Oleh: Winarto
Dalam sistem perpetual
setiap terjadi mutasi persediaan dicatat dalam akun persediaan. Penilaian
persediaan akan terjadi ketika terjadi mutasi persediaan, seperti pembelian
barang dagangan, penjualan barang dagangan, retur penjualan (karena beda
spesifikasi). Pada format Kartu Persediaan Barang minimal memuat data tentang
nama barang, kode barang, sedangkan pada kolam inti memuat informasi tentang kuantitas,
harga satuan, jumlah harga baik untuk lajur masuk, keluar, maupun kolom saldo.
Kartu persediaan tersebut berfungsi sebagai buku pembantu untuk tiap macam
barang digunakan atau yang dijual. Sehingga apabila perusahaan memiliki 15
jenis barang, maka harus membuat Kartu Persediaan barang sebanyak 15.
Perhatikan contoh format kartu persediaan berikut ini:
………(Nama
Perusahaan)
KARTU
PERSEDIAAN
Bulan:…..
Nama Barang :............... Kode :
….
Kode brang : ….......... Metode :
……
TGL
|
MASUK
|
KELUAR
|
SALDO
|
||||||
JML
|
Hrg/u
|
TOTAL
|
JML
|
Hrg/u
|
TOTAL
|
JML
|
Hrg/u
|
TOTAL
|
|
Manajer
(……………….)
|
…………, …………………..
Bagian gudang
(…………………..)
|
Untuk
mengetahui nilai persediaan, baik yang telah dijual atau dipakai, maupun nilai
persediaan yang masih ada digudang maka dapat digunakan berbagai metode. Pada
perusahaan yang menggunakan sistem pencatatan perpetual, maka metode penilaian
persediaan dapat digunakan salah satu dari berikut ini:
1. Metode
Rata-Rata bergerak ( Moving Average )
Dalam
metode ini, harga beli rata-rata dihitung setiap terjadi transaksi pembelian. Harga
pokok penjualan per satuan didasarkan pada harga rata-rata pada saat terjadi transaksi
penjualan.
2. Metode
FIFO (First In First Out)
Metode
ini beranggapan barang yang ada paling awal dianggap dijual paling awal juga.
Perbedaanya adalah dalam metode perpetual perhitungan harga pokok dilakukan
pada saat terjadi penjualan.
3. Metode
LIFO (Last In First Out)
Pada
metode ini barang yang terakhir dibeli dianggap dijual lebih dahulu. Harga
pokok dihitung pada saat terjadi penjualan.
Contoh
Soal :
PT Sido
Maju menggunakan metode perpetual dalam mencatat persediaan barang. Pada bulan
Maret 2018 mempunyai data yang berhubungan dengan persediaan barang dagang
sebagai berikut:
Maret
1
|
Persediaan
4.000 unit @ Rp 800,-
|
Maret
4
|
Pembelian
3.000 unit @ Rp 850,-
|
Maret
7
|
Penjualan 5.000 unit
|
Maret
13
|
Pembelian
4.000 unit @ Rp 875,-
|
Maret
19
|
Penjualan 5.000 unit
|
Maret
22
|
Pembelian
2.000 unit @ Rp 900,-
|
Maret
26
|
Penjualan 2.500 unit
|
Maret
30
|
Pembelian
5.000 unit @ Rp 850,-
|
Berdasar
dari data tersebut di atas diminta menentukan nilai persediaan barang dagang
pada tanggal 31 Maret 2018 berdasarkan metode :
a. Rata-Rata
Bergerak
b. FIFO
c. LIFO
a. Metode Rata-Rta Bergerak
b. Metode First In First Out (FIFO)
c. Metode Last In First Out (LIFO)
Semoga bermanfaat...!!!!
Referensi:
Rudianto. Pengantar Akuntansi (2008). Penerbit Erlangga
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan. Jilid 2 (2000). Penerbit Salemba Empat
Slamet Sugiri, Sumiyana. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku 1 (2005). Penerbit AMP YKPN
Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN
Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN
Al. Haryono Jusup. Dasar-Dsar Akuntansi Jilid 2. (1995). Penerbit: BP STIE YKPN
Related Post:
- Mengenal Firma
- Mencatat Pendirian Firma
- Menghitung dan Mencatat Persediaan
- Penilaian Persediaan Barang Dagangan
- Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran
- Penilaian Persediaan Dengan Sistem Fisik
- Menghitung dan Mencatat Persediaan
- Penilaian Persediaan Barang Dagangan
- Penilaian Persediaan dengan Metode Taksiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar