Rabu, 30 Januari 2019

Akuntansi Utang

Oleh: Winarto, S.Pd. M.Pd.
A.    Pengertian Utang
Secara umum utang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain, yang dinyatakan dalam satuan uang, yang timbul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu, untuk menyerahkan aktiva (kas atau non kas) atau menyediakan jasa di masa mendatang. Beberapa tokoh atau lembaga memberikan definisi utang sebagai berikut:
1.  Joel G Siegel dan jae K. Shim
    Utang adalah uang atau jasa yang dipinjamkan oleh pihak lain, merupkan kewajiban resmi dari sebuah usaha yang timbal balik, baik dari perjanjian tertulis ataupun lisan
2.  Mamduh M. Hanafi
Utang adalah pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul di masa mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer asset  atau memberikan jasa ke pihak lain di masa mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu.
3.  FASB (Financial Accounting Standards Board)
Utang dadalah pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan dating yang mungkin terjadi akibat suatu badan usaha masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan dating sebagai akibat transaksi di masa lalu. 
Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa utang adalah kewajiban suatu badan atau perusahaan yang harus diselesaikan di masa mendatang, karena perusahaan atau badan tersebut menerima/menggunakan uang, barang atau jasa dari pihak lain. Tiga ciri yang melekat pada Utang, yakni pertama, utang adalah kewajiban (untuk menyerahkan aktiva atau jasa) di saat sekarang/mendatang. Kedua, utang adalah kewajiban yang tidak dapat dihindarkan, karena kejadian tersebut benar-benar telah terjadi. Ketiga, utang tersebut dapat diukur, dan dinyatakan dalam satuan uang dengan jumlah yang pasti atau dapat ditaksir jumlahnya dan tanggal jatuh tempo atau krediturnya dapat diketahui.

Utang bagi perusahaan merupakan sumber dana yang berasal dari pihak lain, sehingga sering disebut sebagai kewajiban (liability). Utang akan mengakibatkan terjadinya pengeluaran kas, barang, atau jasa di masa mendatang. Oleh karena pada setiap akhir periode akuntansi perusahaan harus mampu menyajikan besarnya utang secara jelas dan akurat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan utang, yaitu:
1.   Jumlah nominalnya harus jelas
Utang tidak dapat didasarkan pada taksiran besarnya kewajiban yang harus dibayar di masa mendatang. Utang harus didasarkan pada perhitungan yang jelas dan akurat, sehingga dapat ditentukan jumlah dan jangka waktu Utang tersebut.
2.   Pihak penerima haruss jelas
Pihak penerima uang, barang ataupun jasa yang akan diberikan perusahaan di masa mendatang harus jelas dan pasti. Pihak yang belum jelas, seperti pelayanan garansi purna jual tidak dapat dikelompokkan sebagai kewajiban (Utang)
3.   Berdasarkan transaksi yang telah lalu.

B.    Klasifikasi Utang
Menurut PP Nomor 25 tahun 2005, tentang Standar Akuntansi Pemerintah, bahwa menurut jangka waktu pembayarannya, kewajiban/utang diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu utang  lancar (Current Liabilities) dan utang jangka panjang (long term liabilities).  Utang lancar (Current Liabilities) kewajiban yang diprediksi akan diselesaikan atau dilunasi dalam jangka waktu satu tahun, atau tidak lebih dari satu siklus operasional perusahaan dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang digolongkan sebagai aktiva lancar. Sedangkan utang jangka panjang (long term liability) adalah utang yang pelunasannya akan dilakukan lebih dari 1 tahun

Siklus operasi (operating cycle) adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari kas, membeli unsur-unsur yang dibutuhkan untuk memperoleh pendapatan (seperti bahan baku, tenaga kerja, persediaan barang jadi dll), memproses  produk, atau menjual barang dan jasa, dan menerima kembali kas dalam bentuk tunai atau dengan menagih dari piutang dagang. Dalam beberapa perusahaan, siklus operasi  ini hanya dalam beberapa bulan. Untuk perusahaan jasa biasanya memiliki siklus operasi yang paling singkat, karena tidak terdapat modal yang tertanam dalam persediaan.

Secara umum yang termasuk ke dalam utang lancar adalah sebagai berikut:
1.     Utang dagang / Usaha (Trade Account Payble / Account Payble)
2.     Utang Wesel (Note Payble)
3.     Utang Jangka Panjang segera Jatuh tempo
4.     Utang deviden
5.     Pembayaran dimuka oleh pelanggan
6.     Tagihan dari pihak ketiga
7.     Kewajiban terUtang (Utang PPn, Utang PPh, PPh Karywn Blm disetor)
8.     Utang beban

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya dapat dilihat dari perbandingan antara kewajiban lancar dengan hUtang lancar (current Ratio). Oleh karena itu perusahaan harus mampu mempertahankan posisi keuangan secara tepat, sehingga komposisi antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar tetap berada pada posisi yang aman ( 2 : 1 ), sehingga di masa mendatang tidak akan mengalami kesulitan dlam pelunasan Utang lancarnya.

Jenis Kewajiban Jangka Pendek dan Cara Pencatatannya
1.   Utang Dagang / Usaha ( Account Payble )
Utang usaha adalah kewajiban yang timbul akibat terjadinya pembelian barang (barang dagangan, bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai dll) atau jasa untuk kegiatan normal perusahaan yang dilakukan secara kredit dan tidak disertai dengan promes. Utang usaha biasanya berkaitan langsung dengan usaha pokok perusahaan, misal pembelian bahan baku pada perusahaan manufaktur, pembelian barang dagangan pada perusahaan dagang. Pengakuan (pencatatan) utang usaha secara teoritis adalah ketika hak atas barang yang dibeli secara kredit telah berpindah tangan pada perusahaan.  Saat berpindahnya hak tersebut tergantung pada type syarat free on board ( FOB ) shipping point atau destination

Timbulnya  utang usaha dicatat pada sisi kredit pada akun utang usaha dan debet pada rekening yang bersangkutan. Timbulnya utang ini biasanya terjadi karena adanya perbedaan waktu/tenggang waktu antara diterimanya barang/jasa dengan waktu pembayarannya. Jangka waktu tersebut biasanya tampak pada termin pembayarannya (term of payment). Misal pembelian dilakukan dengan syarat 2/10, n/30. Hal ini mengandung arti bahwa pembelian dilakukan dengan kredit dengan jangka waktu 30 hari. Apabila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 hari sejak tanggal transaksi maka akan mendapat potongan 2%, apabila lebih dari sepuluh hari sejak transaksi maka tidak mendapat potongan, dan apabila dibayar lebih dari 30 hari maka akan dikenakan beban bunga atau denda.

Pada perusahaan yang menggunkan FOB shipping point berarti hak atas barang diakui ketika barang diserahkan pada perusahaan jasa angkut (biaya angkut ditanggung oleh pembeli) atau hak kepemilikan barang berada pada gudang penjual,  meskipun barangnya belum sampai pada pembeli. Sebaliknya pada FOB destination maka hak atas barang diakui ketika barang sudah sampai pada gudang pembeli (biaya angkut ditanggung oleh pihak penjual ).  Contoh soal :Berikut ini sebagian transaksi yang terjadi dalam UD Mandiri Makmur pada bulan September 2017 :
05 Sept. 2017
Perusahaan membeli barang dagangan dari CV Kartika Jaya seharga Rp 4.650.000,- dengan syarat pembayaran 4/10, n/30. Biaya angkut barang Rp 350.000,- ditanggung oleh pembeli.
07 Sept. 2017
Perusahaan membeli barang dagangan dari PT Menoreh seharga Rp 3.800.000,- dengan syarat pembayaran 2/10, n/30. Biaya angkut barang Rp 200.000,- ditanggung oleh penjual.
12 Sept. 2017
Perusahaan melunasi seluruh hUtangnya pada CV Kartika Jaya.
17 Sept. 2017
Perusahaan melunasi seluruh hUtangnya pada PT Menoreh.
Dari data tersebut diminta jurnal yang harus dibuat oleh UD Mandiri Makmur!

Dari data tersebut Jurnal pencatatan UD Mandiri Makmur adalah sebagai berikut :
TGL
Keterangan
Ref
Debet ( Rp )
Kredit ( Rp )
05/09/2017
Pembelian
Beban Angkut Pembelian
       Utang Usaha
       Utang beban

4.650.000
350.000
-
-
-
-
4.650.000
350.000
07/09/2017
Pembelian
       Utang Usaha

3.800.000
-
-
3.800.000
12/09/2017
Utang Usaha
       Kas
       Potongan Pembelian

4.650.000
-
-
-
4.464.000
186.000
17/09/2017
Utang Usaha
       Kas
       Potongan Pembelian

3.800.000
-
-
-
3.724.000
76.000

Keterangan :
o    Perhitungan tanggal 12 September 2017 :
Jumlah Utang dagang                                              Rp 4.650.000,-
Potongan pembelian 4% x Rp 4.650.000,-                         186.000,-
o    Perhitungan tanggal 17 September 2017 :
Jumlah Utang dagang                                              Rp 3.800.000,-
Potongan pembelian 4% x Rp 4.650.000,-                         76.000,-

2.   Utang Wesel (Notes Payble)
Utang Wesel/Wesel Bayar (Notes Payble) adalah kewajiban kepada pihak lain yang dibuktikan dengan janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan. Promes (wesel/aksep) merupakan janji tertulis bahwa pihak yang berutang akan melunasi kewajibanya di masa mendatang tanpa syarat apapun. Utang wesel tejadi karena adanya transaksi sebagai berikut :
a.     Pembelian Barang.
b.    Penerimaan Utang sebagai pinjaman.
c.     Sebagai pengganti Utang usaha yang sudah jatuh tempo atau belum jatuh tempo.
d.    Janji akan membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu dengan cara mengaksep wesel.

Utang Wesel digolongkan menjadi dua yaitu :
a.  Utang Wesel yang tidak berbunga (noninterest bearing note), yakni Utang wesel yang pada tanggal jatuh tempo pelunasannya hanya sebesar nilai nominalnya.
b. Utang Wesel Berbunga (interest bearing note), Utang wesel yang pada tanggal jatuh tempo pelunasannya sebesar nilai nominal wesel ditambah bunga yang sudah berjalan.

Contoh soal :
Utang wesel tidak berbunga
Contoh soal 1 :
Berikut ini sebagian data yang diperoleh pada UD Lestari Makmur :
15 Agust 2016
UD Lestari Makmur membeli barang dagangan dari CV Abadi seharga Rp 7.500.000,- dengan syarat pembayaran 2/10, n/30.
25 Agust 2016
UD Lestari Makmur menyerahkan promes 30 hari kepada CV Abadi sebagai pengganti atas Utang usahanya.
25 Sept. 2016
UD Lesatari Makmur meluansi promes yang telah diserahkan kepada CV Abadi.
Dari data tersebut di atas diminta membuat jurnal transaksi!
Jawab :
Jurnal yang harus dibuat oleh UD Lesatri Makmur adalah :
TGL
Keterangan
Ref
Debet ( Rp )
Kredit ( Rp )
15/8/2016
Pembelian
       Utang Usaha

7.500.000

7.500.000
25/8/2016
Utang Usaha
       Wesel Bayar

7.500.000

7.500.000
25/9/2016
Wesel Bayar
       Kas

7.500.000

7.500.000

Contoh soal 2 :
Pada tanggal 1 Oktober 2016, UD Maju Jaya mengeluarkan promes tanpa bunga pada bank BRI cabang wates untuk jangka waktu 4 bulan dengan nilai nominal Rp 4.500.0000. untuk transaksi tersebut bank mengurangi dengan diskonto sebesar Rp 200.000,-, sehingga jumlah yang diterima oleh UD Maju Jaya  adalah Rp 4.300.000,-.
Dari data tersebut di atas diminta membuat jurnal yang diperlukan!
Jawab :
TGL
PERKIRAAN
REF
DEBET
KREDIT
2016







Okt
01
Kas

Rp
4.300.000,-

-


Diskonto Utang Wesel


200.000,-




        Utang Wesel


-
Rp
4.500.000,-


(menctt penrikn Utang wesel)





Des
31
Biaya Bunga

Rp
150.000,-

-


        Diskonto Utang Wesel


-
Rp
150.000,-


(menctat amortisasi diskonto)





2017







Feb
01
Utang Wesel

Rp
4.500.000,-

-


        Kas


-
Rp
4.500.000,-


(menct. pelnasan Utang wesel)






01
Biaya Bunga

Rp
50.000,-

-


        Diskonto Utang Wesel


-
Rp
50.000,-


(menctat amortisasi diskonto)














Dari informasi tersebut di atas, maka posisi Utang wesel UD MAju Jaya per 31 Desember 2016, akan tampak seperi berikut ini :
Utang Lancar :
Utang Wesel                                              Rp 4.500.000,-
Dikurangi : diskonto Utang wesel                (         50.000,-)
                                                                 Rp 4.450.000,-
Utang wesel berbunga
Berikut ini sebagian data yang diperoleh pada Toko Maju jaya :
10 Sept 2016
Toko Maju Jaya membeli barang dagangan kepada UD Murah seharga Rp 6.000.000 dengan syarat 2/10, n/30
10 Okt. 2016
Toko Maju Jaya menyerahkan sebuah promes per 30 hari kepada UD Murah sebagai ganti pembayaran Utang sebesar Rp 6.000.000,- dengan bunga 12 % per tahun.
10 Nov 2016
Toko Maju Jaya melunasi Promes.
Dari data tersebut di atas diminta membuat jurnal transaksi!

Jurnal yang harus dibuat Oleh Toko Maju Jaya adalah :
TGL
Keterangan
Ref
Debet ( Rp )
Kredit ( Rp )
10/09/2016
Pembelian
       Utang Usaha

6.000.000
-
-
6.000.000
10/10/2016
Utang Usaha
       Wesel Bayar

6.000.000
-
-
6.000.000
10/11/2016
Wesel Bayar
Beban bunga
       Kas

6.000.000
60.000
-
-
-
6.060.000
Keterangan :
Perhitungan bunga :
(Rp 6.000.000,- x 30  x 12 ) / 3600 =  Rp 60.000,-

3.     Utang Deviden
Deviden merupakan distribusi laba perusahaan yang dialokasikan untuk pemegang saham. Deviden yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk uang atau aktiva dicatat dengan mendebit rekening Deviden dan mengkredit Utang deviden. Utang deviden adalah jumlah kewajiban perusahaan kepada pemegang saham sebagai akibat diumumkannya keputusan rapat pemegang saham tentang pembayaran deviden. Deviden ini terutang sampai dengan tanggal pembayarannya. Deviden saham prioritas walaupun jumlahnya sudah pasti belum merupakan utang apabila belum diumumkan oleh Dewan Komisaris perusahaan. Perhatikan contoh berikut ini :
Saldo laba ditahan PT Lestari Jaya per 1 Desember 2016 menunjukkan jumlah Rp 82.750.000,. Tanggal 10 Desember 2016, perusahaan (dewan komisaris) mengumumkan akan membagi deviden tunai para pemegang saham sejumlah Rp 35.400.000,-.
Informasi per 31 Desember 2016 :
o Deviden yang telah dibagi pada bulan desember Rp 5.000.000,-.
o Laba usaha yang diperoleh sejumlah Rp 56.850.000,-
Dari data tersebut buatlah jurnalnya!

Jawab :
TGL
Keterangan
Ref
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
10/12/2016
Deviden Tunai
       Utang Deviden
(pengumuman akan membagi deviden)

35.400.000
-
-
35.400.000
31/12/2016
Utang Deviden
       Kas
(pembayaran deviden)

5.000.000
-
-
5.000.000
31/12/2016
Ikhtisar Laba Rugi
       Laba Ditahan
(mencatat perolehan laba)

56.850.000
-
-
56.850.000
31/12/2016
Laba Ditahan
       Deviden Tunai
( penutupan deviden)

35.400.000
-
-
35.400.000

4.     Beban Yang Masih Harus Dibayar
Beban yang masih harus dibayar / Utang beban ( accruals payble ) adalah beban yang sudah terjadi dan sudah menjadi beban, tetapi belum dibayar karena belum jatuh tempo pada akhir periode yang bersangkutan. Yang termasuk Utang beban misalnya Gaji dan Upah, beban Telepon dan Listrik, beban Bunga dan lain sebagainya. Perhatikan contoh berikut :
Dari bukti memorial pada Toko Murah pada bulan Mei 2016, diperoleh data bahwa gaji dan upah yang belum dibayar sejumlah Rp 1.250.000,-. Buat jurnalnya!
Jawab :
TGL
PERKIRAAN
REF
DEBET
KREDIT
2016







Mei
31
Beban Gaji dan Upah

Rp
1.250.000,-

-


      Utang Gaji dan Upah


-
Rp
1.250.000,-


(pencatatan gaji yang belum dibayar bln Mei 2016)






5.     Pendapatan Diterima Di Muka
Yaitu pendapatan yang diterima di muka, sebelum barang atau jasa diserahkan pada pihak konsumen. Contoh pendapatan diterima dimuka adalah :Sewa diterima dimuka, Komisi, Uang Langganan Majalah dan lain-lain. Perhatikan contoh berikut ini :
Pada tanggal 1 Agustus 2016, perusahaan menerima sewa gedung sejumlah Rp 3.600.000,- untuk masa 1 tahun. Dari data tersebut diminta menghitung besarnya pendapatan sewa diterima dimuka pada akhir periode 31 desember 2016 serta jurnalnya!
Jawab :
TGL
PERKIRAAN
REF
DEBET
KREDIT
2016







Agust
01
Kas

Rp
3.600.000,-

-


       Pendaptn Diterima Dimuka


-
Rp
3.600.000,-


(penerimaan pendptan di muka)





Des
31
Pendapatan Diterima di muka

Rp
1.500.000,-

-


        Pendapatan Sewa


-
Rp
1.500.000,-


(penerimaan pendptan di muka)














Kesimpulan :
Besarnya pendapatan diterima di muka per 31 Desember 2016 adalah Rp 3.600.000 – Rp 1.500.000,- = Rp 2.100.000,-

6.     Utang Pajak.
Ada dua Jenis Utang Pajak yakni :
a.     Utang Pajak Penghasilan Karyawan
b.    Utang Pajak Penghasilan Perusahaan

Utang Pajak Penghasilan Karyawan
Yaitu pajak-pajak yang dipotong oleh perusahaan atas gaji dan upah karyawan serta harus disetorkan ke  kas Negara. Bila sampai pada akhir periode ternyata PPh Karyawan ini belum disetorkan maka dalam neraca dilaporkan tergolong sebagai Utang perusahaan.   Contoh :
Dari daftar Gaji dan Upah diperoleh data sebagai berikut :
Jumlah Gaji dan Upah                                             Rp  7.500.000,-
Pajak Penghasilan Karyawan                                   Rp  1.125.000,-
     Gaji dan Upah yang harus dibayar                   Rp  6.375.000,-

Jurnal yang harus dibuat :
TGL
PERKIRAAN
REF
DEBET
KREDIT
2016







Sept
01
Gaji dan Upah

Rp
7.500.000,-

-


       Utang PPh


-
Rp
1.125.000,-


       Utang gaji




6.375.000,-


(menctt timblnya gaji & upah)






01
Utang Gaji dan Upah

Rp
6.375.000,-

-


        Kas


-
Rp
6.375.000,-


(pembyran gaji pd karyawan)






12
Utang PPh

Rp
1.125.000,-

-


        Kas


-
Rp
1.125.000,-


(pembyran Utang PPh pd neg.)






Utang Pajak Penghasilan Perusahaan
Pajak Penghasilan (PPh) perusahaan dihitung dan dikenakan dari penghasilan bersih perusahaan pada akhir tahun. Dalam praktik cara pembayaran PPh perusahaan dapat diangsur selama periode akuntansi sehingga pada akhir periode angsuran pajak dapat lebih besar atau lebih kecil dari pajak penghasilan yang seharusnya dibayar oleh perusahaan. Jika selama periode jumlah angsuran pajak lebih kecil dari jumlah pajak yang sesungguhnya harus dibayar, maka pada akhir periode masih ada Utang pajak.
Contoh :
Selama tahun 2016 UD Karya Mandiri membayar angsuran PPh secara rutin setip bulan, sebesar Rp 125.000,-. Dari laporan keuangan perusahaan tanggal 31 Desember 2016 diketahui bahwa besarnya PPh. yang masih harus dibayar sebesar Rp 1.750.000,-. Dengan demikiian sampai tanggal 31 Desember 2016 PPh yang belum dibayar sebesar Rp 1.750.000,- - (12 x Rp 125.000 ) = Rp 250.000,-

Dari data tersebut di atas maka catatan yang dibuat oleh perusahaan adalah :
TGL
PERKIRAAN
REF
DEBET
KREDIT
2016







Nov
01
PPh dibayar dimuka

Rp
125.000,-

-


       Kas


-
Rp
125.000,-


(mencatat angs. PPh badan)






01
PPh Badan

Rp
1.750.000,-

-


        Utang PPh


-
Rp
1.750.000,-


(mencatat perhit. PPh Badan)






12
Utang PPh

Rp
1.750.000,-

-


        PPh dibayar dimuka


-
Rp
1.500.000,-


        Kas




250.000,-


(pembyran Utang PPh pd neg.)







Utang Jangka Panjang yang segera jatuh tempo.
Utang Jangka Panjang yang segera jatuh tempo adalah bagian Utang jangka panjang yang jatuh tempo atau harus dibayar dalam waktu tidak lebih dari 12 bulan . Contoh Utang jangka panjang yang jatuh tempo tersebut adalah Utang obligasi, Utang hipotek, Utang wesel jangka panjang yang jatuh tempo tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca.
Contoh soal :
Pada tanggal 31 Desember 2013 PT Havara mempunyai Utang hipotek Rp 75.000.000,- bunga 12 %, yang dibayar secara angsuran  setiap satu tahun tanggal 1 Agustus, sebesar Rp 7.500.000,-.Dari jumlah hipotek sebesar Rp 75.000.000,- ternyata sebesar Rp 7.500.000,- harus dibayar pada Tanggal 1 Agustus 2016. Berarti setelah tanggal 31 Desember 2013 sampai dengan 1 Agustus 2016 waktu angsuran kurang dari 1 tahun, maka angsuran tgl 1 Agustus 2016 dalam neraca 31 Desember 2013 harus dilaporkan dan digolongkan dalam Utang jangka pendek. Berikut ini jurnal-jurnal yang harus dibuat :
TGL
PERKIRAAN
REF
DEBET
KREDIT
2013







Des
31
Utang Hipotek

Rp
7.500.000,-

-


       Utang Hipotek Yg Sgr Jatuh Tempo


-
Rp
7.500.000,-


(mencatat peny. Utang hipotek)






31
Beban Bunga

Rp
3.750.000,-

-


        Utang Bunga


-
Rp
3.750.000,-


(mencatat peny. beban bunga)






Perhitungan beban bunga periode Agustus s.d Desember 2013 (5 bulan):
( 5 x 12 x Rp 75.000.000,- ) / 1200  = Rp 3.750.000,-

Jurnal pada tahun 2016
TGL
PERKIRAAN
REF
DEBET
KREDIT
2016







Jan
01
Utang bunga

Rp
3.750.000,-

-


       Beban Bunga


-
Rp
3.750.000,-


(menctt pembalikan Utg bunga)





Agt
01
Utang Hipotek

Rp
7.500.000,-

-


  Beban Bunga


9.000.000,-




        Kas


-
Rp
16.500.000,-


(mencatat angs. Utang hipotek)






Perhitungan beban bunga periode Agustus 2013 s.d Juli 2016 (12 bulan) :
( 12 x 12 x Rp 75.000.000,- ) / 1200  = Rp 9.000.000,-

Semoga Bermanfaat…!!!



1 komentar:

  1. Thansk infonya. Oiya ngomongin utang, banyak loh orang yang bertanya-tanya: Apa sih yang harus dilakukan setelah bebas dari jeratan utang? Yuk cari tau jawabannya di sini: Yang dilakukan usai bebas utang

    BalasHapus