Selasa, 04 Desember 2018

7 Kesalahan Dalam Mendidik Anak


Masa kanak-kanan seringkali disebut sebagai masa keemasan. Pada masa inilah, kepribadian manusia mulai terbentuk. Apa yang dipelajari pada masa kanak-kanak akan menentukan menjadi siapa ia di masa mendatang. Hal ini yang diungkapkan ahli psikoanalisa ternama, Sigmund Freud. Menurutnya, awal perkembangan seseorang akan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilakunya di kemudian hari. 
Orangtua memiliki andil penting dalam perkembangan seorang anak. Merekalah orang pertama yang dekat dan menjadi contoh si anak. Mereka pula yang menjadi guru pertama bagi sang anak. Tapi, tanpa disadari orangtua justru sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak. Apa saja kesalahan-kesalahan tersebut?
Berikut ini ada 7 kesalahan yang tanpa sengaja dilakukan orang tua dalam mendidik anak. Simak selengkapnya di sini ya. 

1. Terlalu sering mengatakan jangan
Hal ini yang diungkapkan Ani Kuswati. Kepala Sekolah TK dan PAUD Aisyiah Purworejo ini mengungkapkan, sebaiknya melarang anak itu dalam batasan wajar saja. "Banyak orangtua, dengan niat melindungi anak tapi justru membuat mereka tidak kreatif," tuturnya kepada brilio.net. Misalnya, banyak orangtua yang melarang anak untuk bermain di luar karena takut kotor dll. Selama masih dalam batasan wajar, biarkan anak mengembangkan kreativitas kanak-kanak mereka. 
2. 
Membanding-bandingkan Anak 
Hal ini yang diungkap Dwi Puji Rahayu, wanita yang kini bekerja di salah satu bank swasta ini mengaku pernah sebal pada orangtuanya karena sering dibanding-bandingkan dengan kakaknya. "Mungkin niatnya biar saya jadi lebih termotivasi, tapi seringnya saya justru merasa tidak dihargai. Masalahnya, saya punya minat dan bakat yang berbeda dengan saudara saya. Sering, satu ukuran jadi pembanding, ini kan tidak fair," ungkapnya kepada brilio.net. Setiap anak punya bakat dan minat masing-masing, orangtua memang harus lebih berhati-hati dalam menilai potensi anak.
3. 
Menumbuhkan Rasa Takut pada Anak 
Kamu mungkin pernah mengalami, pas kamu nangis atau adikmu nangis terus orangtuamu menyuruh diam dengan menakut-nakuti hantu atau yang lain? Hal ini yang menyebabkan hantu menjadi momok yang sangat ditakutkan oleh anak-anak bahkan sampai dewasa. 
4. 
Tanpa Sadar Mengajarkan Kekerasan
Mungkin orangtua mengira anak-anak belum bisa merekam ingatan dengan baik sehingga sering lalai berkelahi di depan anak-anaknya. Padahal, anak-anak akan merekamnya dan mengingatnya. Seperti yang dituturkan Yuda, siswa SMA di Cikarang ini mengaku selalu ingat perkelahian orangtuanya ketika ia masih kecil. 
"Orangtuaku ketika aku gede justru banyak memanjakan. Tapi, dulu mereka sangat sering berantem, mungkin karena kondisi ekonomi kami buruk waktu aku masih kecil ya. Mungkin itu yang membuat aku jadi galak ke adik-adikku," katanya pada brilio.net. 

5. Terlalu memanjakan anak
Memenuhi permintaan anak itu tidak salah. Setiap orangtua pasti ingin membahagiakan anaknya. Menjadi keliru adalah ketika berlebihan, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sombong dan boros. 
"Memberikan yang terbaik untuk anak itu perlu, tapi selalu memberikan barang-barang dan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu mereka butuhkan itu tidak baik. Hal ini bisa membuat mereka jadi boros dan sombong. Meski tidak selalu karena hal tersebut ya, tapi bisa jadi salah satu faktor penyebab," kembali ungkap Ani Kuswati kepada brilio.net.

6. Terlalu keras dan kaku
Komunikasi dalam keluarga itu sangat dibutuhkan. Begitu juga antara orangtua dan anak, komunikasi yang baik akan menumbuhkan hubungan yang baik. Orangtua yang terlalu kaku akan membuat anak menjadi susah untuk mengungkapkan perasaan mereka. Anak jadi terbiasa untuk memendam perasaan, hal ini akan terbawa hingga anak dewasa. Biasakan komunikasi dengan baik pada anak ya parents.
7. 
Hanya Fokus pada Kebutuhan Jasmani Anak
Anak bukan cuma butuh baju bagus, sekolah yang bagus, dan rumah yang bagus. Anak juga butuh orang-orang yang mendengarkannya dengan baik dan mengajari mereka bersikap yang baik. Terkadang, tanpa sadar orangtua terlalu sibuk hingga mengabaikan kebutuhan anak untuk diperhatikan. Berusaha untuk menyeimbangkan kebutuhan anak adalah solusi. Semangat ya parents!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar