Jumat, 21 Desember 2018

Tantangan Generasi Milenial

Oleh: Winarto, S.Pd. M.Pd.
Salah satu ciri generasi milenial adalah generasi yang akrab dengan teknologi dan informasi. Perilaku dan kehidupannya hampir tidak dapat terlepas dari teknolgi. Menghadapi kondisi tersebut tentunya perlu kesiapan yang matang agar generasi masa depan menjadi generasi yang kuat, generasi yang menjadi korban kemajuan teknologi. Siswa sebagai bagian dari generasi muda penerus bangsa harus mampu sebagai agen pokok perubahan masa depan bangsa. Untuk hal tersebut perlu ditanamakan beberapa hal pada generasi muda kita. Lalu apa yang seharusnya dilakukan oleh generai muda masa depan... berikut ulasannya!
#1. Memiliki Visi yang Kuat
Visi adalah sesuatu yang ingin dicapai, ingin diraih di masa mendatang. Visi memberikan gambaran jauh ke depan apa yang ingin dan akan dicapai oleh lembaga atau oraganisasi. Siswa yang memiliki visi berarti dirinya memiliki arah, tujuan dan sasaran yang jelas. Hal ini sangat penting, karena visi yang jelas dan kuat akan memberikan dampak positif bagi dirinya terutama dalam bentuk kreasi dan motivasi dalam menggapai tujuan hidupnya. Namun kondisi sebagian generasi muda kita
tidaklah demikian. Sebagian besar genarasi muda hanya sebagai follower atau pengikut saja tertutama pada sesuatu yang dianggapnya baru, tanpa mengetahui dan memahami kemana mereka akan dibawa. Visi yang kuat akan memberikan dampak pada pola pikir dan pola kerja yang jelas, sehingga setiap tindakan dan perbuatannya mampu menghasilkan perubahan positif pada dirinya. Sudahkah kamu memiliki visi yang jelas dalam hidupmu????
#2. Memiliki Sikap Optimis
Sikap Optimis merupakan keyakinan dan keperyaan yang kuat, yang tumbuh dalam diri seseorang untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam rangka mencapai apa yang telah dicita-citakan. Di era milenial sikap optimis mutlak diperlukan, mengingat tantangan dan persaingan hidup demikian ketatnya. Di lain sisi permasalahan hidup juga semakin kompleks, yang menuntut setiap orang untuk mampu untuk mengatasinya. Sebagai contoh tingkat  pengangguran yang semakin tinggi, kesenjangan social dan ekonomi yang semakin lebar, pergaulan bebas yang semakin meraja lela, tingkat kepedulian social yang semakin menurun. Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya membutuhkan tenaga-tenaga yang ulet, trampil dan professional.
Orang yang selalu optimis akan memiliki dampak positif bagi dirinya. Menurut Nur Ghufron, Rini Risnawati, dalam Teori-Teori Psikologi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010) menyebutkan bahwa Optimisme itu sendiri dapat membantu meningkatkan kesehatan secara psikologis, memiliki perasaan yang baik, melakukan penyelesaian masalah dengan cara yang logis sehingga hal ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh
#3. Belajar Tanpa Kenal Batas
Pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa. Lebih-lebih di ere milenial dan era revolusi industry 4.0, maka kita dituntut untuk mampu menjadi tenaga yang smart. Bagi generasi milenial tidak sepantasnya terlena pada kondisi yang ada (dengan berbagai kemudahan dan fasilitas yang ada). Di masa-masa mendatang generasi milenial akan menghadapi banyak permasalahan yang kompleks, yang membutuhkan penyelesaian yang efektif. Untuk mencapai hal tersebut sebagai generasi milenial harus selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Ya… update pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan dan pembelajaran yang tepat tanpa mengenal ruang dan waktu. Terlebih di era revolusi industry 4.0 sumber belajar hampir tersedia di seluruh tempat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah seharusnya mampu memberikan dampak positif bagi proses pendidikan dan pembelajaran generasi milenial.
#4. Penguatan Pendidikan Karakter.
Seberapa tinggi ilmu seseorang tanpa memiliki karakter yang kuat, maka tidak akan memiliki makna apapun dalam kehidupannya. Lalu…apakah sebenarnya karakter itu sendiri? Karakter adalah kumpulan sikap, watak dan kepribadiaan yang melekat pada diri seseorang. Orang yang memiliki sikap, watak dan kepribadian negative biasa dinamakan orang yang tidak memiliki karakter. Karakter terbentuk melalui proses pembelajaran yang panjang baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Bukan tidak mungkin di era milenial kita akan menjadi generasi yang lemah, ketika hanya mengedepankan aspek pengetahun dan ketrampilan saja dan mengabaikan aspek pengembangan sikap.
Seperti kata BJ. Habibie, yang dikutip dari Republika.co.id (08/08/2016), ada tiga hal penting dalam pendidikan, yaitu agama, budaya dan ilmu pengetahuan yang disertai pengamalan teknologi. Ketiganya harus berjalan sinergis, karena jika satu saja tidak ada dan timpang, potensi tergerusnya rasa cinta terhadap budaya bangsa dan hilangnya empati sosial akan kian membesar. Jadi agama dan budaya merupakan unsur pembentukan karakter bagi generasi masa depan.
Oleh karena itu penguatan pendidikan karakter menjadi mutlak bagi generasi milenial. Bagaimana caranya?? Yakni dengan memperkuat kembali nilai-nilai religiusitas, nilai-nilai budaya bangsa yang luhur melalui berbagai bentuk kegiatan yang nyata. Lingungan keluarga, dan sekolah harus mampu membantu terbentuknya karakter siswa yang positif, sehingga pada masa depannya mampu menghasilkan generasi yang kual, cerdas, trampil dan berkarakter.

1 komentar:

  1. Thanks infonya. Oiya, ngomongin milenial, ternyata mereka juga sering loh buat kesalahan yang pada akhirnya bikin mereka susah untuk kaya. Apa aja kesalahannya, temen-temen bisa cek di sini: peluang milenial jadi kaya

    BalasHapus