Aktiva
tetap dimiliki oleh perusahaan untuk kegiatan normal perusahaan, sehingga hal
tersebut akan menyebabkan berkurangnya nilai aktiva tetap. Oleh karena itu
dapat dinyatakan bahwa harga perolehan yang melekat pada aktiva tetap merupakan
biaya yang ditangguhkan pembebanannya. Oleh karena itu harga perolehan tersebut
harus dialokasikan pada periode-periode yang menikmatinya. Proses alokasi harga perolehan tersebut disebut depresiasi.
Untuk aktiva sumber alam disebut deplesi
dan untuk aktiva tak berujud disebut amortisasi.
Dari
hal tersebut, maka penyusutan aktiva tetap adalah merupakan suatu cara yang
sistematis untuk mengurangi atau mengalokasikan harga pokok perolehan aktiva
tetap menjadi beban atau biaya yang dikeluarkan secara berkala atau periodik yang
dibebankan ke pendapatan selama umur manfaat aktiva tetap tersebut. Penyusutan
aktiva tetap disebabkan oleh bebarapa faktor diantaranya adalah :
Yakni
faktor penyusutan yang disebabkan aktiva tetap tetap yang bersangkutan aus
karena penggunaan, umur atau karena kerusakan-kerusakan.
2. Faktor
Fungsional
Faktor
penyusutan yang disebabkan oleh ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan
produksi, adanya kemajuan teknologi, adanya perubahan permintaan terhadap
barang atau jasa yang dihasilkan.
Faktor-faktor
yang menentukan besarnya penyusutan :
1. Besarnya
harga perolehan aktiva tetap
Harga
perolehan aktiva tetap adalah harga dari semua pengeluaran biaya yang
diperlukan untuk memperoleh aktiva tetap itu sehingga siap dipakai atau
berfungsi sesuai dengan tujuan pemilikannya.
2. Nilai
sisa / residu (salvage value)
Adalah
tafsiran harga jual aktiva tetap yang tidak terpakai lagi. Nilai jual barang
bebas sering disebut nilai residu atau nilai serap.
Jumlah
yang disusutkan dan menjadi beban penyusutan selama umur ekonomis aktiva tetap
adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa / residu.
3. Umur
ekonomis aktiva tetap
Adalah
lamanya aktiva tetap yang bersangkutan dapat memberikan jasa atau manfaat
secara menguntungkan.
4. Metode
Penyusutan atau depresiasi yang digunakan
Metode Penyusutan atau Depresiasi yang Digunakan
Untuk menentukan besarnya penyusutan aktiva tetap
dalam tiap periode, maka diperlukan perhitungan-perhitungan. Besarnya
perhitungan penyusutan aktiva tetap akan berbeda-beda, tergantung pendekatan mana
yang diambil perusahaan untuk menentukan besarnya penyusutan. Pemilihan metode
tergantung pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan.
Penentuan besarnya penyusutan setiap periode
akuntansi untuk berbagai jenis aktiva tetap dapat dilakukan dengan beberapa
metode antara lain :
1. Metode
garis lurus (straight line method)
2. Metode
saldo menurun, yang meliputi :
a. Metode
jumlah angka tahun (sum of the years
digits method)
b. Metode tarif tetap atas nilai buku / Metode saldo
menurun ganda. ( Double
Declining Balance Method )
3. Metode
satuan produksi (unit of production method)
a. Metode
Hasil Produksi ( Productive Output Method
)
b. Metode
jam kerja (Service Hours Method)
4. Metode
tarif kelompok / gabungan (composite rate depreciation method)
Untuk
memahami secara lebih mendalam dari metode tersebut, maka dapat dijabarkan
seperti berikut ini:
1. Penyusutan
Metode Garis Lurus ( Straight Line Method
)
Penyusutan
metode garis lurus adalah suatu cara untuk mengurangi dan mengalokasikan harga
pokok / harga perolehan aktiva tetap menjadi beban dengan jumlah yang sama
setiap periode akuntansi selama umur ekonomis aktiva tetap tersebut. Metode ini
umumnya diterapkan atas aktiva tetap yang memberikan manfaat dari tahun ke
tahun relatif sama, seperti gedung, alat penimbang, pengatur udara (AC),
perabot kantor.
Rumus :
Penyusutan / Tahun = (HP – NS) / n atau
Beban Penyusutan
= Tarif Penyusutan x (HP - NS)
Keterangan : HP =
Harga perolehan aktiva tetap
NS = Taksiran nilai sisa / residu
n = Taksiran umur ekonomis
Tarif penyusutan
= 100% / n atau 100% / UE
Menurut metode garis lurus, tarif penyusutan selama umur
ekonomis adalah 100%. Bila umur ekonomis aktiva tetap dinyatakan n tahun,
besarnya penyusutan setiap tahun = 100%
/ n
Contoh :
Tanggal 2 Januari 2009
CV Amanah membeli sebuah mesin fotokopi merek xerok dengan harga
perolehan Rp. 20.000.000,-. Taksiran Umur Ekonomis (TUE) 5 tahun dan taksiran nilai residu Rp. 2.500.000,-.
Hitunglah besarnya beban penyusutan mesin fotokopi setiap tahun selama 5 tahun
dan buatlah jurnal penyesuaiannya setiap akhir tahun.
Jawab
:
Tarif
penyusutan tiap tahun = 100% / 5
= 20%
Perhitungan Penyusutan :
Tahun
|
Keterangan
|
2009
|
20% x (Rp. 20.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00) = Rp. 3.500.000,00
|
2010
|
20% x (Rp. 20.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00) = Rp. 3.500.000,00
|
2011
|
20% x (Rp. 20.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00) = Rp. 3.500.000,00
|
2012
|
20% x (Rp. 20.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00) = Rp. 3.500.000,00
|
2013
|
20% x (Rp. 20.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00) = Rp. 3.500.000,00
|
Jurnal penyesuaian (akhir tahun 2009, 2010, 2011, 2012
dan 2013) adalah sama yaitu :
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Jumlah
|
||
Debet (Rp)
|
Kredit (Rp)
|
||||
200..
|
|||||
Des.
|
31
|
Beban Peny. Mesin Fotokopi
|
3.500.000
|
-
|
|
Akm.
Peny. Mesin Fotokopi
|
-
|
3.500.000
|
|||
Untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai pencatatan
penyusutan akativa tetap selama umur ekonomis, di bawah ini disajikan harga
perolehan, beban penyusutan pertahun, akumulasi penyusutan dan nilai buku mesin
fotokopi dari tahun 2009 sampai dengan 2013 sebagai berikut :
Tahun
|
Harga Perolehan Aktiva Tetap
|
Beban Penyusutan per Tahun
|
Akumulasi Penyusutan
|
Nilai Buku Akhir Tahun
|
2009
|
Rp.
20.000.000,-
|
Rp.
3.500.000,-
|
Rp. 3.500.000,-
|
Rp.
16.500.000,-
|
2010
|
Rp.
20.000.000,-
|
Rp.
3.500.000,-
|
Rp. 7.000.000,-
|
Rp.
13.000.000,-
|
2011
|
Rp.
20.000.000,-
|
Rp.
3.500.000,-
|
Rp.
10.500.000,-
|
Rp. 9.500.000,-
|
2012
|
Rp.
20.000.000,-
|
Rp.
3.500.000,-
|
Rp.
14.000.000,-
|
Rp. 6.000.000,-
|
2013
|
Rp.
20.000.000,-
|
Rp.
3.500.000,-
|
Rp.
17.500.000,-
|
Rp. 2.500.000,-
|
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan hal-hal berikut ini :
1) Aktiva
tetap harus disajikan sebesar harga perolehannya yaitu Rp. 20.000.000,00
walapun setiap tahunnya mengalami penyusutan.
2) Menurut
metode garis lurus, beban penyusutan dari tahun ke tahun besarnya sama yaitu
Rp. 3.500.000,00.
3) Berkurangnya
nilai aktiva tetap dicatat pada akumulasi penyusutan yang setiap tahunnya
betambah sebesar Rp. 3.500.000,00 dan makin lama makin besar.
4) Nilai
buku setiap tahun berkurang sebesar Rp. 3.500.000,00 dan makin lama makin kecil
pada saat umur ekonomisnya habis, yaitu setelah berumur 5 tahun sesuai yang
ditafsiran tinggal Rp. 2.500.000,00 sama dengan tafsiran nilai residu.
Semoga Bermanfaat...!!!!
Referensi:
Rudianto. Pengantar Akuntansi (2008). Penerbit Erlangga
Henry Simamora. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan. Jilid 2 (2000). Penerbit Salemba Empat
Slamet Sugiri, Sumiyana. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku 1 (2005). Penerbit AMP YKPN
Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN
Slamet Sugiri, Akuntansi Pengantar 2 (2002). Penerbit AMP YKPN
Al. Haryono Jusup. Dasar-Dsar Akuntansi Jilid 2. (1995). Penerbit: BP STIE YKPN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar