Kamis, 24 Januari 2019

Mengenal Istilah Belajar dan Pembelajaran

Oleh: Winarto, S.Pd. M.Pd.
Belajar pada dasarnya merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang atau individu dalam lingkungannya, sehingga mengakibatkan perubahan di dalam sikap dan perilaku. Para ahli telah memberikan definisi tentang belajar, dari sudut pandangnya masing masing. Terdapat enam teori yang mengungkapkan tentang definisi belajar, yakni teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivistik, humanistik, sibertik dan teori belajar revolusi sosio kultural.
Menurut  teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Suatu individu dikatakan telah belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah laku. Hal yang paling mendasar dari teori ini adalah adanya stimulus-stimulus atau masukan-masukan yang diberikan kepada seseorang dan juga respon atau tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh seseorang dengan adanya stimulus tersebut.  Dalam teori belajar behavioristik, penguatan
memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar. Penguatan merupakan sesuatu yang dapat  memperkuat timbulnya respon pada diri si pembelajar. Teori ini berorientasi pada hasil belajar yang dapat diukur, diamati, dianalisis dan diuji secara objektif. Tokoh-tokoh aliran behavioristik ini adalah Thomdike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie dan Skiner.
Teori kognitif menjelaskan bahwa belajar bukan hanya sekedar adanya stimulus dan respon saja. Teori belajar kognitif memiliki pandangan bahwa manusia dalam proses belajar memproses informasi dan pelajaran melalui upaya mengorganisir, menyimpan dan menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada pada diri manusia tersebut.  Menurut  Budiningsih  (2012: 34) menyebutkan bahwa:
belajar adalah suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi , emosi dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Jadi menurut aliran atau teori kognitif ini belajar merupakan suatu proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan”.

Sementara itu menurut Rahyubi (2014: 75), menyebutkan bahwa “proses-proses kognitif meliputi lima hal yang penting, yaitu persepsi (perception), perhatian (attention), ingatan (memory),  bahasa (language) dan berpikir (thinking”). Tokoh-tokoh yang menganut aliran kognitif ini adalah  J. Piaget, Ausubel, Bruner, Gagne, dan Norman.
Sedangkan menurut teori konstruktivistik, belajar pada dasarnya merupakan suatu proses yang dilakukan manusia dalam rangka mengonstruksi dan membentuk pengetahuan yang mereka miliki. Pengetahuan bukanlah suatu fakta yang sedang dipelajari, melainkan sebagai suatu konstruksi kognitif seseorang terhadap suatu objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Agar proses konstruksi tersebut  berjalan dengan baik, maka manusia akan menggunakan inderanya, misalnya dengan melihat, mendengar, menjamah, membau dan merasakan. Melalui proses inilah manusia mengalami proses belajar. Semakin banyak seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya, maka pemahaman terhadap objek dan lingkungannnya tersebut menjadi semakin meningkat. Jadi menurut teori ini belajar adalah suatu proses pemberian makna yang dilakukan oleh individu terhadap pengalamannya, melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada struktur kognitifnya.

Teori belajar humanistik menyebutkan bahwa proses belajar merupakan suatu proses memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam proses belajar lebih menekankan dan mengutamakan pada isi yang dipelajari, daripada proses belajar yang dilakukan. Teori belajar ini membahas tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Sehingga menurut teori humanistik, berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat digunakan asal tujuannya untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Tokoh-tokoh yang menganut aliran ini adalah Kolb, Honey dan Mumford, Hubernas serta Bloom dan Krathwohl.

Teori belajar Sibernetik menyebutkan bahwa belajar adalah pengolahan informasi. artinya dalam proses belajar individu akan mengolah informasi yang diterimanya, sehingga dalam proses belajar, sistem informasi akan sangat menentukan keberhasilan dalam proses belajar.  Teori ini memandang bahwa tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk segala situasi dan cocok bagi setiap individu. Sebab cara belajar ditentukan oleh sistem informasi.
Demikianlah pengertian-pengertian belajar dari berbagai sudut pandang yang dikemukan oleh para ahli. Intinya bahwa dalam proses belajar terjadi perubahan pada diri peserta didik dalam hal sikap, pengetahuan dan ketrampilan akibat adanya interaksi dengan lingkungan belajarnya. Seperti dikemukakan oleh Burton (Basleman dan Mappa, 2011: 7)  menyebutkan bahwa “learning is a change in the individual, due to interaction of that individual and his environment, which fills a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment.”  Belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan lingkungannya secara memadai”. 
Dari pendapat tersebut dapat diambil tiga istilah pokok dalam belajar, yaitu adanya perubahan dalam diri individu, adanya interaksi dan lingkungan. Artinya proses belajar akan terjadi secara efetif ketika terjadi perubahan  pada individu dalam hal sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Belajar mengakibatkan suatu interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses dimana individu berproses  dalam aktivitas belajar. Dalam pembelajaran timbul interaksi antara peserta didik, pendidik dan lingkungan belajarnya. Menurut Smith, R.M. (Basleman dan Mappa 2011: 12) berpendapat bahwa:
“pembelajaran tidak dapat didefinisikan secara tepat, karena istilah tersebut digunakan untuk banyak hal. Pembelajaran digunakan untuk menunjukkan (1) pemerolehan dan penguasaan tentang apa yang telah diketahui tentang sesuatu, (2) penyuluhan dan penjelasan mengenai arti pengalaman seseorang, atau (3) suatu proses pengujian gagasan yang terorganisasi, yang relevan dengan masalah”.
Dengan demikian pembelajaran digunakan untuk menjelaskan suatu hasil, proses, atau fungsi. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan, informasi, ketrampilan dan nilai. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru harus mampu berfungsi dan berperan sebagai pendidik,  yang mampu mengarahkan, memotivasi siswa untuk belajar, memfasilitasi siswa dalam belajar, sehingga potensi yang ada pada peserta didik dapat berkembang secara optimal. Untuk mencapai hal tersebut, perlu adanya upaya pembentukan lingkungan dan situasi yang mendukung untuk proses pembelajaran. Lingkungan dan situasi belajar yang nyaman dan kondusif akan membantu terbentuknya budaya belajar peserta didik yang kondusif pula.
Dari pengertian seperti tersebut di atas, maka belajar dan pembelajaran merupakan suatu hal yang saling berkaitan. Belajar merupakan suatu aktifitas psikis seseorang atau individu  dalam rangka memperoleh informasi atau pengetahuan, ketrampilan, sikap dan juga nilai. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses yang menitikberatkan pada suatu kegiatan di mana perilaku individu diubah, dibentuk dan dikendalikan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diinginkan.

semoga bermanfaat...!!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar