Penilaian
persediaan merupakan proses menentukan nilai persediaan yang ada di perusahaan
baik nilai persediaan yang masih ada atau nilai persediaan yang telah dijual
atau dipakai. Besarnya nilai
persediaan sangat ditentukan oleh sistem pencatatan yang digunakan oleh
perusahaan dalam mengelola persediaan. Sistem pencatatan persediaan yang
digunakan perusahaan ada dua yaitu: Sistem Fisik (periodic
system) dan sistem buku (perpetual/permanent
system).
Sistem Fisik (Periodic System)
Pada
perusahaan yang menggunakan sistem periodik, Harga Pokok Penjualan/HPP (cost of goods sold) dihitung dan dicatat
pada akhir periode akuntansi, dengan cara menghitung kuantitas barang yang ada
di gudang di setiap akhir periode, kemudian mengalikannya dengan harga pokok
per unitnya. Pada system periodic ini jumlah barang, baik jumlah pisik
maupun nilai
harga pokoknya, tidak dapat diketahui setiap saat, karena proses perhitungan
dilaksanakan pada akhir periode. Nilai persediaan barang dihitung berdasarkan perhitungan
pisik barang yang ada di gudang (stock
opname). Proses pencatatan persediaan barang, dengan system periodic ini
adalah sebagai berikut:
Persediaan Barang Dagangan (awal)
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
||
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
||||
2017
|
|||||
Maret
|
31
|
Ikhtisar
Laba Rugi
|
xxxx,-
|
-
|
|
Persediaan
|
-
|
xxxx,-
|
|||
Persediaan Barang Dagangan (akhir) :
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
||
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
||||
2017
|
|||||
Maret
|
31
|
Persediaan
|
xxxx,-
|
-
|
|
Ikhtisar Laba Rugi
|
-
|
xxxx,-
|
|||
Rekening-rekening yang biasa digunakan dalam system pisik
ini adalah: Persediaan barang dagangan atau sediaan, Pembelian
barang dagangan atau Pembelian, Biaya Angkut Pembelian, Potongan Pembelian, Retur
Pembelian, Penjualan, Potongan Penjualan, Retur Penjulan, Harga Pokok Penjualan.
Pada
system periodic, mutasi persediaan barang tidak dicatat dalam buku pembantu
persediaan, sehingga jumlah dan nilai persediaan tidak bias diketahui setiap
saat. Hal tersebut juga berpengaruh pada
perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) barang. Untuk menentukan atau
menghitung HPP digunakan rumus sebagai berikut:
Perhitungan
Harga Pokok Penjualan dilakukan sebagai berikut ;
Persediaan barang dagangan (
awal ) Rp……………….
Pembelian Rp ………………
Biaya Angkut Pembelian Rp ……………….
Retur dan Pengurangan Harga (Rp ..…………….)
-----------------------
+
Barang tersedia untuk dijual Rp
……………..
Persedian barang dagangan (
akhir ) Rp……………….
----------------------
( - )
Harga Pokok Penjualan Rp ……………….
Permasalahan
pokok yang timbul apabila perusahaan menggunakan sistem pisik, yaitu apabila diinginkan
penyusunan laporan keuangan jangka pendek (interim)
misalnya laporan bulanan, harus mengadakan perhitungan pisik terhadap
persediaan yang ada. Apabila jumlah dan jenis barang yang dimiliki cukup banyak
maka akan memakan waktu yang cukup lama untuk menghitungnya, sehingga laporan
keuangan juga akan menjadi terlambat.
System Buku ( perpetual
system )
Pada
system perpetual ini, perubahan jumlah persediaan (fisik maupun rupiah) dapat
diketahui setiap saat. Hal tersebut dikarenakan perusahaan menggunkan kartu persediaan untuk setiap jenis
persediaan. Kartu persediaan tersebut berfungsi sebagai buku pembantu persediaan
barang dan digunakan untuk mencatat mutasi persediaan setiap hari. Setiap
terjadi mutasi persediaan barang selalu dicatat dalam akun persediaan sehingga
jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo akun
persediaan. Rekening-rekening yang
dipergunakan dalam system ini adalah :
1. Persediaan
Barang dagangan atau sediaan
2. Penjualan
3. Potongan
penjualan
4. Retur
Penjualan
5. Harga
Pokok Penjualan.
Secara
teori pada akhir periode tidak perlu dibuat penyesuaian karena harga
penyesuaian persediaan sudah tercermin dalam akun persediaan. Akan tetapi dalam
kenyataannya nilai persediaan yang sebenarnya tidak selalu sama dengan saldo
akun. Jika hal ini terjadi perlu diadakan penyelidikan sebab-sebabnya. Selisih
yang terjadi dipindahkan dari akun persediaan ke akun selisih persediaan.
Perhatikan contoh soal berikut ini:
Pada
bulan Januari 2018 PD Makmur Abadi memiliki data sebagai berikut :
Jan
5
|
Dibeli dari PT Perkasa 6 ton barang dagangan @ Rp
750.000,- secara kredit
|
Jan
7
|
Dikembalikan
pada PT Perkasa barang dagangan sebanyak ½ ton yang telah dibeli karena
mutunya tak sesuai dengan pesanan.
|
Jan
10
|
Dijual
kepada PT Sejahtera 3 ton barang dagangan @ Rp 825.000,-
|
Jan
12
|
Diterima dari CV Sejahtera 2 kwintal barang dagangan
yang dijual karena rusak.
|
Dari data tersebut diminta mencatat transaksi dalam
jurnal umum jika perusahaan menggunakan sistem pisik dan sistem perpetual.
Jawab
:
Sistem Fisik :
TGL
|
KETERANGAN
|
Ref
|
DEBET
|
KREDIT
|
05/01/2018
|
Pembelian
Utang Usaha
|
Rp
4.500.000,-
|
Rp
4.500.000,-
|
|
07/01/2018
|
Utang
Uasaha
Retur Pemb. & Pengur. Harga
|
Rp. 375.000,-
|
Rp 375.000,-
|
|
10/01/2018
|
Piutang
Usaha
Penjualan
|
Rp
2.475.000,-
|
Rp
2.475.000,-
|
|
12/01/2018
|
Retur
Penjln & Pengrn Harga
Piutang Usaha
|
Rp 165.000,-
|
Rp 165.000,-
|
Sistem Perpetual :
TGL
|
KETERANGAN
|
DEBET
|
KREDIT
|
|
05/01/2018
|
Persediaan Barang Dagangan
Utang Usaha
|
Rp 4.500.000,-
|
Rp 4.500.000,-
|
|
07/01/2018
|
Utang Uasaha
Persediaan Barang Dagangan
|
Rp. 375.000,-
|
Rp 375.000,-
|
|
10/01/2018
|
Piutang Usaha
Penjualan
|
Rp 2.475.000,-
|
Rp 2.475.000,-
|
|
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Dagangan
|
Rp 2.250.000,-
|
Rp 2.250.000,-
|
||
05/01/2018
|
Retur Penjln dan Pengrn
Harga
Piutang Usaha
|
Rp 165.000,-
|
Rp 165.000,-
|
|
Persediaan Barang Dagangan
Harga Pokok Penjualan
|
Rp 150.000,-
|
Rp 150.000,-
|
Related Post:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar