A. Pengertian Utang
Secara umum utang merupakan
kewajiban perusahaan kepada pihak lain, yang dinyatakan dalam satuan uang, yang
timbul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu, untuk menyerahkan
aktiva (kas atau non kas) atau menyediakan jasa di masa mendatang. Beberapa
tokoh atau lembaga memberikan definisi utang sebagai berikut:
1.
Joel G Siegel dan jae K. Shim
Utang adalah uang atau jasa yang dipinjamkan
oleh pihak lain, merupkan kewajiban resmi dari sebuah usaha yang timbal balik,
baik dari perjanjian tertulis ataupun lisan
2.
Mamduh M. Hanafi
Utang
adalah pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul di masa mendatang dari
kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer asset atau memberikan jasa ke pihak lain di masa
mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu.
3.
FASB (Financial
Accounting Standards Board)
Utang
dadalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan dating yang mungkin
terjadi akibat suatu badan usaha masa kini untuk mentransfer aktiva atau
menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan dating sebagai akibat
transaksi di masa lalu.
Utang bagi perusahaan
merupakan sumber dana yang berasal dari pihak lain, sehingga sering disebut
sebagai kewajiban (liability). Utang akan mengakibatkan terjadinya pengeluaran
kas, barang, atau jasa di masa mendatang. Oleh karena pada setiap akhir periode
akuntansi perusahaan harus mampu menyajikan besarnya utang secara jelas dan
akurat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan utang, yaitu:
1.
Jumlah nominalnya harus jelas
Utang
tidak dapat didasarkan pada taksiran besarnya kewajiban yang harus dibayar di
masa mendatang. Utang harus didasarkan pada perhitungan yang jelas dan akurat,
sehingga dapat ditentukan jumlah dan jangka waktu Utang tersebut.
2.
Pihak penerima haruss jelas
Pihak
penerima uang, barang ataupun jasa yang akan diberikan perusahaan di masa
mendatang harus jelas dan pasti. Pihak yang belum jelas, seperti pelayanan
garansi purna jual tidak dapat dikelompokkan sebagai kewajiban (Utang)
3.
Berdasarkan transaksi yang telah lalu.
B. Klasifikasi Utang
Menurut PP Nomor 25 tahun
2005, tentang Standar Akuntansi Pemerintah, bahwa menurut jangka waktu
pembayarannya, kewajiban/utang diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu
utang lancar (Current Liabilities) dan utang jangka panjang (long term liabilities). Utang lancar (Current Liabilities) kewajiban yang diprediksi akan diselesaikan
atau dilunasi dalam jangka waktu satu tahun, atau tidak lebih dari satu siklus
operasional perusahaan dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang
digolongkan sebagai aktiva lancar. Sedangkan utang jangka panjang (long term
liability) adalah utang yang pelunasannya akan dilakukan lebih dari 1 tahun
Siklus operasi (operating cycle) adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari kas, membeli unsur-unsur yang dibutuhkan untuk memperoleh pendapatan (seperti bahan baku, tenaga kerja, persediaan barang jadi dll), memproses produk, atau menjual barang dan jasa, dan menerima kembali kas dalam bentuk tunai atau dengan menagih dari piutang dagang. Dalam beberapa perusahaan, siklus operasi ini hanya dalam beberapa bulan. Untuk perusahaan jasa biasanya memiliki siklus operasi yang paling singkat, karena tidak terdapat modal yang tertanam dalam persediaan.
Secara umum yang termasuk ke
dalam utang lancar adalah sebagai berikut:
1.
Utang dagang / Usaha (Trade Account Payble / Account Payble)
2.
Utang Wesel (Note Payble)
3. Utang Jangka Panjang segera Jatuh tempo
4.
Utang deviden
5.
Pembayaran dimuka oleh pelanggan
6.
Tagihan dari pihak ketiga
7.
Kewajiban terUtang (Utang PPn, Utang PPh, PPh
Karywn Blm disetor)
8.
Utang beban
Untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajibannya dapat dilihat dari perbandingan antara
kewajiban lancar dengan hUtang lancar (current Ratio). Oleh karena itu perusahaan harus mampu mempertahankan
posisi keuangan secara tepat, sehingga komposisi antara aktiva lancar dengan
kewajiban lancar tetap berada pada posisi yang aman ( 2 : 1 ), sehingga di masa
mendatang tidak akan mengalami kesulitan dlam pelunasan Utang lancarnya.
Jenis
Kewajiban Jangka Pendek dan Cara Pencatatannya
1. Utang Dagang / Usaha ( Account Payble )
Utang
usaha adalah kewajiban yang timbul akibat terjadinya pembelian barang (barang
dagangan, bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai dll) atau jasa untuk
kegiatan normal perusahaan yang dilakukan secara kredit dan tidak disertai
dengan promes. Utang usaha biasanya
berkaitan langsung dengan usaha pokok perusahaan, misal pembelian bahan baku
pada perusahaan manufaktur, pembelian barang dagangan pada perusahaan dagang.
Pengakuan (pencatatan) utang usaha secara teoritis adalah ketika hak atas
barang yang dibeli secara kredit telah berpindah tangan pada perusahaan. Saat berpindahnya hak
tersebut tergantung pada type syarat free
on board ( FOB ) shipping point
atau destination
Timbulnya utang usaha dicatat pada sisi kredit pada akun utang usaha dan debet pada rekening yang bersangkutan. Timbulnya utang ini biasanya terjadi karena adanya perbedaan waktu/tenggang waktu antara diterimanya barang/jasa dengan waktu pembayarannya. Jangka waktu tersebut biasanya tampak pada termin pembayarannya (term of payment). Misal pembelian dilakukan dengan syarat 2/10, n/30. Hal ini mengandung arti bahwa pembelian dilakukan dengan kredit dengan jangka waktu 30 hari. Apabila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 hari sejak tanggal transaksi maka akan mendapat potongan 2%, apabila lebih dari sepuluh hari sejak transaksi maka tidak mendapat potongan, dan apabila dibayar lebih dari 30 hari maka akan dikenakan beban bunga atau denda.
Pada perusahaan yang menggunkan FOB shipping point berarti hak atas barang diakui ketika barang diserahkan pada perusahaan jasa angkut (biaya angkut ditanggung oleh pembeli) atau hak kepemilikan barang berada pada gudang penjual, meskipun barangnya belum sampai pada pembeli. Sebaliknya pada FOB destination maka hak atas barang diakui ketika barang sudah sampai pada gudang pembeli (biaya angkut ditanggung oleh pihak penjual ). Contoh soal :Berikut ini sebagian transaksi yang terjadi dalam UD Mandiri Makmur pada bulan September 2017 :
05 Sept. 2017
|
Perusahaan membeli barang dagangan dari CV Kartika Jaya seharga Rp
4.650.000,- dengan syarat pembayaran 4/10, n/30. Biaya angkut barang Rp
350.000,- ditanggung oleh pembeli.
|
07 Sept. 2017
|
Perusahaan membeli barang dagangan dari PT Menoreh seharga Rp 3.800.000,-
dengan syarat pembayaran 2/10, n/30. Biaya angkut barang Rp 200.000,-
ditanggung oleh penjual.
|
12 Sept. 2017
|
Perusahaan melunasi seluruh hUtangnya pada CV
Kartika Jaya.
|
17 Sept. 2017
|
Perusahaan melunasi seluruh hUtangnya pada PT
Menoreh.
|
Dari data tersebut diminta jurnal yang harus dibuat
oleh UD Mandiri Makmur!
Dari data tersebut Jurnal pencatatan UD Mandiri Makmur adalah sebagai
berikut :
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet ( Rp )
|
Kredit ( Rp )
|
05/09/2017
|
Pembelian
Beban Angkut Pembelian
Utang Usaha
Utang beban |
4.650.000
350.000
-
- |
-
-
4.650.000
350.000
|
|
07/09/2017
|
Pembelian
Utang Usaha
|
3.800.000
-
|
-
3.800.000
|
|
12/09/2017
|
Utang Usaha
Kas
Potongan Pembelian
|
4.650.000
-
-
|
-
4.464.000
186.000
|
|
17/09/2017
|
Utang Usaha
Kas
Potongan Pembelian
|
3.800.000
-
-
|
-
3.724.000
76.000
|
Keterangan
:
o Perhitungan
tanggal 12 September 2017 :
Jumlah
Utang dagang Rp
4.650.000,-
Potongan
pembelian 4% x Rp 4.650.000,- 186.000,-
o Perhitungan
tanggal 17 September 2017 :
Jumlah
Utang dagang Rp
3.800.000,-
Potongan
pembelian 4% x Rp 4.650.000,- 76.000,-
2. Utang Wesel (Notes Payble)
Utang
Wesel/Wesel Bayar (Notes Payble)
adalah kewajiban kepada pihak lain yang dibuktikan dengan janji tertulis tanpa
syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah
ditentukan. Promes (wesel/aksep)
merupakan janji tertulis bahwa pihak yang berutang akan melunasi kewajibanya di
masa mendatang tanpa syarat apapun. Utang
wesel tejadi karena adanya transaksi sebagai berikut :
a.
Pembelian Barang.
b.
Penerimaan Utang sebagai pinjaman.
c.
Sebagai pengganti Utang usaha yang sudah
jatuh tempo atau belum jatuh tempo.
d.
Janji akan membayar sejumlah uang pada
tanggal tertentu dengan cara mengaksep wesel.
Utang
Wesel digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Utang Wesel yang tidak berbunga (noninterest bearing note), yakni Utang
wesel yang pada tanggal jatuh tempo pelunasannya hanya sebesar nilai
nominalnya.
b. Utang Wesel Berbunga (interest bearing note), Utang wesel yang pada tanggal jatuh tempo
pelunasannya sebesar nilai nominal wesel ditambah bunga yang sudah berjalan.
Contoh
soal :
Utang
wesel tidak berbunga
Contoh
soal 1 :
Berikut
ini sebagian data yang diperoleh pada UD Lestari Makmur :
15 Agust 2016
|
UD Lestari Makmur membeli
barang dagangan dari CV Abadi seharga Rp 7.500.000,- dengan syarat pembayaran
2/10, n/30.
|
25 Agust 2016
|
UD Lestari Makmur
menyerahkan promes 30 hari kepada CV Abadi sebagai pengganti atas Utang
usahanya.
|
25 Sept. 2016
|
UD Lesatari Makmur
meluansi promes yang telah diserahkan kepada CV Abadi.
|
Dari
data tersebut di atas diminta membuat jurnal transaksi!
Jawab
:
Jurnal yang harus dibuat oleh UD Lesatri Makmur adalah :
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
( Rp )
|
Kredit
( Rp )
|
15/8/2016
|
Pembelian
Utang Usaha
|
7.500.000
|
7.500.000
|
|
25/8/2016
|
Utang Usaha
Wesel Bayar
|
7.500.000
|
7.500.000
|
|
25/9/2016
|
Wesel Bayar
Kas
|
7.500.000
|
7.500.000
|
Contoh
soal 2 :
Pada
tanggal 1 Oktober 2016, UD Maju Jaya mengeluarkan promes tanpa bunga pada bank
BRI cabang wates untuk jangka waktu 4 bulan dengan nilai nominal Rp 4.500.0000.
untuk transaksi tersebut bank mengurangi dengan diskonto sebesar Rp 200.000,-,
sehingga jumlah yang diterima oleh UD Maju Jaya
adalah Rp 4.300.000,-.
Dari
data tersebut di atas diminta membuat jurnal yang diperlukan!
Jawab
:
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
|||
2016
|
|||||||
Okt
|
01
|
Kas
|
Rp
|
4.300.000,-
|
-
|
||
Diskonto Utang Wesel
|
200.000,-
|
||||||
Utang Wesel
|
-
|
Rp
|
4.500.000,-
|
||||
(menctt penrikn Utang wesel)
|
|||||||
Des
|
31
|
Biaya Bunga
|
Rp
|
150.000,-
|
-
|
||
Diskonto Utang Wesel
|
-
|
Rp
|
150.000,-
|
||||
(menctat amortisasi diskonto)
|
|||||||
2017
|
|||||||
Feb
|
01
|
Utang Wesel
|
Rp
|
4.500.000,-
|
-
|
||
Kas
|
-
|
Rp
|
4.500.000,-
|
||||
(menct. pelnasan Utang wesel)
|
|||||||
01
|
Biaya Bunga
|
Rp
|
50.000,-
|
-
|
|||
Diskonto Utang Wesel
|
-
|
Rp
|
50.000,-
|
||||
(menctat amortisasi diskonto)
|
|||||||
Dari
informasi tersebut di atas, maka posisi Utang wesel UD MAju Jaya per 31
Desember 2016, akan tampak seperi berikut ini :
Utang
Lancar :
Utang
Wesel Rp
4.500.000,-
Dikurangi
: diskonto Utang wesel ( 50.000,-)
Rp
4.450.000,-
Utang
wesel berbunga
Berikut
ini sebagian data yang diperoleh pada Toko Maju jaya :
10 Sept 2016
|
Toko Maju Jaya membeli
barang dagangan kepada UD Murah seharga Rp 6.000.000 dengan syarat 2/10, n/30
|
10 Okt. 2016
|
Toko Maju Jaya menyerahkan
sebuah promes per 30 hari kepada UD Murah sebagai ganti pembayaran Utang
sebesar Rp 6.000.000,- dengan bunga 12 % per tahun.
|
10 Nov 2016
|
Toko Maju Jaya melunasi
Promes.
|
Dari
data tersebut di atas diminta membuat jurnal transaksi!
Jurnal
yang harus dibuat Oleh Toko Maju Jaya adalah :
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
( Rp )
|
Kredit
( Rp )
|
10/09/2016
|
Pembelian
Utang Usaha
|
6.000.000
-
|
-
6.000.000
|
|
10/10/2016
|
Utang Usaha
Wesel Bayar
|
6.000.000
-
|
-
6.000.000
|
|
10/11/2016
|
Wesel Bayar
Beban bunga
Kas
|
6.000.000
60.000
-
|
-
-
6.060.000
|
Keterangan
:
Perhitungan
bunga :
(Rp 6.000.000,- x 30 x 12 ) / 3600 = Rp 60.000,-
3. Utang Deviden
Deviden merupakan distribusi
laba perusahaan yang dialokasikan untuk pemegang saham. Deviden yang akan dibagikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk uang atau aktiva dicatat dengan mendebit rekening Deviden dan
mengkredit Utang deviden. Utang
deviden adalah jumlah kewajiban perusahaan kepada pemegang saham sebagai akibat
diumumkannya keputusan rapat pemegang saham tentang pembayaran deviden. Deviden
ini terutang sampai dengan tanggal pembayarannya. Deviden saham prioritas
walaupun jumlahnya sudah pasti belum merupakan utang apabila belum diumumkan
oleh Dewan Komisaris perusahaan. Perhatikan contoh berikut ini :
Saldo laba ditahan PT Lestari Jaya per 1 Desember 2016 menunjukkan
jumlah Rp 82.750.000,. Tanggal 10 Desember 2016, perusahaan (dewan komisaris)
mengumumkan akan membagi deviden tunai para pemegang saham sejumlah Rp
35.400.000,-.
Informasi per 31 Desember 2016 :
o Deviden
yang telah dibagi pada bulan desember Rp 5.000.000,-.
o Laba
usaha yang diperoleh sejumlah Rp 56.850.000,-
Dari data tersebut buatlah jurnalnya!
Jawab :
TGL
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
(Rp)
|
Kredit
(Rp)
|
10/12/2016
|
Deviden Tunai
Utang Deviden
(pengumuman akan membagi deviden)
|
35.400.000
-
|
-
35.400.000
|
|
31/12/2016
|
Utang Deviden
Kas
(pembayaran deviden)
|
5.000.000
-
|
-
5.000.000
|
|
31/12/2016
|
Ikhtisar Laba Rugi
Laba Ditahan
(mencatat perolehan laba)
|
56.850.000
-
|
-
56.850.000
|
|
31/12/2016
|
Laba Ditahan
Deviden Tunai
( penutupan deviden)
|
35.400.000
-
|
-
35.400.000
|
4.
Beban
Yang Masih Harus Dibayar
Beban yang masih harus dibayar / Utang beban ( accruals payble ) adalah beban yang
sudah terjadi dan sudah menjadi beban, tetapi belum dibayar karena
belum jatuh tempo pada akhir periode yang bersangkutan. Yang termasuk Utang
beban misalnya Gaji dan Upah, beban Telepon dan Listrik, beban Bunga dan lain
sebagainya. Perhatikan contoh berikut :
Dari
bukti memorial pada Toko Murah pada bulan Mei 2016, diperoleh data bahwa gaji
dan upah yang belum dibayar sejumlah Rp 1.250.000,-. Buat jurnalnya!
Jawab
:
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
|||
2016
|
|||||||
Mei
|
31
|
Beban Gaji dan Upah
|
Rp
|
1.250.000,-
|
-
|
||
Utang
Gaji dan Upah
|
-
|
Rp
|
1.250.000,-
|
||||
(pencatatan
gaji yang belum dibayar bln Mei 2016)
|
5. Pendapatan Diterima Di Muka
Yaitu
pendapatan yang diterima di muka, sebelum barang atau jasa diserahkan pada
pihak konsumen. Contoh pendapatan diterima dimuka adalah :Sewa diterima dimuka,
Komisi, Uang Langganan Majalah dan lain-lain. Perhatikan contoh berikut ini :
Pada
tanggal 1 Agustus 2016, perusahaan menerima sewa gedung sejumlah Rp 3.600.000,-
untuk masa 1 tahun. Dari data tersebut diminta menghitung besarnya pendapatan
sewa diterima dimuka pada akhir periode 31 desember 2016 serta jurnalnya!
Jawab
:
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
|||
2016
|
|||||||
Agust
|
01
|
Kas
|
Rp
|
3.600.000,-
|
-
|
||
Pendaptn Diterima Dimuka
|
-
|
Rp
|
3.600.000,-
|
||||
(penerimaan pendptan di muka)
|
|||||||
Des
|
31
|
Pendapatan Diterima
di muka
|
Rp
|
1.500.000,-
|
-
|
||
Pendapatan Sewa
|
-
|
Rp
|
1.500.000,-
|
||||
(penerimaan pendptan di muka)
|
|||||||
Kesimpulan
:
Besarnya pendapatan diterima di muka per
31 Desember 2016 adalah Rp 3.600.000 – Rp 1.500.000,- = Rp 2.100.000,-
6. Utang Pajak.
Ada
dua Jenis Utang Pajak yakni :
a.
Utang Pajak Penghasilan Karyawan
b.
Utang Pajak Penghasilan Perusahaan
Utang
Pajak Penghasilan Karyawan
Yaitu
pajak-pajak yang dipotong oleh perusahaan atas gaji dan upah karyawan serta
harus disetorkan ke kas Negara. Bila
sampai pada akhir periode ternyata PPh Karyawan ini belum disetorkan maka dalam
neraca dilaporkan tergolong sebagai Utang perusahaan. Contoh
:
Dari
daftar Gaji dan Upah diperoleh data sebagai berikut :
Jumlah
Gaji dan Upah Rp 7.500.000,-
Pajak
Penghasilan Karyawan Rp 1.125.000,-
Gaji
dan Upah yang harus dibayar Rp 6.375.000,-
Jurnal
yang harus dibuat :
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
|||
2016
|
|||||||
Sept
|
01
|
Gaji dan Upah
|
Rp
|
7.500.000,-
|
-
|
||
Utang PPh
|
-
|
Rp
|
1.125.000,-
|
||||
Utang gaji
|
6.375.000,-
|
||||||
(menctt timblnya gaji & upah)
|
|||||||
01
|
Utang Gaji dan Upah
|
Rp
|
6.375.000,-
|
-
|
|||
Kas
|
-
|
Rp
|
6.375.000,-
|
||||
(pembyran gaji pd karyawan)
|
|||||||
12
|
Utang PPh
|
Rp
|
1.125.000,-
|
-
|
|||
Kas
|
-
|
Rp
|
1.125.000,-
|
||||
(pembyran Utang PPh pd neg.)
|
Utang
Pajak Penghasilan Perusahaan
Pajak
Penghasilan (PPh) perusahaan dihitung dan dikenakan dari penghasilan bersih
perusahaan pada akhir tahun. Dalam praktik cara pembayaran PPh perusahaan dapat
diangsur selama periode akuntansi sehingga pada akhir periode angsuran pajak
dapat lebih besar atau lebih kecil dari pajak penghasilan yang seharusnya
dibayar oleh perusahaan. Jika selama periode jumlah angsuran pajak lebih kecil
dari jumlah pajak yang sesungguhnya harus dibayar, maka pada akhir periode
masih ada Utang pajak.
Contoh :
Selama
tahun 2016 UD Karya Mandiri membayar angsuran PPh secara rutin setip bulan,
sebesar Rp 125.000,-. Dari laporan keuangan perusahaan tanggal 31 Desember 2016
diketahui bahwa besarnya PPh. yang masih harus dibayar sebesar Rp 1.750.000,-.
Dengan demikiian sampai tanggal 31 Desember 2016 PPh yang belum dibayar sebesar
Rp 1.750.000,- - (12 x Rp 125.000 ) = Rp 250.000,-
Dari
data tersebut di atas maka catatan yang dibuat oleh perusahaan adalah :
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
|||
2016
|
|||||||
Nov
|
01
|
PPh dibayar dimuka
|
Rp
|
125.000,-
|
-
|
||
Kas
|
-
|
Rp
|
125.000,-
|
||||
(mencatat angs. PPh badan)
|
|||||||
01
|
PPh Badan
|
Rp
|
1.750.000,-
|
-
|
|||
Utang PPh
|
-
|
Rp
|
1.750.000,-
|
||||
(mencatat perhit. PPh Badan)
|
|||||||
12
|
Utang PPh
|
Rp
|
1.750.000,-
|
-
|
|||
PPh dibayar dimuka
|
-
|
Rp
|
1.500.000,-
|
||||
Kas
|
250.000,-
|
||||||
(pembyran Utang PPh pd neg.)
|
Utang Jangka Panjang yang segera jatuh tempo.
Utang Jangka Panjang yang segera jatuh tempo adalah
bagian Utang jangka panjang yang jatuh tempo atau harus dibayar
dalam waktu tidak lebih dari 12 bulan . Contoh Utang jangka panjang yang jatuh
tempo tersebut adalah Utang obligasi, Utang hipotek, Utang wesel jangka panjang
yang jatuh tempo tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca.
Contoh soal :
Pada
tanggal 31 Desember 2013 PT Havara mempunyai Utang hipotek Rp
75.000.000,- bunga 12 %, yang dibayar secara angsuran setiap satu tahun tanggal 1 Agustus, sebesar
Rp 7.500.000,-.Dari jumlah hipotek sebesar Rp 75.000.000,- ternyata sebesar Rp
7.500.000,- harus dibayar pada Tanggal 1 Agustus 2016. Berarti setelah tanggal
31 Desember 2013 sampai dengan 1 Agustus 2016 waktu angsuran kurang dari 1
tahun, maka angsuran tgl 1 Agustus 2016 dalam neraca 31 Desember 2013 harus
dilaporkan dan digolongkan dalam Utang jangka pendek. Berikut ini jurnal-jurnal
yang harus dibuat :
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
|||
2013
|
|||||||
Des
|
31
|
Utang Hipotek
|
Rp
|
7.500.000,-
|
-
|
||
Utang Hipotek Yg Sgr Jatuh
Tempo
|
-
|
Rp
|
7.500.000,-
|
||||
(mencatat peny. Utang hipotek)
|
|||||||
31
|
Beban Bunga
|
Rp
|
3.750.000,-
|
-
|
|||
Utang Bunga
|
-
|
Rp
|
3.750.000,-
|
||||
(mencatat peny. beban bunga)
|
Perhitungan beban bunga periode Agustus
s.d Desember 2013 (5 bulan):
( 5
x 12 x Rp 75.000.000,- ) / 1200 = Rp
3.750.000,-
Jurnal
pada tahun 2016
TGL
|
PERKIRAAN
|
REF
|
DEBET
|
KREDIT
|
|||
2016
|
|||||||
Jan
|
01
|
Utang bunga
|
Rp
|
3.750.000,-
|
-
|
||
Beban Bunga
|
-
|
Rp
|
3.750.000,-
|
||||
(menctt pembalikan Utg bunga)
|
|||||||
Agt
|
01
|
Utang Hipotek
|
Rp
|
7.500.000,-
|
-
|
||
Beban Bunga
|
9.000.000,-
|
||||||
Kas
|
-
|
Rp
|
16.500.000,-
|
||||
(mencatat angs. Utang hipotek)
|
Perhitungan beban bunga periode Agustus
2013 s.d Juli 2016 (12 bulan) :
( 12
x 12 x Rp 75.000.000,- ) / 1200 = Rp
9.000.000,-
Semoga
Bermanfaat…!!!
Related Post:
Thansk infonya. Oiya ngomongin utang, banyak loh orang yang bertanya-tanya: Apa sih yang harus dilakukan setelah bebas dari jeratan utang? Yuk cari tau jawabannya di sini: Yang dilakukan usai bebas utang
BalasHapus