Salah satu ciri generasi
milenial adalah generasi yang akrab dengan teknologi dan informasi. Perilaku
dan kehidupannya hampir tidak dapat terlepas dari teknolgi. Menghadapi kondisi
tersebut tentunya perlu kesiapan yang matang agar generasi masa depan menjadi
generasi yang kuat, generasi yang menjadi korban kemajuan teknologi. Siswa
sebagai bagian dari generasi muda penerus bangsa harus mampu sebagai agen pokok
perubahan masa depan bangsa. Untuk hal tersebut perlu ditanamakan beberapa hal
pada generasi muda kita. Lalu apa yang seharusnya dilakukan oleh generai muda
masa depan... berikut ulasannya!
#1. Memiliki Visi yang Kuat
Visi adalah sesuatu yang
ingin dicapai, ingin diraih di masa mendatang. Visi memberikan gambaran jauh ke
depan apa yang ingin dan akan dicapai oleh lembaga atau oraganisasi. Siswa yang
memiliki visi berarti dirinya memiliki arah, tujuan dan sasaran yang jelas. Hal
ini sangat penting, karena visi yang jelas dan kuat akan memberikan dampak
positif bagi dirinya terutama dalam bentuk kreasi dan motivasi dalam menggapai
tujuan hidupnya. Namun kondisi sebagian generasi muda kita
tidaklah demikian. Sebagian
besar genarasi muda hanya sebagai follower atau pengikut saja tertutama pada
sesuatu yang dianggapnya baru, tanpa mengetahui dan memahami kemana mereka akan
dibawa. Visi yang kuat akan memberikan dampak pada pola pikir dan pola kerja
yang jelas, sehingga setiap tindakan dan perbuatannya mampu menghasilkan
perubahan positif pada dirinya. Sudahkah kamu memiliki visi yang jelas dalam
hidupmu????
#2. Memiliki Sikap Optimis
Sikap Optimis merupakan
keyakinan dan keperyaan yang kuat, yang tumbuh dalam diri seseorang untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang muncul dalam rangka mencapai apa yang telah
dicita-citakan. Di era milenial sikap optimis mutlak diperlukan, mengingat
tantangan dan persaingan hidup demikian ketatnya. Di lain sisi permasalahan
hidup juga semakin kompleks, yang menuntut setiap orang untuk mampu untuk
mengatasinya. Sebagai contoh tingkat pengangguran
yang semakin tinggi, kesenjangan social dan ekonomi yang semakin lebar,
pergaulan bebas yang semakin meraja lela, tingkat kepedulian social yang
semakin menurun. Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya membutuhkan
tenaga-tenaga yang ulet, trampil dan professional.
Orang yang selalu optimis akan memiliki dampak positif bagi dirinya. Menurut
Nur Ghufron, Rini Risnawati, dalam Teori-Teori Psikologi (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2010) menyebutkan bahwa Optimisme itu sendiri dapat
membantu meningkatkan kesehatan secara psikologis, memiliki perasaan yang baik,
melakukan penyelesaian masalah dengan cara yang logis sehingga hal ini dapat
meningkatkan kekebalan tubuh
#3. Belajar Tanpa Kenal Batas
Pendidikan merupakan kunci
kemajuan suatu bangsa. Lebih-lebih di ere milenial dan era revolusi industry 4.0,
maka kita dituntut untuk mampu menjadi tenaga yang smart. Bagi generasi
milenial tidak sepantasnya terlena pada kondisi yang ada (dengan berbagai
kemudahan dan fasilitas yang ada). Di masa-masa mendatang generasi milenial
akan menghadapi banyak permasalahan yang kompleks, yang membutuhkan
penyelesaian yang efektif. Untuk mencapai hal tersebut sebagai generasi
milenial harus selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Ya… update
pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan dan pembelajaran yang tepat
tanpa mengenal ruang dan waktu. Terlebih di era revolusi industry 4.0 sumber
belajar hampir tersedia di seluruh tempat.
Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi sudah seharusnya mampu memberikan dampak positif bagi proses
pendidikan dan pembelajaran generasi milenial.
#4. Penguatan Pendidikan Karakter.
Seberapa tinggi ilmu seseorang
tanpa memiliki karakter yang kuat, maka tidak akan memiliki makna apapun dalam
kehidupannya. Lalu…apakah sebenarnya karakter itu sendiri? Karakter adalah kumpulan
sikap, watak dan kepribadiaan yang melekat pada diri seseorang. Orang yang
memiliki sikap, watak dan kepribadian negative biasa dinamakan orang yang tidak
memiliki karakter. Karakter terbentuk melalui proses pembelajaran yang panjang
baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Bukan tidak mungkin di era
milenial kita akan menjadi generasi yang lemah, ketika hanya mengedepankan
aspek pengetahun dan ketrampilan saja dan mengabaikan aspek pengembangan sikap.
Seperti kata BJ. Habibie,
yang dikutip dari Republika.co.id (08/08/2016), ada tiga hal penting dalam
pendidikan, yaitu agama, budaya dan ilmu pengetahuan yang disertai pengamalan
teknologi. Ketiganya harus berjalan sinergis, karena jika satu saja tidak ada
dan timpang, potensi tergerusnya rasa cinta terhadap budaya bangsa dan
hilangnya empati sosial akan kian membesar. Jadi agama dan budaya
merupakan unsur pembentukan karakter bagi generasi masa depan.
Oleh karena itu penguatan
pendidikan karakter menjadi mutlak bagi generasi milenial. Bagaimana caranya?? Yakni
dengan memperkuat kembali nilai-nilai religiusitas, nilai-nilai budaya bangsa
yang luhur melalui berbagai bentuk kegiatan yang nyata. Lingungan keluarga, dan
sekolah harus mampu membantu terbentuknya karakter siswa yang positif, sehingga
pada masa depannya mampu menghasilkan generasi yang kual, cerdas, trampil dan
berkarakter.
Semoga bermanfaat!!!
Related Post:
Thanks infonya. Oiya, ngomongin milenial, ternyata mereka juga sering loh buat kesalahan yang pada akhirnya bikin mereka susah untuk kaya. Apa aja kesalahannya, temen-temen bisa cek di sini: peluang milenial jadi kaya
BalasHapus