal periode Rp
200.000,-
Persediaan Bahan akhir periode 350.000,-
Pembelian bahan 2.800.000,-
Biaya angkut bahan 150.000,-
Potongan pembelian 100.000,-
Retur Pembelian 300.000,-
Dari data tersebut hitunglah harga pokok bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi bulan Juli 2018!
Jawab :
Perhitungan Harga Pokok Bahan Baku :
Persediaaan bahan awal periode Rp 200.000,-
Pembelian bahan Rp 2.800.000,-
Biaya angkut bahan 150.000,-
Rp
2.950.000,-
Potongan
pembelian (
100.000,-)
Retur
Pembelian (
300.000,-)
Total
Pembelian Bersih Rp 2.550.000,-
Persediaan
Bahan akhir periode (
350.000,-)
Harga
Pokok Bahan Baku Yang Dipakai Rp 2.200.000,-
Pencatatan
dalam jurnal.
Jurnal yang diperlukan untuk
mencatat yang berhubungan dengan bahan baku adalah sebagai berikut:
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
Pembelian
Hutang Dagang / kas
(pembelian Bahan Baku )
|
Rp
.................
-
|
-
Rp
................
|
||
Biaya Angkut Pembelian
Hutang Dagang / kas
(Pembayaran biaya angkut )
|
Rp
.................
-
|
-
Rp
................
|
||
Hutang Dagang/Kas
Retur Pembelian
Potongan Pembelian
(Penerimaan Potongan dan retur)
|
Rp
.................
-
|
-
Rp
................
Rp
................
|
||
Ikhtisar Produksi
Persd. BB (awal)
Pembelian
Biaya Angkut Pembelian
(Pembebanan pada
produk)
|
Rp
.................
-
-
-
|
-
Rp
................
Rp
................
Rp
................
|
||
Persd. BB (akhir)
Potongan Pembelian
Retur pembelian
Ikhtisar Produksi
(Pembebanan pada Produk)
|
Rp
................
Rp
................
Rp
................
|
-
-
-
Rp
................
|
Untuk selanjutnya dari
jurnal akan diposting ke dalam buku besar. Semua akun yang berkaitan dengan
bahan baku akan diposting dalam buku besar yang disebut dengan buku besar Iktisar Produksi. Berikut ini Buku
besar ikhtisar produksi yang merupakan pengumpulan biaya bahan baku selama
dalam periode tertentu:
Ikhtisar Produksi
Persd. BB (awal) Rp ……………
Pembelian …………….
Biaya Angkut ………
TOTAL Rp ……………..
|
Persd. BB (akhir) Rp ……………
Potongan Pembelian …….
Retur Pembelian ………
Saldo (BB yg
digunakan) Rp ………..
TOTAL Rp …………….
|
Contoh soal :
PT
Makmur Abadi memiliki data yang berkaitan dengan bahan
baku, dalam bulan Mei 2018 sebagai berikut :
Mei 1
|
Persediaan 400 kg @ Rp 5.000,-
|
3
|
Pembelian 3.500 kg @ Rp
5.500,- syarat n/30
|
8
|
Pembelian 2.300 kg @ Rp 6.000,- tunai
|
15
|
Pembelian 800 kg @ Rp 5.300,- syarat n/30
|
31
|
Persediaan sebanyak 1.200 kg
|
Dari data tersebut di atas diminta :
a. Jurnal yang diperlukan
b. Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi, jika perusahaan menggunakan metode penilaian FIFO.
Jawab :
Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut :
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
Mei 3
|
Pembelian
Hutang
Dagang
|
Rp 19.250.000
-
|
-
Rp 19.250.000
|
|
8
|
Pembelian
Kas
|
Rp 13.800.000
-
|
-
Rp 13.800.000
|
|
15
|
Pembelian
Hutang
Dagang
|
Rp 4.240.000
-
|
-
Rp 4.240.000
|
|
31
|
Ikhtisar Produksi
Persd.
BB
(memindahkan so. Perd. Awal BB)
|
Rp 2.000.000,-
-
|
-
Rp 2.000.000,-
|
|
31
|
Ikhtisar Produksi
Pembelian
(memindahkan pembelian BB)
|
Rp 37.290.000,-
-
|
-
Rp 37.290.000,-
|
Untuk mengetahui nilai persediaan bahan baku akhir dengan metode FIFO
adalah sebagai berikut:
Jumlah persediaan akhir 1.200 kg dengan nilai sbb :
800
kg @ Rp 5.300,- = Rp 4.240.000,-
400
kg @ Rp 6.000,- = Rp 2.400.000,-
Total =
Rp 6.640.000,-
Jurnal yang harus dibuat :
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
Mei 31
|
Persediaan Bahan baku
Ikhtisar Produksi
|
Rp 6.640.000
-
|
-
Rp 6.640.000
|
Harga pokok bahan baku yang dipakai adalah sebagai berikut :
Persediaan bahan baku awal
|
Rp 2.000.000,-
|
Pembelian bahan baku
|
37.290.000,-
|
Bahan baku siap diproses
|
Rp 39.290.000,-
|
Persediaan bahan baku akhir
|
6.640.000,-
|
Harga Pokok bahan Baku
|
Rp 32.650.000,-
|
Buku
besar Ikhtisar Produksi akan tampak seperti berikut ini:
IKHTISAR PRODUKSI
Persediaan Bahan Baku
(awal)
|
Rp 2.000.000,-
|
Persediaan Bahan Baku
(akhir)
|
Rp 6.640.000,-
|
Pembellian Bahan baku
|
37.290.000,-
|
||
Saldo ( HPP )
|
Rp 32.650.000,-
|
||
TOTAL
|
Rp 39.290.000,-
|
TOTAL
|
Rp 39.290.000,-
|
Sistem Pencatatan Perpetual/Permanen
Dalam sistem ini harga pokok bahan baku dapat diketahui setiap saat, karena
mutasi bahan baku selalu dicatat dalam kartu persediaan. Niali persediaan bahan
baku juga tergantung dari metode pencatatan yang digunakan. Terdapat tiga
metode yang biasa digunakan dalam perusahaan, yakni FIFO, LIFO dan rata-rata
tertimbang.
Jurnal yang perlu dibuat yang berkaitan dengan bahan baku adalah sebagai
berikut :
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
Persediaan bahan baku
Hutang Dagang / kas
(pembelian Bahan Baku )
|
Rp
.................
-
|
-
Rp ................
|
||
BDP BBB
Persediaan bahan baku
(Pembebanan pada produk )
|
Rp
.................
-
|
-
Rp
................
|
||
Persd. Prod. Jadi
BDP-BBB
(Pengumpulan biaya Bahan Baku )
|
Rp
.................
-
|
-
Rp
................
|
||
Persd. BDP
BDP-BBB
(Pengumpulan biaya Bahan Baku )
|
Rp
.................
-
|
-
Rp
................
|
Perhatikan contoh berikut ini :
PT Putra Jaya selama bulan Juli 2013 memiliki data mengenai bahan baku
sebagai berikut :
Juli 1
|
Saldo
|
2.000 kg @ Rp 500,-
|
4
|
Pembelian
|
3.000 kg @ Rp 550,-
|
8
|
Pemakaian
|
4.000 kg
|
12
|
Pembelian
|
4.000 kg @ Rp 525,-
|
15
|
Pemakaian
|
3.000 kg
|
Apabila perusahaan menggunakan metode FIFO maka harga pokok bahan baku yang
dipakai pada tanggal 8 Juli 2013 adalah :
2.000 kg @ Rp 500,- = Rp 1.000.000,-
2.000 kg @ Rp 550,- = Rp 1.100.000,-
Jumlah = Rp
2.100.000,-
Jurnal yang dibuat :
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
Mei 31
|
BDP- Biaya Bahan Baku
Persediaan Bahan Baku
|
Rp 2.100.000
-
|
-
Rp 2.100.000
|
Harga pokok bahan baku yang dipakai pada tanggal 15 Juli 2013 :
1.000 kg @ Rp 550,- =
Rp 550.000,-
2.000 kg @ Rp 525,- =
Rp 1.050.000,-
Jumlah =
Rp 1.600.000,-
Jurnal yang dibuat :
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
Mei 31
|
BDP- Biaya Bahan Baku
Persediaan Bahan Baku
|
Rp 1.600.000
-
|
-
Rp 1.600.000
|
Untuk memudahkan perhitungan harga pokok bahan baku yang dipakai dan untuk
kepentingan pengawasan terhadap persediaan bahan baku, untuk setiap jenis bahan
baku disediakan kartu persediaan. Dalam kartu persediaan ini mutasi bahan baku
selalu dicatat.
Perhatikan contoh berikut ini
Semoga bermanfaat....!!!!
Referensi:
Bastian Bustami. Nurlela. Akuntansi Biaya. Teori dan Aplikasi. (2006) Penerbit : Graha Ilmu
Mulyadi. Akuntansi Biaya.(2005). Penerbit: UPP STIM YKPN.
Related Post:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar