Oleh Winarto, S.Pd.M.Pd
Agar suatu piutang yang terjadi mempunyai kedudukan hukum yang kuat, maka transaksi piutang yang terjadi, tidak hanya didasarkan pada dasar kepercayaan semata, namun perlu dibuat suatu perjanjian tertulis. Bentuk yang dimaksud adalah Wesel (Note) dan Promes (Promisory Note).
Agar suatu piutang yang terjadi mempunyai kedudukan hukum yang kuat, maka transaksi piutang yang terjadi, tidak hanya didasarkan pada dasar kepercayaan semata, namun perlu dibuat suatu perjanjian tertulis. Bentuk yang dimaksud adalah Wesel (Note) dan Promes (Promisory Note).
Jika
inisiatif pembuatan perjanjian tertulis itu timbul dari kreditur (yang
berhutang) disebut wesel, sedang jika timbul dari pihak yang berutang (debitur) disebut Promes.
Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan :
Wesel
adalah perintah tertulis dari yang berpiutang (kreditur) kepada
yang yang berutang (debitur) untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal yang telah ditentukan,
kepada orang atau badan tertentu/ pembawa.
Promes
adalah surat pengakuan dari yang berutang untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
tanggal yang telah ditentukan kepada orang atau badan tertentu / pembawa.
Contoh
Wesel :
Pada
tanggal 5 Juli 2017 CV Panca Mukti
menjual barang dagang secara kredit kepada Tn Lukman senilai Rp 6.500.000,-.
Perusahaan bermaksud mengubah transaksi tersebut menjadi piutang wesel pada tanggal
6 Agustus 2017. Maka pada tanggal 6
Agustus 2017 CV Panca Mukti membuat
surat kepada Tn Lukman seperti format berikut ini :
Dalam
kasus di atas jika yang membuat perjanjian adalah Tn Rahman, dinamakan Promes.
Berikut ini contoh Promes, yang dibuat oleh Tn Lukman :
Penjelasan
:
1. Tanggal
6 Agustus 2017 disebut tanggal penarikan wesel
2. Tanggal
5 Oktober 2017 disebut tanggal jatuh tempo.
3. CV Panca Mukti dinamakan
pihak penarik wesel.
4. Tn
Lukman, yang mempunyai kewajiban membayar disebut yang kena tarik atau
akseptor.
5. Jika
wesel dijual atau didiskontokan ke bank, maka bank tersebut dinamakan pemegang
wesel.
Wesel
atau promes setelah ditandatangani / diaksep oleh pembuatnya maka dapat untuk
melakukan pembayaran atau diperjual belikan.
Dalam pencatatan transaksi tersebut, baik wesel maupun promes, bagi yang
berpiutang (kreditur) dicatat dalam rekening piutang wesel / wesel tagih (notes
Receivable), sedangkan bagi yang berutang (debitur) dacatat dalam rekening
Utang Wesel / wesel bayar ( Notes Payble ).
JENIS-JENIS WESEL
1. Wesel
Tidak Berbunga
Yaitu
wesel yang nilai pada saat jatuh tempo sama dengan nilai nominalnya, sehingga apabila
wesel tersebut didiskontokan, maka nilai tunai pada saat wesel tersebut
diperjualbelikan akan berkurang sebesar
bunga diskonto yang diperhitungkan.
2. Wesel
Berbunga
Yaitu
wesel yang nilai nominalnya merupakan nilai pada saat penarikan yang meliputi
nilai nominal ditambah dengan bunga wesel yang diperhitungkan, sehingga nilai
tunai pada saat jatuh tempo atau pada saat wesel diperjualbelikan sama dengan
nilai nominal ditambah dengan bunga yang diperhitungkan dikurangi dengan bunga
diskonto.
Berikut
ini diberikan contoh wesel Berbunga:
PENCATATAN WESEL
1. Pada
saat penarikan wesel, dicatat dalam rekening Wesel Tagih/Piutang wesel ( sisi
Debet ).
Baik
wesel berbunga, maupun wesel tidak berbunga, dicatat sebesar nilai nominalnya.
2. Pada
saat dijual/didiskontokan, dicatat Kredit rekening Wesel Tagih/Wesel Tagih
didiskontokan. Untuk wesel tidak berbunga nilai tunainya dikurangi sebesar
bunga/diskonto yang diperhitungkan. Sedangkan Untuk wesel berbunga nilai
tunainya sama dengan nilai nominal ditambah dengan bunga yang diperhitungkan
dikurangi dengan bunga diskonto.
3. Pada
saat jatuh tempo.
Untuk
wesel tidak berbunga, nilai tunai sama dengan nilai nominal.
Untuk
wesel berbunga, nilai tunai sama dengan nilai nominal ditambah dengan bunga
yang diperhitungkan.
4. Perhitungan
Bunga / Diskonto, dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Bunga
/ Diskonto =
|
M x H x P
|
36.000
|
Keterangan :
M =
Nilai Jatuh Tempo. Untuk wesel
tidak berbunga = Nilai Nominal
Untuk wesel berbunga =
Nilai Nominal + Bunga selama periode wesel.
H = Hari
Bunga.
Baik
wesel tidak berbunga atau wesel berbunga, hari bunga dihitung “Mulai tanggal pendiskontoan sampai dengan tanggal jatuh
tempo ( salah satu tanggal tidak dihitung )
Tiap
bulan dihitung menurut hari yang sebenarnya.
Satu
tahun dihitung 360 hari.
P
= Tarif Bunga / Diskonto.
Contoh
Soal :
Wesel
Tidak Berbunga
Berikut
ini transaksi yang terjadi pada PT Bangun
Jaya selama tahun 2017 :
a. Tanggal
5 Juli 2017, PT Bangun Jaya menjual barang dagang kepada Tn Ahmad pemilik CV
Menoreh Indah sebesar Rp 6.500.000,-
b. Tanggal
6 Agustus 2017, PT Bangun Jaya menarik wesel per 60 hari kepada Tn Ahmad
sebesar Rp 6.500.000,-
c. Tanggal
16 Agustus 2017, PT Bangun Jaya mendiskontokan wesel tersebut kepada BRI Cabang
Wates dengan diskonto 9 %.
d. Tanggal
5 Oktober 2017 Tn Ahmad melunasi utang weselnya ke BRI Cabang Wates.
Dari
data tersebut buat jurnal yang harus dibuat pada PT Bangun Jaya, TN Ahmad dan
BRI !
Jawab :
Jurnal
yang dibuat PT Bangun Jaya :
TGL
|
KETERANGAN
|
Ref
|
DEBET
|
KREDIT
|
|
2017
|
|||||
Juli
|
05
|
Piutang
Dagang
|
6.500.000
|
-
|
|
Penjualan
|
-
|
6.500.000
|
|||
Agst
|
06
|
Piutang
Wesel
|
6.500.000
|
-
|
|
Piutang Dagang
|
-
|
6.500.000
|
|||
Agst
|
16
|
Kas
|
6.418.750
|
-
|
|
Biaya
Bunga
|
81.250
|
||||
Piutang Wesel
|
-
|
6.500.000
|
|||
Okt
|
05
|
Tidak
Menjurnal
|
Penjelasan :
Perhitungan
bunga/diskonto tanggal 16 Agustus :
Agustus = 31 – 16
= 15 hari Bunga/Diskonto
=
September = 30 hari Rp 6.500.000,- x 50 x 9/36.000
Oktober = 5 hari + = Rp 18.750
Jumlah 50 hari
Jurnal yang dibuat oleh Tn Ahmad
TGL
|
KETERANGAN
|
Ref
|
DEBET
|
KREDIT
|
|
2017
|
|||||
Juli
|
05
|
Pembelian
|
6.500.000
|
-
|
|
Utang Dagang
|
-
|
6.500.000
|
|||
Agst
|
06
|
Utang
Dagang
|
6.500.000
|
-
|
|
Utang Wesel
|
-
|
6.500.000
|
|||
Agst
|
16
|
Tidak
Menjurnal
|
-
|
-
|
|
Okt
|
05
|
Utang
Dagang
|
6.500.000
|
-
|
|
Kas
|
-
|
6.500.000
|
Jurnal yang dibuat oleh BRI
TGL
|
KETERANGAN
|
Ref
|
DEBET
|
KREDIT
|
|
2017
|
|||||
Juli
|
05
|
Tidak
Menjurnal
|
|||
Agst
|
06
|
Tidak
Menjurnal
|
|||
Agst
|
16
|
Piutang
Wesel
|
6.500.000
|
-
|
|
Kas
|
-
|
6.418.750
|
|||
Pendapatan Bunga
|
-
|
81.250
|
|||
Okt
|
05
|
Kas
|
6.500.000
|
-
|
|
Piutang Wesel
|
-
|
6.500.000
|
Wesel Berbunga
Misalkan
soal dari contoh di atas berbunga 12 % setahun, dan didiskontokan dengan
diskonto 9%, maka jurnal yang harus dibuat oleh masing-masing pihak akan tampak
sebagai berikut :
Jawab
:
Jurnal
yang dibuat PT Bangun Jaya :
TGL
|
KETERANGAN
|
Ref
|
DEBET
|
KREDIT
|
|
2017
|
|||||
Juli
|
05
|
Piutang
Dagang
|
6.500.000
|
-
|
|
Penjualan
|
-
|
6.500.000
|
|||
Agst
|
06
|
Piutang
Wesel
|
6.500.000
|
-
|
|
Piutang Dagang
|
-
|
6.500.000
|
|||
Agst
|
16
|
Kas
|
6.547.125
|
-
|
|
Pendapatan Bunga
|
-
|
47.125
|
|||
Piutang Wesel
|
-
|
6.500.000
|
|||
Okt
|
05
|
Tidak
Menjurnal
|
Penjelasan :
Nilai Nominal Wesel = Rp 6.500.000,-
Bunga = Rp 1.500.000,- x 60 x 12/36.000 = 130.000,- +
Nilai tunai pada saat jatuh
tempo = Rp
6.630.000,-
Diskonto = Rp 1.530.000 x 50 x 9/36.000 = 82.875,- _
Nilai Tunai pada saat
pendiskontoan = Rp 6.547.125,-
Nilai Nominal Wesel = 6.500.000,-
Laba Diskonto (pendapatan
Bunga) = Rp 47.125.-
Jurnal yang dibuat oleh Tn
Ahmad
TGL
|
KETERANGAN
|
Ref
|
DEBET
|
KREDIT
|
|
2017
|
|||||
Juli
|
05
|
Pembelian
|
6.500.000
|
-
|
|
Utang Dagang
|
-
|
6.500.000
|
|||
Agst
|
06
|
Utang
Dagang
|
6.500.000
|
-
|
|
Utang Wesel
|
-
|
6.500.000
|
|||
Agst
|
16
|
Tidak
Menjurnal
|
-
|
-
|
|
Okt
|
05
|
Utang
Dagang
|
6.500.000
|
-
|
|
Beban
Bunga
|
130.000
|
||||
Kas
|
-
|
6.630.000
|
Jurnal yang dibuat oleh BRI
TGL
|
KETERANGAN
|
Ref
|
DEBET
|
KREDIT
|
|
2017
|
|||||
Juli
|
05
|
Tidak
Menjurnal
|
-
|
-
|
|
Agst
|
06
|
Tidak
Menjurnal
|
-
|
-
|
|
Agst
|
16
|
Piutang
Wesel
|
6.500.000
|
-
|
|
Beban
Bunga
|
47.125
|
-
|
|||
Kas
|
-
|
6.547.125
|
|||
Okt
|
05
|
Kas
|
6.630.000
|
-
|
|
Pendapatan Bunga
|
-
|
130.000
|
|||
Piutang Wesel
|
-
|
6.500.000
|
Semoga bermanfaat....!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar